Sentimen
Undefined (0%)
28 Jun 2025 : 16.57
Informasi Tambahan

Agama: Islam, Kristen

Institusi: UII, UIN

Kab/Kota: Salatiga, Semarang

AIESEC UKSW Wujudkan SDGs Melalui Kegiatan Impact Circle 1.0

28 Jun 2025 : 16.57 Views 7

Espos.id Espos.id Jenis Media: News

AIESEC UKSW Wujudkan SDGs Melalui Kegiatan Impact Circle 1.0

Esposin, SALATIGA -- Organisasi internasional Association internationale des étudiants en sciences économiques et commerciales (AIESEC) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) kembali membuat sejarah baru untuk mengasah potensi kepemimpinan generasi muda melalui kegiatan Impact Circle 1.0., baru-baru ini.

Acara yang berlangsung di ruang KB 104 Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) ini dikemas apik dalam bingkai seminar berbasis Focus Group Discussion (FGD). Sebanyak 38 peserta yang terdiri dari mahasiswa UKSW, Universitas Islam Indonesia (UIN) Salatiga, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi AMA Salatiga hingga masyarakat umum tampak antusias mengikuti kegiatan Impact Circle 1.0.

Melalui rilis yang dikirim pada Kamis (26/06/2025), Local Committee President of AIESEC in UKSW, William Asher Fangidae, menyampaikan kegiatan yang mengusung tema “From Trash To Treasure: Innovating Sustainable Solutions For The Future” ini bertujuan untuk memberikan wawasan konkret akan pentingnya meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan.

“Selain itu, kegiatan Impact Circle 1.0 ini juga diharapkan dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap produk-produk yang dikonsumsi,” katanya.

Seminar interaktif ini mendatangkan dua pembicara yang tak hanya memberikan materi, melainkan juga memperagakan bagaimana mengubah sampah menjadi produk yang lebih bermanfaat dan bernilai seperti kerajinan tangan dalam bentuk bunga, gantungan kunci, aksesoris, hingga eco enzyme. Mereka adalah Ketua Wares Bank Sampah Waras Resik Salatiga, Siti Alimah, S.E., dengan materi “Conscious Consumption: The Beauty of Turning Trash into Treasure”, dan Local Committee President AIESEC in Semarang, Gilbert Jacob Fanuel Sirait yang mengupas tuntas mengenai “From Heart to Action: A guide to Becoming an Inspirational Volunteer”.

Meminimalkan Dampak Negatif

Dalam paparannya, Siti Alimah mengatakan bahwa setiap produk yang dikonsumsi haruslah dipertanggung jawabkan. Gaya hidup yang seperti itu akan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat. Baginya, aksi tersebut dilakukan supaya tercipta hidup berkelanjutan yang tidak hanya dirasakan oleh generasi saat ini melainkan dapat juga dirasakan oleh generasi selanjutnya.

“Mari kelola sampah, pilah sampah, jadikan sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat dan menjadi berkat bagi siapapun,” ujarnya.

Setelah memberikan materinya, Siti Alimah mengajak para peserta untuk praktik langsung mengolah sampah. Tak lupa, ia juga berpesan agar generasi muda memahami dampak negatif dari sampah. “Praktik tersebut tentu membuka pikiran para generasi muda untuk lebih peduli lagi terhadap produk dan sampah yang selama ini dianggap tidak berguna ternyata memiliki manfaat yang sangat banyak,” tuturnya.

Tak kalah menarik, Gilbert Jacob Fanuel salah satu Exchange Volunteer of Global Classroom yang dilaksanakan di Sri Lanka ini membagikan tips dan trik menjadi volunteer dalam acara ini. Melalui aksi volunteer, ia banyak belajar hal positif dan menjadi lebih peduli terhadap lingkungan sekitar.

“Sebagai anak muda, tidak ada yang bisa menghalangi langkah kita untuk menjaga lingkungan atau tetap acuh membuang sampah sembarangan. Yang terpenting bukan hanya tahu apa yang ingin dilakukan, tapi juga berani melakukan hal yang perlu,” katanya.

Antusiasme para peserta semakin kental terasa pada sesi kelompok diskusi dan presentasi dari beberapa group terpilih yang memaparkan hasil kerja mereka. Para perwakilan kelompok secara aktif diajak untuk mengambil langkah nyata melalui berbagai contoh kasus dalam kehidupan sehari-hari.

Acara ini menjadi langkah nyata UKSW untuk mewujudkan Sustainable Development Goals (SGDs) ke-4 pendidikan berkualitas dan ke-12 konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab. Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, UKSW telah berdiri sejak 1956 dengan 15 fakultas dan 64 program studi di jenjang D3 hingga S3, dengan 31 Prodi Unggul dan A. Terletak di Salatiga, UKSW dikenal dengan julukan Kampus Indonesia Mini, mencerminkan keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah. Selain itu, UKSW juga dikenal sebagai “Creative Minority” yang berperan sebagai agen perubahan dan inspirasi bagi masyarakat. (NA)

Sentimen: neutral (0%)