Sentimen
Undefined (0%)
24 Jun 2025 : 16.38
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Semarang

Soto Gratis Setiap Selasa, Sedekah Sunyi Pasutri Asal Mangkang Semarang

24 Jun 2025 : 16.38 Views 15

Espos.id Espos.id Jenis Media: Jateng

Soto Gratis Setiap Selasa, Sedekah Sunyi Pasutri Asal Mangkang Semarang

Esposin, SEMARANG – Di sebuah warung sederhana di pinggiran turunan Silayur, Ngaliyan, Kota Semarang, setiap Selasa (24/6/2025) pagi berubah menjadi momen penuh makna.

Tanpa spanduk besar, tanpa program CSR, sepasang suami istri Wahid Ahmadi dan Haritsah menggelar soto gratis yang bisa dinikmati siapa pun.

Bukan karena kelebihan materi, bukan pula karena ingin viral. Aksi mereka tumbuh dari niat yang sederhana yakni ingin berbuat baik secara istiqomah.

“Mulai dua bulan yang lalu niatnya, tapi baru bisa jalan satu bulan ini karena saya masih sering di luar kota,” ujar pemilik warung Soto Silayur Haritsah saat ditemui Espos, Selasa (24/6/2025).

Memilih Selasa, Bukan Jumat

Mulanya pasangan suami-istri asal Mangkang tersebut mempertimbangkan sedekah Jumat seperti kebanyakan orang. Pilihan hari Selasa pun bukan karena alasan spiritual atau simbolik. Murni karena jadwal mereka sendiri.

“Kadang pada Jumat kami sedang di luar, kadang ada kegiatan. Kalau hanya titip makanan ke anak-anak warung, rasanya kok kurang. Akhirnya kami pilih hari Selasa, yang benar-benar bisa kami dampingi,” jelas Haritsah.

Setiap Selasa, semua menu di warung tutup. Hanya ada satu hidangan: soto hangat lengkap dengan gorengan, kerupuk, dan minuman. Semua disiapkan tanpa hitungan untung.

“Makan soto kok cuma kuah aja kan sepi, ya. Jadi kami tambahkan gorengan, kerupuk, dan minum. Biar orang makan juga senang, enggak setengah-setengah,” kata Haritsah.

Jumlah pengunjung pun tak main-main. Pada pekan pertama, mereka menyajikan sekitar 650 porsi. Khusus hari Selasa, warung soto ini bahkan sudah buka mulai pukul 06.30 WIB.

Bukan untuk Viral, Bukan untuk Pamer

Belakangan, kisah soto gratis ini sempat mencuat di media sosial. Sayangnya, beberapa informasi dinilai melenceng, termasuk pemberitaan yang menyebut bahwa omzet mereka mencapai Rp11 juta per hari.

“Saya tidak pernah menyebut angka. Saya cuma bilang alhamdulillah cukup buat belanja dan operasional. Kita ini warung kaki lima, nggak pasti dapat segitu tiap hari,” terangnya.

Dia menegaskan bahwa kegiatan ini murni untuk berbagi dengan sesama. Pengunjung datang dari berbagai kalangan mulai dari ojek online, pelajar, karyawan, hingga warga sekitar yang sekadar lewat. Tak sedikit pula yang membaca banner kecil yang sengaja dipasang: “Soto Gratis Setiap Selasa”.

“Yang penting bisa istiqomah. Nggak harus besar, tapi tetap ada,” tandasnya

Dari dapur mungil di Silayur, Haritsah dan Wahid membuktikan bahwa keikhlasan tak punya batasan waktu, tempat, atau jumlah.

Dan di sanalah, setiap Selasa pagi, kehangatan soto dan ketulusan hati menyatu dalam semangkuk kebaikan yang tulus.

Sentimen: neutral (0%)