Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: Citilink, Garuda Indonesia
Tokoh Terkait

Rahmat Hanafi
Garuda Indonesia Group Hentikan Operasional 15 Pesawat, Menhub Dudy: Sudah Waktunya Perbaikan - Halaman all
Tribunnews.com
Jenis Media: Ekonomi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 15 pesawat milik Garuda Indonesia Group harus dihentikan operasionalnya karena butuh perawatan rutin sekaligus perbaikan suku cadang.
Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi mengatakan, penghentian operasional pesawat yang bertujuan untuk merawat dan pemeriksaan suku cadang harus dilakukan jika waktunya sudah tiba.
"Kalau yang saya tahu maintenance. Kalau sudah memang waktunya maintenance ya maintenance, karena kan yang kita pertaruhkan di sini dari sisi safety-nya," kata Menhub Dudy kepada wartawan, dikutip Jumat (9/5/2025).
Menhub Dudy berpendapat bahwa perawatan mesin pesawat berkaitan dengan keamanan dalam penerbangan Garuda Indonesia Group kedepan.
"Apakah pada saat maintenance mereka tidak punya uang untuk maintenance itu lain hal, itu lain soal. Saya tidak bisa paksa juga pesawat mestinya maintenance kemudian beroperasi," tegas Dudy.
Sebelumnya, Direktur Teknik Garuda Indonesia Rahmat Hanafi mengatakan, Garuda Indonesia Group terus mendorong optimalisasi kapasitas produksi di tengah tantangan industri penerbangan global, khususnya dinamika rantai pasok suku cadang pesawat yang kini melanda hampir sebagian besar pelaku industri transportasi udara dunia.
Dia juga membenarkan bahwa saat ini terdapat 1 armada Garuda Indonesia dan 14 armada Citilink yang tengah menunggu percepatan penjadwalan perawatan rutin berupa proses heavy maintenance, termasuk penggantian suku cadang, untuk kembali siap beroperasi.
Keseluruhan proses perawatan armada tersebut direncanakan akan dilaksanakan pada tahun ini.
"Tidak dapat dipungkiri kondisi keterbatasan supply chain atas suku cadang saat ini tengah dihadapi hampir seluruh pelaku industri penerbangan, sehingga menyebabkan pelaksanaan heavy maintenance membutuhkan waktu yang lebih panjang," ujar Rahmat dalam keterangannya, Senin.
"Dapat kami sampaikan pula bahwa proses heavy maintenance sendiri diperlukan guna memastikan standar keselamatan dan kelaikan terbang tetap terjaga untuk pesawat yang akan dioperasikan," imbuh dia.
Rahmat bilang, optimalisasi kapasitas produksi ini kedepannya akan diselaraskan dengan outlook kinerja perusahaan sesuai dengan pertumbuhan demand di pasar. Hal ini untuk memastikan penguatan landasan kinerja usaha secara berkelanjutan.
"Garuda Indonesia optimis dapat terus bertransformasi menjadi maskapai yang agile dan berdaya saing, menghadirkan layanan udaya yang aman dan andal bagi masyarakat," terangnya.
Sentimen: positif (99.1%)