Esposin, SUKOHARJO–Bupati Sukoharjo, Etik Suryani, mendorong munculnya beragam inovasi daerah yang memberikan dampak nyata bagi peningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat. Nilai indeks inovasi daerah diharapkan terus meningkat sehingga Kabupaten Sukoharjo bisa naik level di ajang Innovative Government Award (IGA) dengan meraih penghargaan kabupaten terinovatif.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo menggelar kegiatan sosialisasi Penilaian Indeks Inovasi Daerah (IID) 2025 dan Review Hasil Penilaian IID 2024 di Gedung Menara Wijaya Sukoharjo, Kamis (26/6/2025). Kegiatan ini dihadiri Bupati Sukoharjo, Etik Suryani, Penjabat (Pj) Sekda Sukoharjo, Suyamto dan sejumlah kepala organisasi perangkat daerah (OPD) di Pemkab Sukoharjo.

Turut hadir tiga pemateri, yakni Kepala Badan Strategis Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri, Yusharto Huntoyungo, Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan Sumber Daya Manusia (SDM) Fisipol UGM Yogyakarta, dan Kepala Bidang Aplikasi Informatika Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) DIY, Sayuri Egaravanda.

Bupati Sukoharjo Etik Suryani mengatakan inovasi daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan publik, pemberdayaan dan keterlibatan aktif masyarakat serta peningkatan daya saing daerah. “Kami mendorong munculnya inovasi teknologi guna peningkatan tata kelola pemerintahan dan keuangan serta pelayanan maksimal terhadap masyarakat,” kata dia.

Bupati Etik menyebut Kabupaten Sukoharjo meraih penghargaan di ajang IGA 2024 kategori kabupaten sangat inovatif. Selain itu, nilai skor Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) Kabupaten Sukoharjo melesat dari 3,69 pada 2023 menjadi 4,11 pada 2024.

Melesatnya capaian skor IDSD menempatkan Kabupaten Sukoharjo menduduki peringkat dua kategori kabupaten paling maju di Indonesia. “Sekarang sudah ada program satu OPD satu inovasi dan satu desa satu produk unggulan. Ini menjadi acuan dan motivasi untuk menghasilkan inovasi daerah yang berkualitas dan berdaya saing,” ujar dia.

Sementara itu, Kepala BSKDN, Yusharto Huntoyungo mengatakan inovasi harus memberikan dampak nyata yang dirasakan masyarakat. Inovasi yang diciptakan pemerintah daerah harus dilandasi semangat problem solving atau menyelesaikan permasalahan.

Tidak hanya OPD di pemerintah daerah, unsur masyarakat atau perguruan tinggi bisa berkolaborasi memunculkan beragam inovasi yang berorientasi pada azas kebermanfaatan untuk masyarakat. “Inovasi tidak harus baru melainkan memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Inovasi lahir dari kebutuhan bukan keinginan tampil beda,” urai Yusharto.