Sentimen
Undefined (0%)
30 Jun 2025 : 07.47
Informasi Tambahan

Institusi: Universitas Indonesia

Kab/Kota: Boyolali, Klaten

Juni Berpuisi Hadirkan Murid Sapardi Djoko Damono, Asli Warga Boyolali

30 Jun 2025 : 07.47 Views 33

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Juni Berpuisi Hadirkan Murid Sapardi Djoko Damono, Asli Warga Boyolali

Esposin, BOYOLALI — Puluhan orang melakukan bincang dan baca puisi bertajuk Juni Berpuisi di Passinaon Cafe, Karanggeneng, Boyolali pada Minggu (29/6/2025) sore hingga malam. Salah satu murid Sapardi Djoko Damono yang berasal dari Boyolali, Ibnu Wahyudi, turut datang sebagai narasumber.

Ia merupakan murid Sapardi saat di Universitas Indonesia (UI) dan kemudian menjadi asistennya. Saat ini, ia menjadi sastrawan, pelukis, pemuisi, hingga akademisi.

Tak hanya Ibnu Wahyudi, hadir sebagai narasumber redaktur Sastra dan Bahasa Erakini.id, Akhmad Baihaqi Arsyad atau Abe.

Dalam acara, Iben, sapaan akrab Ibnu Wahyudi sempat menggelitik dengan menyinggung puisi Sapardi berjudul Aku Ingin.

“Banyak undangan pernikahan yang menggunakan puisi Aku Ingin. Padahal maksudnya Pak Sapardi bukan untuk itu,” jelas dia disambut gelak tawa peserta.

Ia mengatakan kata “aku ingin mencintaimu secara sederhana” dan yang lain dalam puisi tersebut berarti hal tersebut belum terjadi.

Ditemui seusai acara, Iben mengatakan ia berkenalan dengan Sapardi saat di bangku kuliah. Saat itu ia menjadi mahasiswa sastra di UI dan Sapardi menjadi dosennya.

“Saat itu, saya mulai mengenal beliau, menjadi asisten beliau, bahkan skripsi saya saja yang membimbing Pak Sapardi,” kata dia kepada Espos.

Selanjutnya, pria 67 tahun asal Desa Candi, Kecamatan Ampel tersebut mengapresiasi adanya agenda Juni Berpuisi di Boyolali. Menurutnya, segala kegiatan yang mengajak masyarakat untuk lebih cerdas, pintar, peduli, dan toleran akan ada manfaatnya.

“Meskipun tantangan, minat, atau kepedulian orang terhadap acara seperti ini tidak besar, tidak boleh menyerah. Kita harus berpegang pada prinsip bahwa sesuatu yang baik harus dilakukan sepenuh hati,” kata dia.

Ia berharap kegiatan yang dilakukan dapat mengembalikan minat masyarakat untuk kembali membaca dan menikmati buku dibanding sekadar lewat gawai.

Sementara itu, penata acara, Gustia Saputri, mengatakan dalam dua sesi acara terdapat sekitar 70 peserta.

Acara tersebut digelar oleh komunitas Boyolali Book Club (BBC) untuk mewadahi keinginan anggotanya dan pegiat literasi yang memiliki minat dalam subsastra puisi.

Menurutnya, selama ini kegiatan komunitas literasi masih terfokus dan terbatas pada diskusi buku fiksi-nonfiksi. Walau puisi masuk dalam kategori fiksi, Gustia menilai subsastra tersebut masih jarang tersentuh.

“Bertepatan dengan bulan Juni, bulan ini identik dengan segala tentang Sapardi dan puisi, BBC menginisiasi dan memberikan wadah tersebut untuk teman-teman pegiat literasi dalam tajuk ‘Juni Berpuisi’,” jelasnya.

Gustia berharap dengan acara tersebut, puisi makin dikenal tak hanya sekadar karya yang mendayu-dayu. Namun, bisa dimaknai dengan menjadi sebuah karya perantara pesan bagi orang yang membutuhkannya.

Sementara itu, salah satu peserta dari Klaten, Anggita Dwi C, menilai acara Juni Berpuisi sangat seru dan berkesan.

Ia mengaku baru kali pertama datang ke acara pembacaan puisi, terlebih datang pula narasumber seperti redaktur sastra hingga sastrawan dan akademisi murid maestro puisi Sapardi Djoko Damono.

“Ini merupakan hal yang baru tentunya bagi aku, yang mana dengan mengikuti kegiatan Juni Berpuisi pastinya menambah wawasan dan pengetahuan lebih dalam lagi tentang sebuah karya sastra termasuk puisi,” jelas dia.

Ia juga merasa mendapatkan ilmu yang 'ndaging' atau berisi soal cara membuat dan mencari inspirasi untuk menulis, musikalisasi puisi, hingga menginterpretasikannya dalam berbagai sudut pandang pendengar serta penikmatnya.

Anggit juga kagum dengan anggota BBC yang sangat haus dengan ilmu baru sehingga mau belajar banyak hal bersama-sama.

“Aku harap event-event ke depan semakin banyak dan menginspirasi. Kalau bisa nanti bisa join atau collab dengan klub buku atau komunitas di luar kota. Terus berdiri dan berdedikasi penuh sebagai wadah masyarakat, terutama generasi muda dalam perihal literasi,” harap dia. 

Sentimen: neutral (0%)