Sentimen
Positif (100%)
29 Apr 2025 : 19.23
Informasi Tambahan

Institusi: IPB

Kab/Kota: Tiongkok

Soal Kebijakan Tarif Trump, Perbanas Institute Serukan Peran Strategis Akademisi Formulasi Kebijakan - Halaman all

29 Apr 2025 : 19.23 Views 15

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Ekonomi

Soal Kebijakan Tarif Trump, Perbanas Institute Serukan Peran Strategis Akademisi Formulasi Kebijakan - Halaman all

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perbanas Institute menyelenggarakan Seminar Ekonomi bertema 'Kebijakan Tarif Trump dan Langkah Indonesia di Masa Depan', Selasa (29/4/2025).

Seminar yang digelar secara hybrid ini menjadi forum strategis untuk membahas dampak kebijakan proteksionisme global terhadap Indonesia dan strategi adaptif yang perlu diambil.

Rektor Perbanas Institute, Prof. Hermanto Siregar, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa kebijakan tarif Trump telah memicu risiko resiprokal sebesar 11 persen hingga 15% terhadap 57 negara di dunia, dengan eskalasi terbesar terjadi antara Amerika Serikat dan Tiongkok.

“Sebagai pusat pengembangan keilmuan ekonomi dan bisnis, Perbanas Institute
berkomitmen menjadi bagian dari solusi atas tantangan global ini. Kita harus membaca peluang di balik perubahan tersebut dan mengembangkan inovasi sektor domestik," ujarnya.

Menurutnya, Perbanas Institute berkomitmen aktif menjadi bagian dari solusi atas tantangan global yang dihadapi bangsa.

"Salah satu bentuknya adalah dengan melakukan diskusi panel seperti ini, yang diharapkan mampu membawa manfaat baik kepada semua," kata Prof. Hermanto Siregar.

Dalam sesi keynote speech, Dr. Aviliani, Wakil Ketua Umum Bidang Analisis Kebijakan Makro-Mikro Ekonomi KADIN Indonesia sekaligus dosen senior Perbanas Institute, menekankan bahwa Indonesia memilih jalur diplomasi dengan Amerika Serikat, terutama untuk melindungi sektor padat karya yang rentan terdampak.

“Indonesia harus proaktif memperluas pasar dengan berfokus dalam persiapan dalam negeri, dan memperkuat posisi dalam rantai pasok global. Diskusi seperti ini harus berlanjut ke riset berbasis data yang dapat disumbangkan untuk pengambilan kebijakan nasional. Antara pengusaha, pemerintah, dan masyarakat harus kompak. Kita harus fokus ke sektor pangan dan energi sebagai masa depan Indonesia,” ujarnya.

Dalam sesi panel, Olvy Andrianita, S.E. dari Kementerian Perdagangan RI menyoroti strategi pemerintah untuk memperluas akses pasar melalui percepatan perjanjian dagang.

“Kami terus mendorong penyelesaian perjanjian perdagangan agar produk Indonesia tetap kompetitif di tengah ketidakpastian global,” jelasnya.

Sementara Dr. Arif Wibisono dari Kementerian Keuangan RI menyampaikan bahwa
Indonesia berupaya memanfaatkan stabilitas ekonomi global untuk memperkuat
ekonomi domestik.

Ia menekankan pentingnya kebijakan yang adaptif dan responsif terhadap perubahan global, serta fokus investasi pada sektor pertambangan, energi, dan pertanian melalui hilirisasi dan peningkatan nilai tambah.

“Strategi yang fleksibel dan perencanaan jangka panjang menjadi kunci untuk menjaga daya saing Indonesia di tengah dinamika dunia,” paparnya.

Dari dunia akademisi, Dr. Tifa Noer Amelia (Perbanas Institute) dan Dr. Sahara (IPB University) menyoroti perlunya reformasi struktural dan diversifikasi pasar ekspor.

Sementara dari sisi industri, Ian Syarif Tan dari Asosiasi Pertekstilan Indonesia menekankan perlunya inovasi dan efisiensi untuk mempertahankan daya saing global.

“Agilitas dan inovasi harus menjadi budaya industri kita agar bisa bertahan di tengah tantangan proteksionisme,” ujar Ian Syarif Tan.

Seminar ini juga menghadirkan perwakilan dari perguruan tinggi dan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) yang memberikan analisis akademis atas dampak kebijakan tarif terhadap perekonomian nasional, khususnya dalam sektor perdagangan internasional dan keuangan.

Analisis tersebut memperkuat urgensi pembentukan respons kebijakan yang berbasis pada data, riset, dan sinergi lintas sektor.

Melalui seminar ini, Perbanas Institute mempertegas komitmennya untuk menjadi katalisator sinergi antara dunia akademik, pemerintah, dan dunia usaha dalam memperkuat daya tahan ekonomi nasional.

Perbanas Institute berupaya terus berkontribusi menghasilkan riset berbasis data yang dapat menjadi acuan bagi pengambil kebijakan dalam menghadapi tantangan global masa depan.

Sentimen: positif (100%)