Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Karet
Industri Keramik Lokal Kembali Bangkit, Ini Pemicunya - Page 3
Liputan6.com
Jenis Media: Ekonomi
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1420677/original/064745800_1480428316-20161129--Pasar-Keramik-Nasional-Mulai-Meningkat-Jakarta--Angga-Yuniar-04.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
Liputan6.com, Jakarta Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) menyatakan, utilisasi sektor keramik domestik pada kuartal I tahun 2025 telah menunjukkan perbaikan, yakni meningkat ke angka 75 persen dari sebelumnya 65 persen pada tahun 2024.
"Tingkat utilisasi industri keramik kuartal I tahun 2025 ini telah menunjukkan perbaikan, meningkat ke level 75 persen," kata Ketua Umum Asaki Edy Suyanto dikutip dari Antara, Kamis (8/5/2025).
Disampaikan dia, peningkatan ini diperoleh setelah mendapatkan dukungan pemerintah, yaitu berupa kebijakan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP), Bea Masuk Anti Dumping (BMAD), serta kebijakan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk sektor keramik.
Menurutnya, melalui kebijakan tersebut pihaknya memprediksi utilisasi sektor keramik bisa naik hingga 85 persen, namun terkendala oleh distribusi gas.
Oleh karena itu, pihaknya ingin subsidi gas industri melalui kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) diimplementasikan sesuai regulasi yakni 7 dolar AS atau Rp115 ribu (kurs Rp16.502) per million british thermal unit (MMBTU) untuk bahan bakar, dan 6,5 dolar AS atau Rp107 ribu per MMBTU untuk bahan baku.
"Terlebih untuk Jawa bagian Timur yang seharusnya tidak ada kendala tentang suplai gas namun dilaporkan adanya gangguan di hulu yang membutuhkan waktu perbaikan sampai dengan Oktober," katanya.
Sebelumnya, pihaknya menyatakan kebijakan subsidi HGBT mampu menurunkan biaya komponen energi dari total modal produksi sebesar 23 hingga 26 persen.
"Kehadiran HGBT telah memberikan multiplier effect yang besar seperti investasi baru dan penyerapan jumlah tenaga kerja disamping kontribusi pembayaran pajak kepada negara," kata Edy.
Adapun dalam program HGBT menyasar tujuh subsektor industri yakni pupuk, petrokimia, oleokimia, baja, keramik, gelas kaca dan sarung tangan karet, dengan biaya yang ditetapkan yakni sebesar 6,5 dolar AS per MMBTU.
Sentimen: positif (99.6%)