Esposin, BOYOLALI -- Seorang ibu rumah tangga di Perumahan Griya Purwantara, Dukuh Tukangan, Desa Randusari, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali, Atiek Sudiyarti, sukses berbisnis bunga anggrek dengan omzet mencapai jutaan rupiah.

Ditemui Espos di kebun budi daya anggrek dengan brand Dayana Orchid dekat rumahnya, Senin (12/5/2025) pagi, Atiek sedang mengatur ulang penempatan anggrek-anggreknya.

Atiek mengaku membuka tempat baru karena rumahnya sudah penuh dengan koleksi anggrek. Sehingga, ia menyewa tempat yang baru dibuka pada Senin ini. “Usaha anggrek saya sejak 2017, berawal dari hobi memelihara anggrek. Saya itu suka anggrek sejak kecil,” kata perempuan 44 tahun tersebut.

Warga Randusari, Teras, Boyolali, itu mengatakan bisnis bunga anggreknya berawal saat ia memelihara anggrek untuk hobi dan koleksi pribadi, kemudian ia unggah di media sosial. Lalu, ada orang yang tertarik dan meminta tolong dicarikan anggrek jenis tertentu.

Ia pun mulai mengambil untung dengan berjualan bunga anggrek. Atiek selalu mengiyakan dan berusaha mencarikan ketika ada orang yang meminta bantuannya mencarikan anggrek baik jenis spesies atau hibrida. Ia pun kemudian menjadi jujukan bagi para pencinta anggrek untuk mencari tanaman yang mereka inginkan.

“Dulu omzet pas awal sebulan enggak sampai Rp1 juta, sekarang sudah pernah sampai Rp11 juta, itu [pendapatan] kotor,” kata dia. Hingga saat ini, ia menjual anggrek jenis hibrida dan spesies.

Atiek menjelaskan anggrek spesies adalah jenis tanaman yang asli dari habitatnya atau di hutan. Anggrek spesies yang tidak dilindungi aman untuk diperjualbelikan.

Biasanya, ia membeli anggrek spesies dari hunter kemudian dirawat sekitar 2-3 bulan hingga tanaman bisa hidup di habitat yang baru. Beberapa anggrek spesies miliknya ada yang berasal dari Papua, Kalimantan, Sulawesi, dan sebagainya. Contohnya anggrek vanda, secundum alba, gramma, dan lain-lain

Sedangkan anggrek hibrida, tutur dia, berasal dari percampuran dua hingga lebih jenis anggrek. Beberapa jenisnya ada anggrek bulan, dendrobium, dan sebagainya.

"Pasar anggrek spesies pasarnya sudah luar pulau seperti Sumatra, Kalimantan, Bali, dan sebagainya. Sedangkan untuk hibrid masih di sekitar Boyolali, Solo, Wonosobo, Banjarnegara, dan sebagainya," kata dia.

Ia mengatakan mencari pasar mulai dari testimoni mulut ke mulut, daring lewat media sosial, hingga melalui komunitas pencinta anggrek. Di komunitas, ia dan kawan-kawannya saling berbagi cara merawat anggrek sekaligus jual beli.

Harga untuk anggrek spesies dimulai dari Rp35.000 hingga Rp1,8 juta per pohon. Kemudian, untuk anggrek hibrida termahal Rp150.000 per pohon. "Kalau pencinta anggrek itu lebih suka spesies karena alami kan, habibat aslinya jauh, susah dijangkau, punya keunikan sendiri, dan tidak banyak yang punya," kata dia.

Atiek mengaku memilih jual beli anggrek sebagai bisnis karena bisa dilakukan di rumah. Sebagai ibu rumah tangga, ia lebih senang bisa menjalankan bisnis sambil mengurus anak dan rumah.

"Daripada di rumah enggak ngapa-ngapain mending bisnis ini. Kunci suksesnya yang jelas konsisten untuk memulai, saya jualan enggak instan mulai dari omzetnya kecil sampai sekarang segitu. Tentu juga memperluas pertemanan ke pencinta anggrek dan tanaman. Saya juga ada sistem reseller dan kongsi," kata dia.

Sementara itu, salah satu pelanggan Dayana Orchid dari Kopen, Teras, Hardiyanti, mengatakan sudah berlangganan anggrek di tempat Atiek sejak dua tahun. Awalnya ia melihat unggahan soal Dayana Orchid di media sosial. Yanti yang awalnya tidak terlalu menyukai anggrek kemudian terpesona dengan anggrek bulan.

“Dulu mikir anggrek bulan sepertinya bagus kalau ditaruh di depan rumah dan dilihat enak sambil santai, akhirnya membeli. Saya juga posting di status WhatsApp ada yang tanya beli di mana, terus saya mulai jualan menjadi reseller. Misal pun enggak laku, wong saya pencinta anggrek ya jadi koleksi pribadi,” kata dia.