Sentimen
Positif (44%)
4 Mei 2025 : 17.24
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Sragen

Tokoh Terkait

Harga Kelapa Parut Meroket Tembus Rp 15 Ribu Per Butir, Pedagang: Harga Tertinggi Sepanjang Sejarah - Halaman all

4 Mei 2025 : 17.24 Views 7

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Regional

Harga Kelapa Parut Meroket Tembus Rp 15 Ribu Per Butir, Pedagang: Harga Tertinggi Sepanjang Sejarah - Halaman all

​TRIBUNNEWS.COM, SRAGEN - Harga kelapa parut di Sragen, Jawa Tengah meroket. Biasanya harga kelapa parut hanya Rp 8.000 per butir kini melonjak menyentuh angka Rp 15.000.

Salah satu penjual kelapa di Pasar Bunder Sragen, Marsini pun mengeluh. Ia banyak diprotes pembeli lantaran mahalnya harga. "Iya diprotes, harga kok tidak turun-turun, setelah lebaran kok tidak turun-turun itu bagaimana," begitu kata Marsini menirukan protes dari para pembeli saat ditemui Tribun, Minggu(4/5/2025).

Karena mahalnya harga kelapa parut, membuat Marsini mengalami penurunan omset karena jumlah pembeli berkurang. "Misal biasanya beli 5 biji, hanya 4, kadang yang beli separuh atau seperempat milih santan instan, karena mahal, lebih memilih santan instan," jelasnya.

Pedagang lainnya, Mujiyono juga mengalami hal yang sama. Ia menyebut selama harga kelapa parut mahal, omsetnya turun sebanyak 30 persen.

"Yang beli berkurang, beralih ke santan instan, kalau omzet ya turun sekitar 30 persen. Dari pedagang penjual makanan tradisional itu sudah tidak produksi, karena harga kelapa naik, ya paling banyak terdampak rumah tangga, sama rumah makan," kata dia.

Mujiyono mengatakan harga tersebut masih mahal, lantaran harga normal hanya Rp 7.000 - Rp 8.000. "Biasanya waktu lebaran harga maksimal Rp 10.000, sekarang setelah lebaran Rp 15.000," ujar Mujiyono.

Mujiyono sendiri mulai berjualan kelapa di Pasar Bunder Sragen sejak tahun 2002. Dan harga kelapa di tahun 2025 ini yang tertinggi selama ia berjualan.

"Harga paling tinggi sepanjang sejarah, biasanya dari pengepul Rp 8.000 mentok, paling maksimal Rp 9.000, pas lebaran Rp 10.000 mentok, biasanya habis lebaran turun, langsung normal," terangnya.

"Dari pengepul harganya memang sudah tinggi," sambungnya.

Sentimen: positif (44.4%)