Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Karanganyar, Solo
Kasus: pengangguran
Tokoh Terkait
Sosialisasi 4 Pilar, Politikus PKB Serukan Kembali ke Nilai-Nilai Kemanusiaan
Espos.id
Jenis Media: Solopos

Esposin, SOLO -- Anggota Komisi II DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB), Mohamad Toha, menyoroti sejumlah kejadian yang tidak sesuai dengan adab dan nilai-nilai kemanusiaan bangsa ini. Hal itu menurut dia menunjukkan masih ada sebagian orang yang tak memahami dan mengamalkan Pancasila, utamanya sila kedua Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
Hal itu disampaikan Toha saat Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Hotel Alana Colomadu, Karanganyar, Kamis (26/6/2025) siang. Kegiatan tersebut diikuti ratusan masyarakat Solo. Hadir juga Wakil Ketua Badan Sosialisasi MPR yang merupakan politikus Partai Golkar, Agun Gunandjar Sudarsa, dan Anggota Komisi XI DPR dari Nasdem, Charles Meikyansah.
"Bila kita lihat di berbagai media sering kita dapati kejadian-kejadian yang tak sesuai nilai-nilai kemanusiaan dan peradaban. Mungkin mereka belum tahu nilai-nilai Pancasila," ujar dia.
Khususnya, Toha melanjutkan, sila kedua Pancasila yang menekankan pentingnya menjunjung nilai-nilai kemanusiaan dengan berpegang pada asas keadilan dan adab. Toha lantas menjelaskan lima prinsip yang selalu diusung Nahdlatul Ulama (NU) terkait kemanusiaan yang adil dan beradab.
Pertama terkait prinsip hak hidup kepada setiap manusia, sehingga saat era Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di Indonesia tidak ada hukuman mati. Nilai selanjutnya, hak setiap individu untuk melanjutkan keturunannya.
"Kita juga dilindungi untuk mempunyai harta benda. Jadi barang-barang saya tidak boleh dirampas atau direbut orang lain. Lalu kita juga berhak berpikir berserikat, berkumpul," urai dia.
Prinsip kelima yang tidak boleh dilupakan, Toha melanjutkan kebebasan setiap warga negara Indonesia untuk beragama. Sedangkan Agun Gunandjar mengingatkan pentingnya nilai Pancasila.
Dia juga menyoroti masih tingginya angka kemiskinan, angka pengangguran dan kesenjangan masyarakat. "Bahkan sekarang kita saling caci maki dan saling mem-bully," sesal dia.
Sentimen: neutral (0%)