Sentimen
Undefined (0%)
17 Mei 2025 : 10.17
Informasi Tambahan

Kasus: teror, Teroris

Partai Terkait

Lebih dari 100 Warga Palestina Meninggal Akibat Serangan Israel di Gaza Utara

17 Mei 2025 : 10.17 Views 47

Espos.id Espos.id Jenis Media: Dunia

Lebih dari 100 Warga Palestina Meninggal Akibat Serangan Israel di Gaza Utara

Esposin, GAZA--Dalam waktu 12 jam labih dari 100 warga Palestina meninggal dunia akibat serangan Israel di Jalur Gaza utara. Hal itu seperti disampaikan oleh Pertahanan Sipil di Gaza pada Jumat (16/5/2025) waktu setempat.

Otoritas kesehatan Gaza dalam sebuah pernyataan pada hari yang sama mengonfirmasi setidaknya 109 jenazah dan 216 korban luka telah dipindahkan ke rumah sakit pada Jumat.

Juru bicara Pertahanan Sipil di Gaza, Mahmoud Basal, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa hari itu adalah "hari yang sulit dan penuh darah bagi Jalur Gaza utara."

Sumber-sumber medis Palestina mengatakan kepada Xinhua bahwa sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.

Sejumlah saksi mata dan sumber keamanan melaporkan serangan udara dan darat Israel terus berlanjut sejak dini hari, menyasar rumah penduduk dan tempat penampungan di Jabalia dan Beit Lahia di Jalur Gaza utara. Beberapa korban masih berada di bawah reruntuhan bangunan yang tidak dapat dijangkau oleh tenaga kesehatan.

Seperti dilansir Antara, Israel melanjutkan operasi militernya di daerah kantong tersebut Pada 18 Maret, .

Setidaknya 2.985 warga Palestina telah terbunuh dan 8.173 lainnya menderita luka-luka sejak Israel kembali melancarkan serangan intensifnya, sehingga total korban meninggal sejak Oktober 2023 bertambah menjadi 53.119 orang, dan korban luka mencapai 120.214 orang, kata otoritas kesehatan yang berbasis di Gaza pada Jumat.

Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Jumat bahwa dengan arahan intelijen, pasukannya melanjutkan kegiatan operasional melawan kelompok-kelompok militan di Jalur Gaza, menyerang "lebih dari 150 target teror" di seluruh area tersebut, termasuk pos-pos rudal antitank, sel-sel teroris, struktur militer, dan pusat-pusat operasional.

Pada 18 Maret, Israel melanjutkan operasi militernya di daerah kantong tersebut.

"Setidaknya 2.985 warga Palestina telah terbunuh dan 8.173 lainnya menderita luka-luka sejak Israel kembali melancarkan serangan intensifnya, sehingga total korban tewas sejak Oktober 2023 bertambah menjadi 53.119 orang, dan korban luka mencapai 120.214 orang," kata otoritas kesehatan yang berbasis di Gaza pada Jumat.

Blokade Bantuan

Sebelumnya, perintah pengungsian baru oleh Israel yang mencakup 7 persen dari total wilayah Jalur Gaza, bersama dengan pemberlakuan zona militer, membuat 71 persen wilayah Jalur Gaza kini menjadi daerah terlarang bagi warga Palestina, kata organisasi kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Kamis (15/5/2025).

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UN Office for the Coordination of Humanitarian Affairs/OCHA) mengatakan pengungsian dengan berbagai serangan yang kian meningkat mengakibatkan lebih banyak lagi kematian dan penghancuran infrastruktur sipil serta blokade bantuan yang berlangsung selama satu setengah bulan.

OCHA mengatakan selain pengeboman yang terus berlangsung, tiga perintah pengungsian lainnya dikeluarkan oleh militer Israel yang mencakup 7 persen dari total wilayah Jalur Gaza.

Perintah pengungsian pada Rabu (14/5/2025) yang mencakup enam kawasan permukiman di Kegubernuran Gaza Utara tumpang tindih dengan sebagian zona yang tercakup dalam perintah pengungsian pada Selasa (13/5/2025).

Kantor itu mengatakan bahwa perkiraan awal menunjukkan bahwa daerah yang baru terdampak perintah tersebut merupakan rumah bagi sekitar 100.000 orang. Perintah pengungsian tersebut mencakup 30 lokasi untuk pengungsi internal, enam ruang belajar sementara yang melayani sekitar 700 siswa, serta beberapa fasilitas dan aset air dan sanitasi.

Kantor tersebut mengatakan bahwa perintah pengungsian terbaru berdampak terhadap ribuan penduduk di 10 kawasan permukiman di Deir al Balah dan Khan Younis. Penilaian awal menunjukkan bahwa area yang terdampak meliputi delapan sumur, lima waduk, tujuh gudang kemanusiaan, tiga klinik kesehatan dan fasilitas penting lainnya.

OCHA mengatakan bahwa pihak berwenang Israel mengharuskan tim kemanusiaan yang berada di zona militer terbatas untuk mengoordinasikan pergerakan mereka. Perintah pengungsian itu muncul ketika penduduk di seantero Gaza terancam kelaparan, dan satu dari setiap lima orang menderita kelaparan.

"Blokade total Israel terhadap masuknya kargo, termasuk bantuan dan pasokan untuk menyelamatkan nyawa lainnya, semakin memperburuk kelaparan dan penderitaan di seluruh Jalur Gaza," kata kantor kemanusiaan tersebut.

"OCHA menegaskan bahwa PBB dan mitranya memiliki 9.000 truk berisi pasokan vital yang siap untuk masuk ke Gaza. Lebih dari setengahnya berisi bantuan makanan, makanan yang cukup untuk jutaan orang selama berbulan-bulan."

OCHA mengatakan bahwa di kamp-kamp pengungsi Tulkarm dan Nur Shams di Tepi Barat bagian utara, pembongkaran rumah dan pengungsian terus berlanjut sejak dikeluarkannya dua perintah militer Israel pada awal Mei lalu, yang memerintahkan penghancuran 100 lebih bangunan di dua lokasi tersebut.

Di Jenin, 200 keluarga secara bertahap kembali ke pinggiran kamp pengungsi Jenin yang sudah kosong.

"Ini terjadi setelah mereka diberitahu oleh pasukan Israel melalui otoritas Palestina di Jenin bahwa penduduk di daerah yang berdekatan dengan kamp pengungsi Jenin akan diizinkan untuk kembali ke rumah mereka, yang telah mereka tinggalkan hampir sepekan sebelumnya," kata OCHA.

"Namun, 40.000 orang masih mengungsi di bagian utara, tidak dapat kembali ke komunitas mereka, dan mereka menerima bantuan dari pemerintah setempat, didukung oleh PBB dan mitranya."

Sentimen: neutral (0%)