Sentimen
Positif (100%)
7 Mei 2025 : 07.31
Informasi Tambahan

BUMN: Pertamina Patra Niaga, PT Pertamina

Kab/Kota: bandung, Pekalongan, Tasikmalaya

Tokoh Terkait

Bertahan di Tengah Serbuan Printing, Batik Ini Setia Pada Lilin dan Tradisi

7 Mei 2025 : 07.31 Views 18

Medcom.id Medcom.id Jenis Media: Ekonomi

Bertahan di Tengah Serbuan Printing, Batik Ini Setia Pada Lilin dan Tradisi

Jakarta: Di tengah derasnya arus modernisasi dan membanjirnya batik printing di pasaran, Dimas Batik tetap teguh menjaga tradisi batik tulis dengan menggunakan malam atau lilin sebagai bahan utama. Berlokasi di Indihiang, Tasikmalaya.
 
UMKM binaan PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat ini menjadi satu-satunya pengrajin batik tulis yang masih bertahan di kota tersebut.
 
Didirikan sejak 1987 oleh Aisha Nadia, Dimas Batik kini menjadi simbol keteguhan hati dalam melestarikan budaya sekaligus menggerakkan roda ekonomi lokal. Memberdayakan ibu rumah tangga lewat goresan malam Dimas Batik saat ini mempekerjakan 25 pembatik. Sebanyak 15 orang bekerja menetap di pabrik, sementara 10 lainnya adalah ibu rumah tangga yang membatik dari rumah.

"Kami ingin mempertahankan tradisi, tapi juga memberi ruang bagi ibu-ibu agar bisa tetap produktif tanpa meninggalkan peran utama mereka di rumah," ujar Aisha Nadia dalam keterangan tertulis, Selasa, 6 Mei 2025.

Perjuangan dari karung ke galeri Perjalanan Aisha merintis Dimas Batik penuh liku. Ia mengenang masa awal usaha, ketika harus membawa karung berisi kain batik ke mana-mana untuk mencari pembeli.
 
"Waktu itu saya tidak punya kendaraan. Tapi saya tahu, saya membawa warisan budaya yang berharga," kenangnya, sambil menceritakan pengalaman pernah diusir satpam karena disangka pemulung.
 
Dua bulan sebelum pandemi, Aisha mendapatkan bantuan pendanaan UMK sebesar Rp50 juta dari Pertamina. Dana ini ia gunakan untuk membeli tanah di pinggir jalan yang kini menjadi galeri permanen Dimas Batik. Ironisnya, pandemi justru menjadi momentum lonjakan pesanan, terutama dari desainer-desainer di Bandung dan Jakarta.
  Dari Tasik ke Jepang Kini, Dimas Batik telah menjadi salah satu pengrajin batik terbesar di Tasikmalaya. Produknya dipasarkan ke berbagai kota di Indonesia seperti Jakarta dan Bandung, bahkan sudah tembus ke pasar luar negeri seperti Singapura dan Jepang.
 
“Orang Jepang sangat menyukai motif batik kami yang bernuansa bunga kecil-kecil, seperti melati, sakura, dan truntum. Mereka kurang menyukai motif binatang, jadi kami beradaptasi tanpa kehilangan identitas,” jelas Aisha. Motif sarat filosofi Dimas Batik dikenal dengan motif-motif khas Jawa Barat yang mengandung makna mendalam. Contohnya, Merak Ngibing yang menggambarkan keindahan burung merak dengan warna cerah dan energik. Lalu, Tiga Negeri memiliki simbol harmoni dari perpaduan budaya Jawa, Pekalongan, dan Lasem.
 
Kemudian, motif Cupat Manggu yang terinspirasi buah manggis, menampilkan pola geometris yang segar. Terakhir, Sidomukti memliki arti harapan dan kemakmuran, sering digunakan dalam acara adat. Dari UMKM lokal ke kancah global Melalui pelatihan seperti Pertamina UMK Academy kelas Go Global, Dimas Batik semakin siap bersaing di pasar ekspor. Dukungan dari Pertamina bukan hanya soal dana, tapi juga pendampingan berkelanjutan.
 
"Kami bangga bisa mendampingi pelaku UMKM seperti Dimas Batik yang tidak hanya mempertahankan tradisi, tapi juga mampu menembus pasar global. Inilah semangat UMKM binaan Pertamina, berakar kuat pada budaya lokal, namun berpandangan jauh ke depan," kata Eko Kristiawan, Area Manager Communication, Relation & CSR Regional JBB PT Pertamina Patra Niaga.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

(ANN)

Sentimen: positif (100%)