Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Pilkada Serentak
Grup Musik: APRIL
Kasus: korupsi
Tokoh Terkait

Yusak Farchan
Modus baru rekayasa penangkapan paslon lebih bahaya dari politik uang
Elshinta.com
Jenis Media: Politik

Sumber foto: Istimewa/elshinta.com
PSU Bengkulu Selatan:
Pengamat: Modus baru rekayasa penangkapan paslon lebih bahaya dari politik uang Dalam Negeri Editor: Sigit Kurniawan Rabu, 07 Mei 2025 - 22:11 WIB
Elshinta.com - Pengamat politik Yusak Farchan menyebut modus baru dugaan kejahatan pilkada yang terjadi dalam pelaksanaan PSU Bengkulu Selatan, Sabtu 19 April lalu, lebih berbahaya dari politik uang.
Direktur Citra Institute ini menyatakan, modus baru berupa rekayasa penangkapan terhadap cawabup nomor 2 Ii Sumirat, masuk dalam kategori kejahatan besar dengan dampak yang luar biasa.
“Politik uang bersifat transaksional antara paslon atau timses dengan pemilih, jadi tidak ada unsur kekerasan di situ, malah sukarela. Sementara yang terjadi di Bengkulu Selatan ini operasi kekerasan sekaligus fitnah oleh kubu paslon lain untuk memengaruhi pemilih,” kata Yusak, kepada wartawan, Rabu (7/5).
Menurut Yusak, tujuan dari dua jenis kejahatan pilkada tersebut sama, yakni untuk memengaruhi perilaku pemilih. Namun dari segi dampak, lanjutnya, modus rekayasa penangkapan seorang calon lebih berbahaya karena mengancam hidup dan kebebasan yang telah dijamin sepenuhnya di dalam konstitusi.
“Kita sepakat bahwa politik uang merusak demokrasi. Tapi kasus ini lebih parah lagi, karena di samping merusak demokrasi juga mengancam hak asasi,” ungkapnya.
Yusak meminta Bawaslu RI dan Mahkamah Konstitusi (MK) mengusut dan menindak tegas kasus tersebut serta tidak menganggapnya sebatas pelanggaran biasa.
Terlebih kasus itu baru pertama terjadi sepanjang sejarah pelaksanaan pilkada di Indonesia di mana jika dibiarkan berpotensi terulang di kemudian hari. "Jangan kasih ruang penjahat demokrasi model ini, mesti dihukum berat. Dan karena ini lebih jahat dari politik uang, maka kubu yang melakukan layak didiskualifikasi,” tegasnya.
Diberitakan, calon wakil bupati Bengkulu Selatan nomor urut 2 Ii Sumirat menjadi korban rekayasa penangkapan pada malam pelaksanaan PSU Bengkulu Selatan, Jumat (18/4), atau 9 jam sebelum pencoblosan. Disebutkan, Ii Sumirat ditangkap polisi karena kasus korupsi. Narasi serupa terus dihembuskan secara terorganisir hingga ke lokasi-lokasi TPS.
Paslon nomor 2 Suryatati-Ii Sumirat merasa dirugikan atas peristiwa tersebut. Mereka mengklaim banyak simpatisan 02 yang tidak datang ke TPS atau mengalihkan dukungan ke paslon lain akibat termakan hoaks.
Sumber : Elshinta.Com
Sentimen: negatif (100%)