Sentimen
Negatif (100%)
6 Mei 2025 : 22.24
Informasi Tambahan

Kab/Kota: London, Moskow, Serang

Letkol NATO: Tadinya Target Empuk, Helikopter Serang Rusia Menjelma Mimpi Terburuk Pasukan Ukraina - Halaman all

6 Mei 2025 : 22.24 Views 21

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Internasional

Letkol NATO: Tadinya Target Empuk, Helikopter Serang Rusia Menjelma Mimpi Terburuk Pasukan Ukraina - Halaman all

Tadinya Target Empuk, Helikopter Serang Rusia Menjelma Jadi Mimpi Buruk Terburuk  Angkatan Darat Ukraina

TRIBUNNEWS.COM - Pada fase awal perang Ukraina-Rusia, helikopter serang militer Rusia dianggap sebagai "target empuk".

Namun, aset tempur Moskow tersebut kini menjadi "mimpi buruk terburuk" bagi angkatan bersenjata Ukraina, menurut seorang pejabat dari Pusat Kompetensi Kekuatan Udara Gabungan NATO (JAPCC).

Berbicara di Konferensi Helikopter Militer Internasional (IMH) 2025 di London pada bulan Februari, pakar JAPCC, Letnan Kolonel Emiliano Pellegrini dari Angkatan Darat Italia mengatakan kalau Rusia secara cepat mengambil hikmah dari pelajaran pahit pada tahap awal konflik tentang kesalahan dalam penggunaan helikopter serang mereka.

Sekarang, Rusia telah berhasil mengadaptasi taktik dan kemampuan helikopter-helikopter serang mereka macam Kamov Ka-52 'Hokum-B', Mil Mi-28 'Havoc', dan Mil Mi-24/35 'Hind'.

Pada awal perang, Rusia mengerahkan 75 unit Ka-52, 55 unit Mi-28, dan 95 unit Mi-24/35, berdasarkan analisis JAPCC terhadap data sumber terbuka.

Letkol Pellegrini menjelaskan, perkiraan ini memperhitungkan kalau sekitar 30 persen dari total armada tidak tersedia pada satu waktu karena pemeliharaan atau faktor lainnya.

"Pada tahun pertama hingga Maret 2023, aset tempur Rusia tersebut mengalami tingkat kerugian yang tinggi, dengan 59 unit hancur—termasuk 42 yang ditembak jatuh dan 17 yang hancur di darat—yang mewakili hampir 30 persen armada operasional," tulis laporan situs militer DSA, mengutip data perkiraan NATO, dikutip Selasa (6/5/2025).

Pada tahun kedua, hingga Maret 2024, jumlah kehilangan aset tempur udara Rusia ini turun 52 persen menjadi 19 unit, meskipun kehilangan aset tempur darat meningkat 40 persen menjadi 28 unit.

Data awal untuk tahun ketiga menunjukkan tren penunurun kerugian aset tempur ini terus berlanjut, sebuah perubahan yang dikaitkan Pellegrini dengan evolusi taktis dan peningkatan teknologi oleh Moskow.

"Rusia telah belajar cara menggunakan helikopternya secara lebih efektif," katanya pada konferensi tersebut, menekankan bahwa adaptasi ini merupakan faktor kunci dalam kebangkitan kembali kemampuan mereka.

Data yang disajikan oleh Pellegrini mengungkap kerugian awal perang terhadap helikopter Rusia, yaitu:

49 persen jatuhnya helikopter serang Rusia pada tahun pertama perang disebabkan oleh serangan MANPADS 22 persen kerugian helikopter serang Rusia akibat tembakan artileri antipesawat 17 persen akibat senjata ringan 12 persen akibat senjata antitank yang digunakan dalam mode tembakan langsung


Helikopter Ka-52 menyumbang 62 persen, terbanyak, dari total kehilangan aset tempur Rusia ini, diikuti oleh Mi-24/35 pada 21 persen dan Mi-28 pada 17 persen.

"Banyaknya jumlah helikopter serangan Rusia yang jatuh ini mencerminkan penggunaan taktik ketinggalan zaman dalam operasi udara," kata ulasan tersebut.

PALING BANYAK JATUH - Helikopter serang Kamov Ka-52 menjadi satu di antara helikopter serang Rusia yang paling banyak jatuh karena serangan Ukraina di awal-awal perang. Sekarang, negara tersebut telah berhasil mengadaptasi taktik dan kemampuan helikopter tersebut. Rusia Ganti Taktik yang Ketinggalan Zaman

Apa yang dimaksud dengan taktik ketinggalan zaman tersebut?

“Rusia mengoperasikan helikopter mereka seperti artileri terbang abad ke-20—terbang rendah, lambat, dan terbuka,” kata Pellegrini menjelaskan, mengacu pada teknik pendakian untuk peluncuran roket yang menjadikan heli-heli Rusia ini sasaran empuk.

Pasukan Ukraina mengeksploitasi kelemahan doktrinal ini dengan sistem seperti Stinger dan Starstreak untuk menyerang helikopter yang rentan.

Pada tahun 2023, Rusia beralih ke taktik serangan jarak jauh menggunakan rudal seperti Vikhr.

Selain itu, Rusia juga mengoordinasikan operasi seranganan dengan helikopter perang elektronik dan UAV untuk mengganggu pertahanan udara Ukraina.

“Mereka telah belajar dengan cara yang sulit—jarak kini menjadi keuntungan mereka,” kata Bronk, yang mengaitkan perubahan strategi ini dengan penurunan tingkat kerugian sebesar 52 persen.

Kemajuan teknologi berjalan seiring dengan perubahan taktik ini.

Pengacau inframerah yang ditingkatkan, sistem penglihatan malam yang dimodernisasi, dan navigasi yang lebih canggih telah memperkuat ketiga platform helikopter, sehingga mengurangi kemampuan deteksi dan paparannya terhadap ancaman musuh.

Masalah getaran pada helikopter serang Ka-52, yang sebelumnya memengaruhi akurasi serangan jarak jauh, kini telah berkurang melalui peningkatan perangkat lunak, sementara Mi-28 dan Mi-35 telah dilengkapi dengan sistem perlindungan yang lebih efektif terhadap ancaman MANPADS .

“Helikopter Rusia bukanlah model baru, tetapi sekarang lebih pintar,” kata analis militer Ukraina Oleksandr Pavlenko dalam sebuah pernyataan pada Maret 2025.

Adaptasi taktik ini telah memberikan dampak nyata di medan perang.

Sementara sebelumnya sistem MANPADS Ukraina seperti Igla berhasil menembak jatuh puluhan helikopter setiap bulan, strategi serangan jarak jauh di ketinggian yang digunakan oleh Rusia kini telah mengurangi efektivitas serangan ini.

“Mereka tidak kebal, tetapi mereka semakin sulit ditembak jatuh,” kata seorang pejabat dari Staf Umum Ukraina yang meminta identitasnya dirahasiakan kepada Ukrinform pada tanggal 1 Maret 2025, mengakui meningkatnya tekanan pada pertahanan udara Kiev.

(oln/dsa/*)

Sentimen: negatif (100%)