Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: Bank Mandiri, PT Aneka Tambang Tbk
Kab/Kota: Shanghai
Kasus: zona merah
Tokoh Terkait
IHSG Ditutup Melemah, Diwarnai Sikap Pelaku Pasar Cermati Arah Kebijakan The Fed
Espos.id
Jenis Media: Bisnis

Espos.id, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (25/6/2025) ditutup melemah diwarnai sikap pelaku pasar yang terus mencermati arah kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed). IHSG ditutup melemah 37,03 poin atau 0,54% ke posisi 6.832,14. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 4,15 poin atau 0,54% ke posisi 760,26.
Dibuka menguat, IHSG bergerak ke teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tiga sektor menguat, yaitu sektor transportasi & logistik yang naik sebesar 0,89%, diikuti oleh sektor teknologi yang naik 0,56% dan sektor infrastruktur yang naik 0,09%. Sedangkan tiga sektor terkoreksi yaitu sektor barang baku turun paling dalam minus 2,29%, diikuti oleh sektor energi yang turun 1,86% dan sektor properti yang turun 1,45%.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu PTMP, JSPT, SMDM, PTMR, dan AXIO. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni MPXL, CBUT, APEX, IOTF, dan NICL.
Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menjadi saham yang paling aktif diperdagangkan dengan nilai Rp1 triliun. Saham BBCA ditutup melemah 1,99% ke level Rp8.600 per saham sore ini. Saham lainnya yang aktif diperdagangkan adalah saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang mencapai Rp688 miliar. Sama seperti saham BBCA, saham BMRI ditutup melemah 2,89% ke level Rp4.880 per saham. Saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) juga tercatat melemah sore ini sebesar 5,18% ke level Rp2.930 per saham.
Saham-saham yang juga melemah sore ini adalah saham BUMI turun 4,27% ke level Rp112, saham BRMS melemah 2,97% ke level Rp392, dan saham MEDC melemah 4,55% ke level Rp1.260 per saham.
Sebelumnya, Tim Riset CGS International Sekuritas mengatakan menguatnya indeks di bursa Wall Street seiring keyakinan investor bahwa gencatan senjata antara Israel dan Iran akan bertahan lama diprediksi akan menjadi sentimen positif untuk indeks harga saham gabungan. “Sementara itu, turun cukup dalamnya harga minyak mentah dan emas berpeluang menjadi katalis negatif di pasar,” tulis CGS International Sekuritas.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.192.816 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 22,50 miliar lembar saham senilai Rp12,67 triliun. Sebanyak 212 saham naik, 401 saham menurun, dan 186 tidak bergerak nilainya.
Pantauan bursa saham regional Asia sore ini menunjukkan antara lain indeks Nikkei menguat 155,44 poin atau 0,40% ke 38.946,50, indeks Hang Seng menguat 297,65 poin atau 1,23% ke 24.277,48, indeks Shanghai menguat 35,41 poin atau 1,04% ke 3.455,78, dan indeks Strait Times menguat 22,34 poin atau 0,57% ke 3.926,64.
“Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan tidak akan terburu-buru untuk mendorong penurunan suku bunga karena dampak kenaikan tarif perdagangan masih terasa,” sebut Tim Riset Phillips Sekuritas Indonesia dalam kajiannya di Jakarta, Rabu. Dalam keterangan di depan House Financial Services Committee (Komite Jasa Keuangan DPR AS), Jerome Powell kembali mempertegas bahwa The Fed kemungkinan akan mempertahankan suku bunga acuan selama masih ada ancaman terhadap inflasi.
Powell juga menyoroti fakta bahwa tingkat inflasi AS masih berada di atas target sebesar 2 persen yang ditetapkan oleh The Fed, seiring dampak dari kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump yang masih belum jelas.
Sementara itu, ketegangan konflik geopolitik antara Iran dan Israel di kawasan Timur Tengah terpantau mereda, seiring kedua negara bersikap untuk melakukan gencatan senjata. Dari pasar komoditas, harga kontrak berjangka (futures) minyak mentah melanjutkan penurunan, dan sekarang berada di bawah harga sebelum pecahnya konflik antara Iran dan Israel.
Analis Phintraco Sekuritas Ratna Lim menuturkan pasar juga akan kembali mencermati langkah The Fed selanjutnya di tengah tekanan dari Presiden Trump untuk segera menurunkan suku bunga. Beberapa pejabat The Fed dijadwalkan akan berpidato pada Rabu (25/6/2025). “Pasar akan mencermati apakah ada indikasi arah kebijakan moneter The Fed selanjutnya,” tutur Ratna.
Sentimen: neutral (0%)