Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: UNAIR, Universitas Airlangga
Kab/Kota: Surabaya
Kisah Sukses Dosen Muda UNAIR 2 Kali Raih Beasiswa di Eropa & Amerika
Espos.id
Jenis Media: News

Esposin, SURABAYA – Dosen muda dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (UNAIR), Lalu Ary Kurniawan Hardi SIP Mgr berhasil meraih beasiswa Fulbright untuk melanjutkan studi doktoral di Amerika Serikat (AS).
Sebagai dosen baru sekaligus alumnus UNAIR, pencapaiannya ini dapat menjadi inspirasi bagi civitas academica UNAIR.
Sempat Mengenyam Pendidikan di Eropa
Setelah lulus dari studi magister di Polandia pada Januari 2024, Lalu Ary sempat berada dalam fase tanpa arah. Ia kemudian memutuskan untuk mencoba untuk mendaftar sebagai dosen di UNAIR dan juga mendaftarkan diri untuk melanjutkan studi doktoral melalui program beasiswa.
“Setelah lulus S2 dari Polandia, saya masih belum punya gambaran apakah ingin langsung bekerja atau lanjut kuliah. Karena itu, saya mulai mendaftar S3 sekaligus mencoba mendaftar sebagai dosen,” ungkapnya.
Hal yang menarik, dari seluruh upaya yang ia lakukan, semuanya membuahkan hasil. Ia diterima sebagai dosen di UNAIR dan sekaligus berhasil menjadi beasiswa Fulbright.
Tahapan Seleksi dan Tantangan
Seleksi Fulbright bukanlah perkara mudah. Lalu Ary mempersiapkan berbagai dokumen mulai dari personal statement, study objective, skor TOEFL, hingga mengikuti seleksi administratif dan wawancara.
Prosesnya berlangsung cukup panjang. Setelah lulus administrasi pada pertengahan tahun, Lalu Ary sempat berada dalam ketidakpastian saat menunggu informasi penerimaan kampus.
Tak selalu mulus, Lalu Ary mengungkapkan bahwa dari lima kampus yang ia daftar, tiga universitas menolak pendaftarannya. Namun, akhirnya ia diterima di dua kampus, salah satunya Northern Illinois University, tempat ia akan melanjutkan studi doktoralnya di bidang Ilmu Politik.
Selama proses seleksi, tantangan terbesar menurutnya adalah manajemen waktu. Sebagai dosen aktif, ia tetap harus menjalankan tanggung jawab akademik sembari mempersiapkan berbagai persyaratan.
Tantangan lain adalah menghadapi The Graduate Record Examinations (GRE), sebuah tes kemampuan akademik yang mirip dengan ujian penerimaan mahasiswa di Indonesia namun dengan tingkat kesulitan tinggi.
“Saya dari Ilmu Politik yang jarang berkutat dengan hitung-hitungan matematis, dan terakhir belajar integral serta perhitungan lainnya sudah belasan tahun lalu. Jadi, saya harus belajar lagi dari awal,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa tantangan terbesar lainnya adalah menyesuaikan diri dengan standar bahasa Inggris akademik yang digunakan dalam tes GRE.
Motivasi dan Visi Akademik ke Depan
Sejak S1, Lalu Ary telah menanamkan cita-cita untuk menjadi scientist di bidang Ilmu Politik. Menurutnya, ilmu sosial membutuhkan pendekatan yang mendalam dan relevan dengan realitas sehingga memerlukan studi lanjut.
“Kalau di ilmu sosial, kita memang perlu pendekatan yang lebih dalam yang dieksplorasi berdasarkan realita yang terjadi di masyarakat. Oleh karena itu, saya merasa perlu melanjutkan studi untuk bisa benar-benar mendalami bidang ini dan mewujudkan cita-cita saya,” ujar Lalu Ary.
Lalu Ary juga menjelaskan alasan memilih AS sebagai tempat untuk melanjutkan studinya. Menurutnya, dengan belajar di AS, ia bisa mendapatkan pengalaman baru.
“Amerika Serikat dan Eropa adalah dua kawasan terbaik untuk mendalami ilmu politik. Karena sebelumnya saya sudah pernah studi di Eropa, saya memilih AS agar bisa merasakan pengalaman dan kehidupan akademik baru,” ujarnya.
Di akhir wawancara, Lalu Ary menyampaikan pesan inspiratif untuk mahasiswa civitas academica UNAIR lainnya. Ia mengungkapkan bahwa kita perlu memahami karakteristik beasiswa yang sesuai dengan tujuan tiap individu.
“Setiap beasiswa itu layak untuk dicoba, tapi penting untuk memahami karakteristik masing-masing program. Jangan asal mendaftar, tapi pilihlah yang benar-benar sejalan dengan visi, nilai profesional, dan tujuan kalian. Misalnya Fulbright yang memiliki core value yang selaras dengan UNAIR,” tutupnya. (NA)
Sentimen: neutral (0%)