Sentimen
Positif (100%)
30 Apr 2025 : 11.08
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Bekasi, Cikarang

Tabiat Aura Cinta Semasa SMA Dibongkar Kepala Sekolah: Beberapa Kali Izin - Halaman all

30 Apr 2025 : 11.08 Views 10

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Regional

Tabiat Aura Cinta Semasa SMA Dibongkar Kepala Sekolah: Beberapa Kali Izin - Halaman all

TRIBUNNEWS.COM - Kepala SMAN 1 Cikarang Utara, Didi Rosidi membongkar tabiat Aura Cinta semasa sekolah.

Aura Cinta adalah sosok gadis yang berdebat dengan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi saat audiensi dengan perwakilan warga terdampak proyek pelebaran sungai di Lembur Pakuan, Kabupaten Subang, Sabtu (26/4/2025).

Didi Rosidi mengatakan, Aura Cinta yang memiliki nama asli Egalita Aurelia Devi Artamevia, beberapa kali izin tak masuk sekolah.

Alasan tak masuk sekolah adalah menjalani syuting sebagai artis figuran.

"Beberapa kali izin untuk mengikuti itu, syuting lah bahasanya," kata Didi Rosidi kepada Dedi Mulyadi, dikutip dari YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel, Rabu (30/4/2025).

Menurut Didi, Aura Cinta memang memiliki bakat di dunia seni, terutama akting atau seni peran. Aktivitas ini ternyata sudah dijalani Aura Cinta semasa di sekolah.

Oleh karena itu, pihak sekolah sudah terbiasa dengan Aura Cinta yang beberapa kali izin tak masuk sekolah karena syuting.

Didi pun tak menampik, Aura Cinta adalah murid populer di sekolah yang dipimpinnya.

"Ada bakatnya di situ," tambah Didi.

Didi juga membongkar latar belakang keluarga Aura Cinta yang termasuk dalam kategori tidak mampu dan tinggal di bantaran sungai.

Bahkan saat mendaftar ke SMAN 1 Cikarang Utara pada 2021, Aura Cinta masuk melalui jalur afirmasi menggunakan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM).

"Anak ini masuk ke SMA kami, 4 tahun yang lalu dia melalui jalur SKTM, Pak. Tidak mampu. Dia masuknya afirmasi yang keluarga ekonomi menengah ke bawah," kata dia.

Kemudian, Aura Cinta lulus pada tahun 2024 dan saat ini usianya menuju 20 tahun.

"Dia lahirnya 2005, ya sudah masuk dewasa," kata Didi.

Terkait aksi speak-up Aura Cinta mengenai acara wisuda di sekolah, Didi mengaku, hal ini dilakukan demi sang adik yang hendak lulus SMP.

"Sepengetahuan kami, yang dimaksud dengan wisuda itu bukan untuk dia, untuk adiknya yang akan lulus SMP," jelas Didi.

Sebelumnya diberitakan, sosok Aura Cinta sempat menjadi sorotan setelah berdebat dengan Dedi Mulyadi mengenai masalah penggusuran dan pelarangan wisuda di sekolah.

Penggusuran akibat proyek pelebaran sungai itu membuat 30 warga Cikarang, Kabupaten Bekasi kehilangan tempat tinggal, termasuk keluarga Aura Cinta.

Pasalnya, rumah orang tua Aura Cinta berada di wilayah proyek strategis Bendung Sungai Hulu (BSH) 0 Kali Cikarang dan Kali Cikarang Bekasi Laut (CBL) karena berdiri di atas lahan negara secara ilegal.

Aura menyebut, penggusuran rumahnya tersebut termasuk realisasi dari kebijakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar.

Aura merasa keberatan rumah orang tuanya digusur.

Namun keberatan Aura Cinta itu langsung disanggah oleh Dedi. Pihaknya menyampaikan mendirikan rumah di bantaran sungai itu melanggar aturan.

"Kenapa saya melakukan ini? Kalau saya tidak melakukan ini, banjir parah lagi. Gubernur yang disalahin. Sekarang kan sudah agak lumayan," ucap Dedi.

Selain mengkritik masalah penggusuran, Aura juga mengomentari kebijakan Gubernur terkait penghapusan wisuda di sekolah.

Remaja itu mengatakan perlu ada kegiatan perpisahan sebagai kenang-kenangan di masa sekolah.

Dedi Mulyadi pun menanggapi kritik tersebut.

"Di negara mana yang TK ada wisuda, SMP ada wisuda, SMA ada wisuda di negara mana tuh? Hanya di Indonesia," ucap Dedi Mulyadi lagi.

Ia menjelaskan, wisuda seharusnya hanya diperuntukkan bagi mereka yang menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi.

Dedi juga menyoroti beban biaya yang ditanggung orang tua.

"Wisuda untuk siapa coba? Yang kuliah, di kita anak TK wisuda biaya gak? (Ada) biaya. Punya rumah enggak yang ikut wisuda TK itu? Enggak. Pake bantaran sungai ya, kan?" ucap Dedi lagi.

Dalam diskusi itu, Dedi menegaskan bahwa kebijakan tersebut dilakukan untuk kepentingan rakyat Jawa Barat, khususnya orang tua yang tengah mengupayakan pendidikan untuk anak-anaknya.

"Saya tanya, gubernur melakukan itu untuk siapa?" tanyanya kembali.

"Rakyat semua," jawab remaja tersebut.

(Tribunnews.com/Sri Juliati/Pravitri Retno W/Garudea Prabawati)

Sentimen: positif (100%)