Sentimen
Positif (93%)
5 Mei 2025 : 21.37
Informasi Tambahan

BUMN: Citilink, Garuda Indonesia

Tokoh Terkait
Rahmat Hanafi

Rahmat Hanafi

Garuda Indonesia Hentikan 15 Pesawat Imbas Kondisi Keuangan  - Halaman all

5 Mei 2025 : 21.37 Views 3

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Ekonomi

Garuda Indonesia Hentikan 15 Pesawat Imbas Kondisi Keuangan  - Halaman all

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Garuda Indonesia telah menghentikan setidaknya 15 jet karena kesulitan membayar biaya perawatan.

Mengutip Bloomberg pada Senin (5/5/2025), sebagian besar pesawat yang dihentikan dioperasikan oleh unit berbiaya rendah yakni PT Citilink.

Bahkan, beberapa pemasok maskapai penerbangan nasional Indonesia meminta pembayaran di muka untuk suku cadang dan tenaga kerja karena kekhawatiran atas situasi keuangan Garuda.

Sumber Tribunnews mengatakan, mesin dari pesawat-pesawat tersebut sudah harus mendapatkan perawatan lantaran waktu mesinnya sudah habis. Di satu sisi, kondisi keuangan Garuda Indonesia turut berpengaruh terhadap keputusan itu.

"Selain itu juga kondisi keuangannya masih belum memungkinkan untuk backup semua biayanya," jelas sumber Tribunnews, Senin.

Di sisi lain, Direktur Teknik Garuda Indonesia Rahmat Hanafi mengatakan, Garuda Indonesia Group terus mendorong optimalisasi kapasitas produksi di tengah tantangan industri penerbangan global, khususnya dinamika rantai pasok suku cadang pesawat yang kini melanda hampir sebagian besar pelaku industri transportasi udara dunia.

Dia juga membenarkan bahwa saat ini terdapat 1 armada Garuda Indonesia dan 14 armada Citilink yang tengah menunggu percepatan penjadwalan perawatan rutin berupa proses heavy maintenance, termasuk penggantian suku cadang, untuk kembali siap beroperasi.

Keseluruhan proses perawatan armada tersebut direncanakan akan dilaksanakan pada tahun ini.

"Tidak dapat dipungkiri kondisi keterbatasan supply chain atas suku cadang saat ini tengah dihadapi hampir seluruh pelaku industri penerbangan, sehingga menyebabkan pelaksanaan heavy maintenance membutuhkan waktu yang lebih panjang," ujar Rahmat dalam keterangannya, Senin.

"Dapat kami sampaikan pula bahwa proses heavy maintenance sendiri diperlukan guna memastikan standar keselamatan dan kelaikan terbang tetap terjaga untuk pesawat yang akan dioperasikan," imbuh dia.

Sentimen: positif (93.4%)