Sentimen
Pasien Kanker Prostat Stadium Lanjut Dianjurkan Jalani Terapi Radioaktif - Halaman all
Tribunnews.com
Jenis Media: Kesehatan

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA -- Pada pasien kanker prostat stadium lanjut, pengobatan yang disarankan adalah terapi radioaktif yakni Lutetium PSMA (Prostate-Specific Membrane Antigen).
Kanker prostat dalam perkembangannya dapat menyebar ke organ lain dan menjadi sulit diatasi dengan metode konvensional.
Dokter spesialis kedokteran nuklir konsultan nuklir onkologi RS Siloam MRCCC Semanggi
dr. Febby Hutomo, Sp. KN (K), FANMB, mengatakan, terapi ini menargetkan molekul spesifik di sel kanker prostat.
"Lutetium PSMA hanya menargetkan sel kanker yang memiliki PSMA pada permukaannya. Hal ini membuat efek samping terhadap jaringan normal menjadi sangat minimal," tutur dia ditulis di Jakarta, Kamis (8/5/2025).
Terapi ini dapat memperlambat perkembangan kanker, mengurangi gejala, dan meningkatkan kualitas hidup pasien secara signifikan.
Efek samping yang mungkin muncul cenderung lebih ringan dibandingkan kemoterapi serta umumnya dapat diatasi dengan terapi suportif.
Sebelum menjalani terapi pasien harus melalui serangkaian pemeriksaan medis untuk memastikan kelayakan prosedur.
Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan fisik oleh tim multidisiplin, tes laboratorium lengkap, dan pemindaian PET PSMA atau teknik pencitraan medis.
Terapi ini dilakukan dengan cara menyuntikkan Lutetium-177 melalui infus ke dalam tubuh pasien.
Setelah masuk ke dalam aliran darah, Lutetium-177 akan mencari dan mengikat sel kanker prostat yang memiliki PSMA.
Radiasi yang dilepaskan oleh Lutetium-177 akan merusak sel kanker dari dalam, menghentikan pertumbuhan dan perkembangannya.
"Prosedur ini dilakukan di ruang khusus yang telah dirancang sesuai standar keamanan kedokteran nuklir," tutur dr. Febby.
Setelah prosedur selesai, pasien dapat langsung pulang tanpa perlu menjalani isolasi khusus, karena kadar radiasi yang ditinggalkan di dalam tubuh sangat kecil dan tidak berbahaya bagi orang lain.
Setelah menjalani terapi ini pasien dianjurkan untuk menjaga kesehatan tubuh secara umum agar hasil terapi lebih optimal.
Pada umumnya, terapi ini terdiri dari tiga siklus yang diberikan dengan jarak waktu 4-6 minggu di antara setiap sesi.
Pasien mulai merasakan perbaikan kondisi setelah siklus terakhir, dan hasilnya akan dievaluasi oleh tim medis.
Jika terjadi kekambuhan, terapi Lutetium PSMA dapat diulang dengan jarak waktu 6-8 minggu, tergantung pada kondisi pasien.
"Di RS kami telah, telah dilengkapi dengan fasilitas kedokteran nuklir yang canggih untuk mendukung prosedur Lutetium PSMA. Dengan adanya peralatan modern dan tim medis yang berpengalaman," tutur dr Febby.
Sentimen: positif (80%)