Gaza Tak Kekurangan Bom, Kelaparan Dijadikan Senjata Perang
Pikiran-Rakyat.com
Jenis Media: Internasional

PIKIRAN RAKYAT - Situasi di Gaza, Palestina saat ini semakin sulit lantaran pemboman tanpa henti yang dilakukan Israel. Kondisi juga diperparah dengan blokade bantuan yang dilakukan sejak 2 Maret 2025.
Imbas dari blokade bantuan yang dilakukan Israel ini, warga Palestina di Gaza menghadapi krisis kebutuhan dasar seperti makanan, air, obat-obatan, hingga bahan bakar.
Israel dinilai sengaja menggunakan blokade ini sebagai senjata perang terhadap warga Palestina di Gaza.
"Tidak ada kekurangan bom yang jatuh di Gaza, tetapi ada kekurangan yang dipaksakan dalam hal lainnya; kelaparan sebagai senjata perang melawan seluruh penduduk sipil yang masih dibombardir tanpa henti," kata duta besar Palestina untuk PBB di New York, Riyad Mansour, dalam pertemuan ke-9907 Dewan Keamanan PBB tentang Situasi di Timur Tengah, termasuk masalah Palestina.
Mansour juga mendesak agar masyarakat internasional melakukan langkah nyata untuk mengakhiri kebiadaban Israel di Gaza.
“Palestina menyerukan kepada semua negara untuk mengambil tindakan terhadap kolonisasi permukiman, aneksasi, dan pemindahan paksa, serta mengakhiri kehadiran ilegal Israel di Wilayah Palestina yang diduduki,” tuturnya dilaporkan Middle East Eye.
"Kami menyerukan kepada mereka yang belum melakukannya untuk mengakui Negara Palestina tanpa penundaan lebih lanjut sebagai sinyal yang jelas bahwa mereka tidak akan menoleransi penghancurannya dan penghancuran solusi dua negara," katanya.
Perempuan, anak-anak, dan lansia jadi korban
Kantor Media Pemerintah yang berpusat di Gaza melaporkan 65% korban serangan Israel di Gaza adalah perempuan, anak-anak, dan lansia.
Sebagaimana dilaporkan Anadolu Agency, pasukan Israel telah membunuh lebih dari 18.000 anak-anak, 12.400 wanita. Israel telah membantai 2.180 keluarga secara keseluruhan
Tak hanya itu, ada sekitar 5.070 keluarga lainnya kini selamat namun hanya satu anggota keluarga yang tersisa. Lebih dari itu, Israel juga menewaskan 1.400 personel medis, 212 jurnalis, dan 750 pekerja kemanusiaan.
"Serangan sistematis telah menghancurkan sistem perawatan kesehatan Gaza dan berusaha membungkam kebenaran," demikian pernyataan tersebut.
Data tersebut juga ditambah dengan fakta di lapangan berdasarkan kesaksian dari pilot Israel dan kebocoran militer, diakui bahwa pengeboman sengaja dilakukan terhadap rumah dan lingkungan warga sipil.
"Fakta-fakta tersebut tidak menyisakan keraguan bahwa menargetkan warga sipil di Gaza merupakan kebijakan sistematis Israel dalam rencananya untuk melakukan kejahatan genosida dan pembersihan etnis," kata pernyataan tersebut.***
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News
Sentimen: negatif (100%)