Sentimen
Undefined (0%)
24 Jun 2025 : 23.59
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Banjarnegara, Boyolali, Karanganyar, Kebumen, Klaten, Magelang, Salatiga, Semarang, Solo, Sragen, Sukoharjo, Tegal, Wonogiri, Wonosobo

Butuh Rp1,7 Juta/Bulan, Biaya Hidup di Kota Solo Termahal Ketiga di Jawa Tengah

24 Jun 2025 : 23.59 Views 31

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Butuh Rp1,7 Juta/Bulan, Biaya Hidup di Kota Solo Termahal Ketiga di Jawa Tengah

Esposin, SOLO -- Kota Solo menempati peringkat daerah dengan biaya hidup termahal di Provinsi Jawa Tengah. Rata-rata pengeluaran per kapita warga Solo untuk memenuhi kebutuhan hidup mencapai Rp1,7 juta per bulan.

Angka itu merupakan biaya hidup pada 2024 yang terangkum dalam data Jawa Tengah dalam Angka 2025 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS). Berdasarkan data itu, rata-rata pengeluaran per kapita warga Kota Bengawan dalam satu bulan adalah Rp1.702.139.

Angka itu jauh di atas pengeluaran rata-rata masyarakat Jawa Tengah yang berada di angka Rp1.271.678 per bulan. Sedangkan jika dibandingkan dengan daerah lain di Jateng, Solo berada di peringkat ketiga daerah dengan biaya hidup termahal. 

Peringkat pertama kabupaten atau kota dengan biaya hidup termahal di Jawa Tengah diduduki Kota Semarang dengan Rp2.237.774 per bulan. Kemudian disusul Kota Salatiga dengan Rp2.126.610 per bulan. Setelah Kota Solo ada Kota Magelang di peringkat keempat dengan biaya hidup Rp1.670.272 per bulan, dan Kota Tegal Rp1.489.670 per bulan.

Sebagai informasi, rata-rata pengeluaran per kapita adalah biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi semua anggota rumah tangga selama sebulan dibagi dengan banyaknya anggota rumah tangga. Konsumsi rumah tangga dibedakan atas konsumsi makanan dan nonmakanan.

Di Kota Solo, 55,36 persen dari total pengeluaran atau Rp942.364 digunakan untuk kebutuhan nonmakanan.  Pengeluaran tertinggi masyarakat di Solo untuk nonmakanan adalah perumahan dan fasilitas rumah tangga yakni Rp508.120/bulan. Pengeluaran ini meliputi biaya perumahan, sewa rumah, air, listrik, bahan bakar, perlengkapan rumah tangga, dan peralatan rumah tangga. 

Kemudian pengeluaran aneka barang dan jasa menjadi pengeluaran nonmakanan tertinggi kedua yakni Rp272.418/bulan. Pengeluaran ini mencakup: pakaian, alas kaki, dan tutup kepala; barang tahan lama (misalnya peralatan rumah tangga, elektronik); pajak, pungutan, dan asuransi; serta keperluan pesta dan upacara. 

Cukup tingginya pengeluaran nonmakanan masyarakat di Solo menjadikan kota ini berada di peringkat kelima di Jawa Tengah sebagai daerah dengan konsumsi nonmakanan tertinggi. Peringkat pertama adalah Kota Salatiga, lalu disusul Kota Semarang, Kota Magelang, dan Kabupaten Klaten.

Sedangkan dilihat dari pengeluaran untuk makanan, rata-rata masyarakat di Solo menghabiskan uang Rp759.775/bulan. Alokasi terbesar adalah untuk membeli makanan dan minuman jadi atau siap konsumsi, yakni Rp314.173/bulan.

Pergeseran Pola Konsumsi

Pengeluaran ini mencakup roti, biskuit, gorengan, nasi goreng, gado-gado, soto, bakso, mi instan, makanan ringan, dan makanan olahan lainnya. Lalu pengeluaran untuk padi-padian atau beras menjadi pengeluaran makanan tertinggi kedua, yakni Rp78.422/bulan.

Kepala BPS Kota Solo, Ratna Setyowati, mengatakan pengeluaran konsumsi per kapita Kota Solo pada 2024 itu mengalami kenaikan sekitar Rp100.000 dibandingkan tahun sebelumnya. Melihat data-data sebelumnya, lanjut Ratna, tren pengeluaran masyarakat Solo mulai banyak dialokasikan untuk kebutuhan nonmakanan dibandingkan untuk makanan.

“Melihat polanya, konsumsi penduduk kota termasuk Solo ini memang mengalami pergeseran. Bahkan ke depan ada kemungkinan perbandingan pengeluaran makanan dan nonmakanan bisa 40:60. Itu juga menjadi gambaran kota-kota lainnya,” kata dia saat diwawancarai Espos, Selasa (17/6/2025).

Dilihat lebih terperinci, masyarakat yang masuk kelompok 40 persen terbawah pengeluaran makanan masih lebih besar daripada nonmakanan. Pengeluaran makanan senilai Rp414.927 sedangkan nonmakanan Rp346.125/bulan.

Selanjutnya masyarakat kelompok 40 persen menengah pengeluaran makanan dan nonmakanan relatif seimbang. Pengeluaran makanan Rp747.415/bulan sedangkan nonmakanan Rp779.221/bulan.

“Sedangkan masyarakat kelompok 20 persen teratas pengeluaran cenderung banyak dihabiskan untuk nonmakanan, masyarakat kelompok teratas ini menghabiskan rata-rata Rp2.452.609/bulan untuk nonmakanan dan Rp1.470.000 untuk makanan” jelas dia.

Sebagai informasi, Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) Solo 2025 senilai Rp2.416.560, berada di posisi ke-15 dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Sedangkan di wilayah Soloraya, Kabupaten Karanganyar menjadi wilayah dengan UMK tertinggi yakni Rp2.437.110. Kemudian diikuti Solo Rp2.416.560, Boyolali Rp2.396.598, Klaten Rp2.389.872, Sukoharjo Rp2.359.488, Sragen Rp2.182.200, dan terakhir Wonogiri Rp2.180.587.

Data Jawa Tengah dalam Angka 2025 juga merilis kabupaten atau kota dengan biaya hidup paling murah. Daerah dengan biaya hidup paling murah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Wonosobo dengan pengeluaran rata-rata masyarakat Rp980.047/bulan. Disusul Kabupaten Banjarnegara dengan pengeluaran rata-rata Rp993.907/bulan, Kabupaten Magelang Rp1.048.446/bulan, Kabupaten Kebumen Rp1.060.534/bulan, dan Kabupaten Tegal Rp1.062.943/bulan.

Sentimen: neutral (0%)