Sentimen
Positif (84%)
1 Mei 2025 : 16.42
Informasi Tambahan

BUMN: PT Perusahaan Gas Negara

Grup Musik: APRIL

Partai Terkait

Pasokan Gas Bumi Diprediksi Alami Defisit, Bahlil Mau Alihkan Jatah Ekspor Gas untuk Kebutuhan Dalam Negeri

1 Mei 2025 : 16.42 Views 27

Voi.id Voi.id Jenis Media: News

Pasokan Gas Bumi Diprediksi Alami Defisit, Bahlil Mau Alihkan Jatah Ekspor Gas untuk Kebutuhan Dalam Negeri

SENIPAH - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bakal mengalihkan jatah ekspor gas bumi yang sebelumnya diekspor untuk kemudian digunakan untuk kebutuhan dalam negeri.

Hal ini merupakan strategi pemerintah untuk mengatasi defisit gas bumi yang diperkirakan terjadi pada tahun 2025 hingga 2030.

"Sebagian yang jatahnya harus diekspor, kami untuk sementara memenuhi dulu kebutuhan dalam negeri,” ujar Bahlil kepada awak media di Onshore Receiving Facility ENI Muara Bakau B.V Senipah, Kalimantan Timur, Rabu, 30 April.

Bahlil menjelaskan, perencanaan gas bumi untuk kebutuhan dalam negeri sebelumnya meleset sehingga terjadi defisit kebutuhan gas.

"Karena apa itu terjadi? Karena perencanaan masa lampau, tidak kita perhitungkan baik terhadap konsumsi kebutuhan dalam negeri," sambung dia.

Ketika pihaknya akan meninjau terhadap kebutuhan gas dalam negeri, Ketua Umum Partai Golkar ini akan memprioritaskan kebutuhan dalam negeri sebelum melakukan ekspor.

Sebelumnya, prediksi defisit gas bumi ini diungkapkan oleh Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) Arief Setiawan Handoko dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XII DPR RI pada Senin 28 April yang lalu.

Dalam rapat tersebit defisit telah terjadi sejak tahun 2025 dikarenakan natural declining di lapangan migas.

“Disebabkan utamanya karena penurunan natural atau natural declining dari pemasok yang belum dapat diimbangi dengan temuan cadangan dan produksi dari lapangan gas bumi baru,” kata Arief.

Penurunan tersebut terutama ak terjadi di wilayah Sumatera Utara, Sumatera bagian selatan, Jawa Barat, serta Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Adapun defisit pasokan gas di Sumatera bagian selatan dan Jawa Barat sudah sejatinya telah terjadi sejak tahun 2025 sebesar 177 juta kaki kubik standar per hari (MMSCFD) dan diprediksi mencapai 513 MMSCFD pada 2035.

Sentimen: positif (84.2%)