Sentimen
Undefined (0%)
30 Jun 2025 : 12.37
Informasi Tambahan

Agama: Kristen

Kab/Kota: Salatiga, Semarang

Hebat, Siswa SD Kristen Satya Wacana Raih 8 Medali di Kejuaraan Renang Provinsi

30 Jun 2025 : 12.37 Views 4

Espos.id Espos.id Jenis Media: News

Hebat, Siswa SD Kristen Satya Wacana Raih 8 Medali di Kejuaraan Renang Provinsi

Esposin, SALATIGA - SD Kristen Satya Wacana kembali torehkan prestasi membanggakan. Kali ini prestasi datang dari Kenzie Maximilian Julius, siswa kelas VIB yang berhasil menyabet sederet kemenangan di dua kejuaraan renang tingkat provinsi, yakni Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) dan Babak Kualifikasi Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Tengah 2026. 

Pada kejuaraan Popda yang dihelat oleh Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Jawa Tengah, Maxi, panggilan akrabnya, berhasil mengantongi tiga juara sekaligus, yakni Juara 2 Renang Gaya Dada 100 M Putra, Juara 2 Renang Gaya Punggung 100 M Putra, dan Juara 3 Renang Gaya Bebas 100 M Putra Kategori SD/MI/Sederajat, di Semarang, 22 - 25 Mei 2025. 

Sementara pada Babak Kualifikasi Porprov yang diselenggarakan oleh Akuatik Indonesia di GOR Jatidiri, Semarang. Maxi menuai lima kemenangan dengan perolehan waktu tercepat pada Group 3 dengan Kelompok Umur (KU) 12-13 tahun, yakni Juara 1 Gaya Ganti Perorangan Putra 400 M, Juara 3 Gaya Ganti Perorangan Putra 200 M, Juara 3 Gaya Bebas Putra 200 M, Juara 2 Gaya Bebas Putra 1500 M, dan Juara 2 Gaya Bebas Putra 400 M.

Sederet prestasi mentereng ini merupakan perjuangan yang tak mudah bagi Maxi. Disiplin, kerja keras, serta semangat pantang menyerah merupakan kunci untuk meraih hasil maksimal. 

“Yang berat itu rasa malas karena harus latihan dari jam 4 pagi,” ungkapnya saat ditemui di ruang kepala sekolah SD Kristen Satya Wacana, Senin (30/6/2025).

Diketahui, Maxi saat ini tergabung dalam Tri Cakti Semesta (TCS), klub renang bergengsi asal Semarang. Sang ibu, Silvia Yohana, menceritakan bagaimana padatnya aktivitas yang dilakoni anaknya sebagai atlet renang. 

“Anaknya luar biasa, tidak pernah sekalipun mengeluh. Setiap hari ia harus bangun jam 4 pagi untuk berangkat latihan di Semarang. Latihan dari jam 5-7 pagi, kemudian pulang lagi untuk sekolah. Nanti siang sekitar jam 2 latihan lagi di Semarang. Baru pulang sampai rumah sekitar jam 8 malam,” tuturnya. 

Ia mengaku bangga akan kerja keras dan kedisiplinan sang anak yang membuahkan prestasi bagi sekolah, bahkan akan menjadi wakil Salatiga menuju kancah nasional. Berkat kemauannya yang tinggi, tak cuma sederet prestasi yang didapat, namun juga membentuk mindset dan mentalitas sebagai atlet profesional sejak dini. 

“Saya tidak pernah membayangkan Maxi akan jadi atlet. Meskipun aktivitasnya begitu padat serta tekanan dari tim pelatih ia sama sekali tidak merasa tertekan, itu yang saya salut. Dan sebagai orang tua saya tidak pernah menekan, tugas saya hanya memberikan fasilitas dan mendampingi, selebihnya adalah hasil jerih payahnya sendiri,” tambahnya. 

Sinergitas Orang Tua dan Sekolah

Sementara itu, Kepala Sekolah SD Kristen Satya Wacana Amrih Gunarto, S. Sn., M. Pd., menyampaikan rasa bangga serta mendukung sepenuhnya setiap siswa yang memiliki kompetensi unggul dalam bidang apapun.

Ia mengatakan terdapat dua kategori prestasi siswa, pertama prestasi dengan binaan sekolah, yakni para siswa yang mendapat fasilitas dan pendampingan penuh oleh tenaga pendidik, umumnya di bidang akademis. 

Kedua, sinergitas orang tua dan sekolah, yakni para siswa dengan talenta non-akademis yang aktif berkompetisi di luar sekolah. Dalam hal ini, komunikasi intensif antara orang tua dan sekolah menjadi aspek penting menunjang program prestasi anak.

“Kami bangga dengan prestasi siswa dan akan terus mendukung anak-anak yang memiliki kompetensi di bidang apapun. Adapun terkait dengan prestasi siswa, terdapat dua kategori, pertama, binaan dari sekolah. Dua, sinergi dengan orang tua, yakni seperti Maxi ini yang sudah mengikuti klub di luar sekolah, kami beri kekhususan seperti dispensasi, semata-mata supaya anak berkembang sesuai passion,” terangnya. 

Selain itu, ia juga menargetkan untuk pengajuan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Kinerja Sekolah Prestasi yang mampu menunjang pelaksanaan pengembangan talenta dalam rangka meningkatkan prestasi peserta didik. 

“Target kami adalah bisa mengajukan BOS Prestasi untuk pengembangan anak maupun guru,” ungkapnya. 

Ia berharap dengan optimalisasi program prestasi tak sekadar membingkai deretan piagam di dinding sekolah, namun juga memberikan fasilitas serta ruang seluas-luasnya bagi anak guna meningkatkan kompetensi dan kemampuan berbasis talenta. 

Melalui kegiatan ini pula, UKSW sekaligus menunjukkan dukungan nyata terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDGs ke-4 pendidikan berkualitas, yakni mendorong mutu pendidikan. 

Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, UKSW telah berdiri sejak 1956 dengan 15 fakultas dan 64 program studi di jenjang D3 hingga S3, dengan 31 Prodi Unggul dan A. 

Terletak di Salatiga, UKSW dikenal dengan julukan Kampus Indonesia Mini, mencerminkan keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah. Selain itu, UKSW juga dikenal sebagai "Creative Minority" yang berperan sebagai agen perubahan dan inspirasi bagi masyarakat. (NA)

Sentimen: neutral (0%)