Sentimen
Undefined (0%)
30 Jun 2025 : 19.20
Informasi Tambahan

Agama: Kristen

Institusi: Universitas Hasanuddin, Universitas Indonesia

Kab/Kota: Salatiga, Solo

UKSW Lepas 4 Mahasiswa ke KEIO SFC Summer Immersion Program 2025

30 Jun 2025 : 19.20 Views 13

Espos.id Espos.id Jenis Media: News

UKSW Lepas 4 Mahasiswa ke KEIO SFC Summer Immersion Program 2025

Esposin, SALATIGA -- Komitmen Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) dalam mengembangkan jejaring internasional diperkuat melalui kegiatan pelepasan mahasiswa peserta KEIO Shonan Fujisawa Campus (SFC) Summer Immersion Program 2025. Diselenggarakan oleh Direktorat Kerja Sama (DIKER), kegiatan ini berlangsung di Rumah Noto pada Kamis (26/06/2025), dan dihadiri oleh sejumlah pimpinan universitas, termasuk Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Kewirausahaan Profesor Eko Sediyono, Direktur DIKER Dr. Dian Toar Y. Getroidester Sumakul, S.Pd., M.A., serta Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Kealumnian Profesor Yafet Yosafet Wilben Rissy yang hadir secara daring.

Empat mahasiswa UKSW yang berhasil lolos dalam seleksi program prestisius ini adalah Kezia Shevoni Aribawana, Tokon Uropmabin, Salvano Matthew Christjan, dan Beltsyaza Felycia Alexandra. Keempat mahasiswa UKSW ini menjadi bagian dari delegasi Indonesia, bergabung dengan peserta lainnya dari Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Hasanuddin (UNHAS), menjadikan delegasi Indonesia berjumlah delapan orang. Kegiatan ini akan dilaksanakan di KEIO University, Shonan Fujisawa Campus, Jepang, pada 30 Juni hingga 8 Juli 2025.

Kegiatan KEIO SFC Summer Immersion Program ini pertama kalinya diselenggarakan sebagai ruang perjumpaan akademik dan budaya lintas negara. Di bawah koordinasi Profesor Yo Nonaka, para peserta akan mengikuti seminar bersama Profesor Oki Satoko dan Prof. Vu Le Tao Chi dalam Kenkyukai’s Class, melaksanakan penelitian mini sesuai dengan minat keilmuan masing-masing, serta terlibat aktif dalam perhelatan budaya seperti Indonesian Night, pendampingan kelas Bahasa Indonesia, dan Festival Tanabata.

Jadi Duta di Negeri Sakura

Profesor Eko Sediyono dalam arahannya menekankan pentingnya menjadikan program ini sebagai media pengembangan diri yang utuh, baik dalam aspek keilmuan maupun pemahaman kultural.

“Kalian tidak hanya membawa nama UKSW, tetapi juga menjadi representasi Indonesia. Manfaatkan momen ini untuk membangun jejaring, memperkaya perspektif, serta memperkenalkan budaya bangsa secara inklusif dan membanggakan,” pesannya.

Senada dengan hal tersebut, Profesor Yafet Yosafet Wilben Rissy turut menyampaikan bahwa partisipasi UKSW dalam program ini menandai fase baru dalam sejarah kerja sama akademik global yang telah dirintis kampus sejak lama.

“Keterlibatan dalam KEIO SFC Summer Immersion menjadi tonggak penting setelah program EASE (East Asia Student Encounter-Red), Globees (Global Education Experiences (GlobEEs)-Red), dan PIBBI (Program Intensif Bahasa & Budaya Indonesia-Red). Mahasiswa yang hari ini dilepas akan menjadi pionir dan teladan bagi angkatan berikutnya,” tegasnya.

Profesor Yafet juga memberikan apresiasi yang tinggi bagi keempat peserta dari UKSW berani mengambil keputusan untuk berpartisipasi dalam program pertukaran mahasiswa UKSW dan KEIO University untuk pertama kalinya, termasuk memberikan ucapan terima kasih kepada orang tua mahasiswa yang mengijinkan dan membiayai anaknya untuk mengikuti program ini.

Sementara itu, Dr. Dian Toar Y. Getroidester Sumakul menggarisbawahi bahwa partisipasi UKSW dalam program ini merupakan realisasi dari arah strategis kampus dalam menguatkan kolaborasi dengan institusi pendidikan tinggi bereputasi dunia.

“Keikutsertaan UKSW dalam KEIO Summer Immersion Program merupakan sebuah pencapaian penting dalam sejarah kerja sama internasional universitas. UKSW menjadi satu-satunya perguruan tinggi swasta di Indonesia yang memperoleh kepercayaan untuk mengirim delegasi terbanyak,” ungkapnya.

Mimpi dan Misi

Salah satu peserta, Salvano Matthew Christjan, mahasiswa Fakultas Hukum, mengungkapkan kebanggaannya mendapat kesempatan untuk mengembangkan kapasitas akademik sekaligus memperkenalkan budaya Indonesia di kancah internasional.

“Saya merasa terhormat bisa menjadi bagian dari program ini. Ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan, sekaligus tanggung jawab untuk membawa nilai-nilai luhur budaya bangsa dalam interaksi global,” ujar mahasiswa asal Solo tersebut.

Tokon Uropmabin, mahasiswa asal Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, yang kini menempuh studi di Fakultas Ilmu Kesehatan, menyampaikan bahwa pengalaman ini akan dimanfaatkannya untuk mendalami praktik pembelajaran lintas budaya, terutama dalam konteks penguasaan bahasa asing.

“Saya tertarik untuk meneliti strategi independent learning mahasiswa KEIO dalam mempelajari Bahasa Indonesia. Riset ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan pedagogi bahasa asing, terutama bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua,” tuturnya.

Pelepasan ini bukan sekadar seremoni, melainkan representasi nyata dari visi UKSW untuk menjadi world class university. Selain itu, keikutsertaan UKSW dalam program ini turut mengukuhkan Sustainable Development Goals (SDGs) ke-4 pendidikan berkualitas, SDGs ke-17 kemitraan untuk mencapai tujuan, SDGs ke-16 perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang tangguh, serta SDGs ke-10 mengurangi ketimpangan. 

Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, UKSW telah berdiri sejak 1956 dengan 15 fakultas dan 64 program studi di jenjang D3 hingga S3, dengan 31 Prodi Unggul dan A. Terletak di Salatiga, UKSW dikenal dengan julukan Kampus Indonesia Mini, mencerminkan keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah. Selain itu, UKSW juga dikenal sebagai “Creative Minority” yang berperan sebagai agen perubahan dan inspirasi bagi masyarakat. (NA)

Sentimen: neutral (0%)