Penampakan Tembok Jebol di Kalibata Timur yang Kini Tertahan 7 Tiang Listrik Tim Redaksi   JAKARTA, KOMPAS.com - Tembok di Jalan Kalibata Timur, Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan jebol saat hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Jakarta pada Rabu (7/5/2025). Berdasarkan pantauan Kompas.com pukul, tembok yang roboh tersebut diperkirakan sepanjang 10 meter. Struktur bangunan itu kini tampak miring ke arah Jalan Kalibata Timur. Tembok roboh ini tertahan dengan tujuh tiang listrik yang berdiri di sisi Jalan Kalibata Timur sehingga tidak menimpa langsung ruas jalan. Pada salah satu sisi tembok juga tertahan dengan kabel listrik yang sebelumnya menjuntai. Meski demikian, terdapat bagian tembok yang kini telah jebol. Puing-puing berserakan, dan air tampak mengalir deras dari sisi dalam tembok. Untuk mencegah aliran air masuk ke ruas Jalan Kalibata Timur, petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) bersama petugas Sumber Daya Air (SDA) membangun tanggul darurat menggunakan karung berisi tanah. Dari sisi dalam tembok, tampak lahan kosong yang dipenuhi tanaman liar. Dua bangunan berdiri tepat di sisi dalam tembok tersebut. Di area dalam tembok ini, aliran air tidak mengalir dengan baik karena berada di cekungan atau titik terendah Jalan Kalibata Timur. Kondisi diperparah oleh tumpukan sampah dedaunan yang berasal dari dalam area tembok. Semetara, dari sisi tembok yang roboh ini terdapat salah satu tempat jualan pedagang es teh yang sudah ringsek. Seorang warga bernama Anto (40) menjelaskan, hujan deras mengguyur wilayah Kalibata mulai pukul 12.00 WIB hingga 14.30 WIB. Peristiwa tembok jebol ini terjadi pada pukul 14.00 WIB. Saat itu, banjir sempat merendam Jalan Kalibata Timur. “Sekarang sudah sering (banjir). Aku enggak tahu ya. Tapi sebelumnya enggak pernah ada ini. Tapi semenjak ada apa itu di dalam diapain itu, kalau hujan, pasti banjir, alirannya ke sini airnya,” kata Anto kepada Kompas.com, Rabu (7/5/2025). Menurut Anto, banjir yang meredam kediamannya sebelum peristiwa tembok jebol ini setinggi kurang lebih 60 sentimeter. “Iya, paling parah ini. Waktu itu sudah pernah. Tapi airnya hitam kayak air comberan gitu. Kalau ini agak bersih. Cuma tetap parah saja sih. Ini saja airnya masuk warung, sedengkul di dalam,” ujar dia. Mengenai tembok jebol, Anto memastikan tidak ada korban jiwa meski ada beberapa pedagang yang sedang berjualan. “Karena mungkin anak sekolah kan lagi sepi kan. Jadi, enggak terlalu banyak, beberapa. Biasanya banyak, penuh (pedagang) sepanjang ini,” ujar dia. Copyright 2008 - 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.