Sentimen
Informasi Tambahan
Grup Musik: APRIL
Kab/Kota: Moskow, Washington
Kasus: teror
Tokoh Terkait
Trump Akan Ajak Erdogan Akhiri Konflik Rusia-Ukraina, Sebut Itu Perang Konyol yang Mematikan - Halaman all
Tribunnews.com
Jenis Media: Internasional

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengatakan ia ingin bekerja sama dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, untuk mengakhiri perang Rusia dan Ukraina, setelah kedua pemimpin berbicara melalui telepon.
"Saya berharap dapat bekerja sama dengan Presiden Erdogan untuk mengakhiri perang yang konyol namun mematikan antara Rusia dan Ukraina — SEKARANG!" tulis Trump di Truth Social pada Senin (5/5/2025).
Trump menambahkan di platform Truth Social, Erdogan juga mengundangnya untuk mengunjungi Turki dan presiden Turki itu akan menemuinya di Washington.
"Presiden mengundang saya untuk pergi ke Turki di masa mendatang dan, demikian pula, dia akan datang ke Washington, DC," kata Trump.
Sebelumnya Trump berjanji untuk mengakhiri perang Ukraina dalam waktu 24 jam setelah memulai masa jabatan keduanya pada bulan Januari.
Setelah dilantik menjadi presiden AS, Trump mendorong Kyiv dan Moskow untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata.
Sementara itu Turki, sebagai anggota NATO, telah berupaya menjaga hubungan baik dengan kedua tetangganya di Laut Hitam sejak invasi Rusia.
Turki juga pernah dua kali menjadi tuan rumah pembicaraan yang bertujuan untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina.
Pada 29 April, Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, mengatakan Washington akan melepaskan peran mediator antara Rusia dan Ukraina jika tidak ada kemajuan dalam perundingan menuju perdamaian, seperti diberitakan Pravda.
Isi Percakapan Telepon Trump dan Erdogan
Selain Rusia dan Ukraina, Trump mengatakan ia dan Erdogan membahas Suriah, Gaza, dan banyak lagi.
Trump menyebut percakapan telepon tersebut sebagai percakapan telepon yang sangat bagus dan produktif dengan Erdogan.
Trump mengatakan dia dan Erdogan memiliki hubungan yang sangat baik selama masa jabatan pertamanya sebagai presiden AS dari tahun 2017 hingga 2021.
Kantor presiden Turki mengatakan Erdogan memberi tahu Trump, upaya AS untuk meringankan sanksi terhadap Suriah akan berkontribusi untuk menstabilkan negara yang dilanda perang itu.
Washington menyatakan normalisasi atau pencabutan sanksi apa pun setelah penggulingan pemimpin Suriah Bashar al-Assad pada bulan Desember akan bergantung pada kemajuan yang dapat diverifikasi oleh otoritas baru Suriah mengenai prioritas termasuk tindakan melawan teror.
Erdogan juga berterima kasih kepada Trump atas pendekatannya untuk mengakhiri perang, dengan pernyataan yang menyebutkan Ukraina, Gaza, dan negosiasi mengenai Iran, seperti diberitakan TASS.
Ia mengangkat isu Jalur Gaza yang dilanda perang, dan memberi tahu Trump, bantuan kemanusiaan harus dikirim ke Gaza tanpa gangguan.
Pada bulan Maret lalu, Israel menghentikan semua bantuan kepada 2,4 juta warga Palestina di Gaza dan pada 5 Mei 2025 kabinet keamanannya telah menyetujui perluasan operasi militer di Gaza termasuk "penaklukan" wilayah Palestina.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina
Sentimen: positif (100%)