Sentimen
Informasi Tambahan
Kasus: pengangguran
Ekonomi Indonesia Cuma Tumbuh 4,87% di Awal 2025, Ini 5 Dampaknya ke Hidup Kamu
Medcom.id
Jenis Media: Ekonomi

Jakarta: Pernah merasa cari kerja makin sulit, pengeluaran makin diawasi, tapi harga kebutuhan pokok terasa stabil?
Itu bukan kebetulan. Kamu mungkin sedang merasakan langsung dampak dari perlambatan ekonomi nasional.
Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2025 hanya mencapai 4,87 persen secara tahunan (year-on-year).
Angka ini lebih rendah dari kuartal sebelumnya, bahkan tercatat sebagai pertumbuhan paling lemah sejak kuartal III-2021. Secara kuartalan (quarter-to-quarter), ekonomi Indonesia juga terkontraksi 0,98 persen.
Angka-angka ini bukan sekadar data. Di baliknya, ada dampak nyata ke kehidupan sehari-hari. Mulai dari peluang kerja, pola konsumsi, hingga peluang usaha.
Berikut lima dampak utama perlambatan ekonomi Indonesia ke hidup kamu yang dirangkum dari berbagai sumber:
1. Peluang kerja baru menyusut
Saat ekonomi tumbuh lambat, penciptaan lapangan kerja ikut melambat. Sektor-sektor padat karya seperti industri pengolahan dan konstruksi sedang lesu, sehingga perusahaan cenderung menahan perekrutan.
Buat kamu yang sedang cari kerja, persaingan makin ketat. Ini jadi momen yang tepat untuk meningkatkan skill, ambil pelatihan daring, atau mulai melirik peluang usaha kecil-kecilan.
2. Pengangguran
Data BPS menunjukkan jumlah pengangguran naik menjadi 7,28 juta orang per Februari 2025, atau naik sekitar 83.450 orang dibandingkan tahun sebelumnya. Ini berarti 4,76 persen dari total angkatan kerja nasional.
Kenaikan ini mencerminkan kondisi pasar tenaga kerja yang makin menantang. Persiapan lebih matang dan fleksibilitas dalam mencari peluang kerja akan jadi kunci.
3. Belanja masyarakat tetap hidup, tapi lebih selektif
Meski pertumbuhan ekonomi melambat, konsumsi rumah tangga masih tumbuh 4,89 persen (yoy), menunjukkan belanja masyarakat tetap jadi penopang utama ekonomi.
Momentum Ramadan dan Lebaran pada kuartal I jadi penyelamat konsumsi. Namun, gaya hidup konsumen kini cenderung lebih selektif. Orang-orang makin bijak membedakan kebutuhan dan keinginan.
4. Investasi dan belanja pemerintah lesu
Investasi (PMTB) hanya tumbuh 2,12 persen, sementara belanja pemerintah justru menyusut 1,38 persen. Ini jadi sinyal bahwa aktivitas pembangunan, proyek infrastruktur, hingga bantuan sosial sedang melambat.
Kalau kamu bekerja di sektor konstruksi, kontraktor, atau penyedia jasa yang bergantung pada proyek pemerintah, mungkin mulai merasakan dampaknya.
5. Pertanian jadi penopang utama
kabar baiknya, sektor pertanian justru mencatat pertumbuhan tertinggi 10,52 persen. Kenaikan produksi padi dan jagung jadi motor penggerak di desa-desa dan daerah agraris.
Buat kamu yang tinggal di daerah atau punya akses ke sektor pertanian, ini bisa jadi peluang. Usaha seperti beras kemasan premium, sayur organik, atau agritech punya prospek cerah di tengah tren pangan lokal.
Perlambatan ekonomi Indonesia di awal 2025 memang menjadi tantangan, tapi juga membuka ruang untuk beradaptasi.
Dengan strategi yang tepat, kamu tetap bisa bertahan dan bahkan berkembang di tengah perlambatan ekonomi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id
(ANN)
Sentimen: positif (66.3%)