Sentimen
Informasi Tambahan
Event: salat Jumat
Kab/Kota: Jati, Ponorogo, Solo
Merti Desa, Serunya Warga Bibis Kulon Solo Kuras Sendang Mbah Meyek dan Gebyuran
Espos.id
Jenis Media: Solopos

Esposin, SOLO -- Puluhan warga memenuhi area Sendang Mbah Meyek di Kampung Bibis Kulon, Gilingan, Solo, untuk mengikuti tradisi menguras dan gebyuran pada Kamis (26/6/2025) pagi. Tradisi ini merupakan salah satu rangkaian acara merti desa atau bersih desa yang digelar selama dua hari, mulai Kamis-Jumat (26-27/6/2025).
Pantauan Espos, puluhan warga mulai memenuhi area Sendang Mbah Meyek mulai pukul 07.00 WIB. Mereka juga telah memasang katrol, ember besar dan tali tambang untuk mengeluarkan air dari dalam sendang.
Tradisi ini diawali dengan melempar uang koin ke dalam sendang. Setelahnya secara bergotong royong warga menguras sendang tersebut. Ada yang masuk ke dalam sendang, ada yang bertugas menarik tali, hingga menggebyurkan air ke warga yang berkumpul.
Acara pagi itu berlangsung seru, guyub dan rukun. Anak-anak hingga orang dewasa saling berebutan untuk bisa mendapatkan gebyuran air dan uang koin yang sebelumnya dilempar ke dalam sendang. Mereka percaya dengan mendapatkan cipratan air dalam Sendang Mbah Meyek Solo tersebut bisa membawa kebaikan dalam hidup. Mulai dari memperoleh keberkahan, keselamatan, hingga tolak bala.
Salah satu warga, Sugimin, 73, mengatakan alasannya ikut menguras dan berebut gebyuran air Sendang Mbah Meyek adalah untuk mendapatkan keselamatan bagi keluarganya. Dia mengaku tidak pernah absen ikut tradisi ini sejak ia masih kecil.
“Kalau saya memaknainya sebagai bentuk meminta pengestu agar anak cucu saya terhindar dari bala dan diberikan keselamatan. Tadi saya juga secara khususnya membawa satu ember untuk dibawa pulang,” kata dia saat diwawancarai Espos di sela-sela acara.
Setelah dikuras, lanjut dia, area sendang biasanya akan dihias dengan janur-janur kuning. Kemudian pada sore harinya tak jauh dari sendang akan digelar kenduren besar yang diikuti semua warga. “Sebelumnya nguras sendang ini tadi sebelum matahari terbit ada upacara caos dahar atau pemberian sesajen berupa hasil bumi sebelum matahari terbit di tujuh situs bersejarah di Bibis Kulon termasuk Sendang Mbah Meyek. Caos dahar ini merupakan wujud syukur dan doa kepada Tuhan YME agar senantiasa diberikan keberkahan dalam hidup,” jelas dia.
Mendapat Keberkahan
Sementara itu, Ketua Panitia Merti Desa Bibis Kulon 2025, Tulus Wibowo, mengatakan bersih desa ini diikuti warga dari RW 016-RW 021. Termasuk tradisi nguras sendang juga dilakukan serentak oleh masing-masing RW yang memiliki situs berupa sumur atau sendang.
“Nguras sendang itu sebetulnya adalah kerja bakti membersihkan area sendang agar tetap terawat dan bersih menjelang 1 Sura. Hanya saja ada sebagian masyarakat yang meyakini akan mendapatkan berkah bila bisa gebyur dengan air sendang. Adapun gebyuran itu sebetulnya dilakukan untuk menambah kegayengan atau keseruan acara,” kata dia.
Tulus menyebut tradisi nguras sendang adalah satu di antara banyak rangkaian acara merti desa. Merti desa digelar sebagai wujud syukur kepada Tuhan YME atas segala nikmat yang sudah diberikan serta simbol kebersamaan, guyub rukun, dan sengkuyungan antar warga Bibis Kulon.
Rangkaian acara merti desa diawali dengan caos dahar di tujuh situs pada Kamis (26/6/2025) subuh dan dilanjutkan nguras sendang pada pukul 07.30 WIB. Pada siang harinya akan dilaksanakan kirab memutari tujuh situs yang diikuti 300 warga setempat.
“Pada kirab ini warga akan membawa 12 tokoh wayang, pertunjukan reog Ponorogo, serta pawai anak-anak TPA dan taman baca yang mengenakan pakaian dari bahan daur ulang,” lanjut dia. Pada sore harinya, acara disambung dengan Kenduren Ageng. Masakan warga nantinya akan ditata di lapangan olahraga, didoakan, dan dimakan bersama-sama.
Malam harinya, acara dilanjutkan pergelaran wayang kulit dari Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) dengan lakon Wahyu Purba Laras dengan dua dalang yakni Ki Warsita Jati dan Ki Pujiono. Pergelaran ini berlangsung hingga dini hari.
Keesokan harinya, Jumat (27/6/2026) acara dilanjutkan dengan pergelaran wayang dalang cilik hingga siang. Kemudian pergelaran wayang dilanjutkan siang seusai salat Jumat hingga petang. “Selama acara juga ada puluhan stan UMKM yang menjajakan aneka makanan dan minuman di sebagian ruas Jl Tentara Pelajar,” tandasnya.
Sentimen: neutral (0%)