Rupiah Ditutup Menguat Dipengaruhi Kelegaan Pasar Soal Perang Dagang AS-China
Espos.id
Jenis Media: Bisnis

Espos.id, JAKARTA - Nilai tukar rupiah ditutup menguat 66 poin atau 0,39% menjadi Rp16.562 per dollar AS dari sebelumnya Rp16.627 per dollar AS, Rabu (14/5/2025). Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia justru melemah ke level Rp16.568 per dollar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.532 per dollar AS.
Pada saat yang sama, indeks dollar terlihat melemah 0,50% ke posisi 100,325. Sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya bergerak variatif terhadap dollar AS.
Yen Jepang menguat 0,71%, baht Thailand melemah 0,01%, peso Filipina melemah 0,18%, dan yuan China melemah 0,06%. Sementara itu, mata uang lainnya yakni dollar Singapura menguat 0,20%, ringgit Malaysia menguat 0,56%, dollar Taiwan menguat sebesar 0,52%, won Korea menguat 1,19%, rupee India menguat 0,02%, dan dollar Hong Kong melemah 0,06%.
Pengamat valuta asing yang juga Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menilai nilai tukar (kurs) rupiah menguat dipengaruhi kesepakatan Amerika Serikat (AS) dengan China dalam menurunkan tarif perdagangan yang dikenakan satu sama lain dalam rangka meredakan kekhawatiran resesi global. Perkembangan ini dinilai memberikan kelonggaran bagi Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) untuk menyesuaikan suku bunga, sembari tetap memantau proses negosiasi tarif lebih lanjut.
Dalam pertemuan terakhir mereka, lanjut dia, pejabat The Fed tampaknya cenderung menunggu tanda-tanda yang jelas dari kemerosotan ekonomi sebelum memangkas suku bunga. Rupiah juga menguat karena data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan. Secara bulanan inflasi inti dan inflasi umum AS naik 0,2% dari perkiraan 0,3%. Inflasi umum tahunan naik 2,3% dari perkiraan 2,4%.
Ibrahim Assuaibi memproyeksi untuk perdagangan besok, Kamis (15/5/2025) mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif namun juga akan ditutup menguat pada rentang Rp16.500-Rp16.570.
Sentimen: neutral (0%)