Sentimen
Informasi Tambahan
Brand/Merek: Isuzu, Toyota, Yamaha
BUMN: PLN
Grup Musik: APRIL
Kab/Kota: Kemayoran
PLN Indonesia Power Genjot Industri PLTS dari Hulu ke Hilir, Targetkan Transisi Energi Lebih Cepat!
Medcom.id
Jenis Media: Ekonomi

Jakarta: PLN Indonesia Power (PLN IP) semakin serius mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk mendukung transisi energi bersih di Indonesia.
Langkah konkret ditempuh melalui penguatan industri PLTS dari hulu hingga hilir, demi memaksimalkan potensi sinar matahari yang melimpah sepanjang tahun.
“Indonesia yang hanya memiliki dua musim, penghujan dan kemarau yang sangat memungkinkan pemanfaatan sinar matahari sepanjang tahun untuk pembangkitan listrik berbasis PLTS," kata Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra dalam keterangan tertulis, Selasa, 29 April 2025.
Dengan kondisi itu, Edwin menuturkan pihaknya mengambil langkah strategis dengan membangun industri PLTS dari hulu hingga hilir, sekaligus mempercepat transisi energi menuju target Net Zero Emission (NZE) pada 2060.
Potensi surya 3.295 GW siap dioptimalkan
Dengan potensi tenaga surya mencapai 3.295 Gigawatt (GW), Indonesia menjadi salah satu negara dengan peluang besar dalam pengembangan energi surya.
PLN IP menjawab tantangan ini dengan pendekatan menyeluruh, mulai dari produksi komponen, pembangunan PLTS, hingga pemeliharaan.
Pabrik panel surya modern pertama di Indonesia
Di sisi hulu, PLN IP membentuk perusahaan patungan bernama PT Trina Mas Agra Indonesia (TMAI) bersama Trina Solar Co. Ltd dan PT Dian Swastatika Sentosa. TMAI merupakan pabrik panel surya terintegrasi pertama di Indonesia yang memproduksi sel dan modul surya dalam satu lokasi.
"Pabrik ini kami kembangkan bersama perusahaan kelas dunia di industri solar panel, guna memenuhi permintaan energi terbarukan di Indonesia. Produk-produk TMAI menggunakan teknologi N-type Topcon yang telah memenuhi standar bankability AAA dari Bloomberg New Energy Finance (BNEF), sehingga memiliki efisiensi dan keandalan yang tinggi. Ini membuktikan keseriusan kami dalam membangun industri EBT nasional," jelas Edwin.
Teknologi Tunnel Oxide Passivated Contact (TOPCon) yang digunakan, mampu menghasilkan panel surya dengan efisiensi 23,2 persen jauh di atas rata-rata panel lokal yang hanya sekitar 20 persen.
Layanan PLTS siap pakai
Untuk tahap pembangunan dan operasional, PLN Indonesia Power menggandeng anak perusahaannya, PLN Indonesia Power Services, sebagai pemain utama. Perusahaan ini bertanggung jawab dalam instalasi hingga pemeliharaan PLTS, baik di internal PLN maupun sektor swasta.
"PLN Indonesia Power Services menjadi pemain utama dalam proyek pembangunan, pemasangan dan pemeliharaan PLTS baik di lingkup PLN Grup maupun di sektor swasta, seperti PLTS PT AIIA dan PT ADSMIN dengan kapasitas 900 kWp," tutur Edwin.
PLTS komersial dukung industri besar
Tak hanya berhenti di sana, PLN IP juga memperluas portofolio energi bersih melalui PLN Indonesia Geothermal. Selain fokus pada pembangkit panas bumi, mereka juga mengembangkan PLTS di berbagai sektor industri besar seperti Toyota, Yamaha, dan Isuzu dengan total kapasitas 21,5 Megawatt Peak (MWp).
"Selama 5 tahun terakhir, PLN Indonesia geothermal juga berhasil mengembangkan energi hijau sebesar 5,6 Gigawatt hour (GWh) yang setara dengan pengurangan emisi karbon sebanyak 4.760 ton CO?e," imbuh Edwin.
Tampil di pameran internasional energi surya
PLN Indonesia Power memamerkan gebrakan ini dalam ajang Solar Tech Indonesia 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta. Acara berskala Asia Tenggara itu menjadi panggung untuk menunjukkan kesiapan Indonesia dalam adopsi teknologi energi surya dan sistem penyimpanan energi modern.
"Transisi menuju energi bersih bukan lagi sekadar wacana. Ini adalah perjalanan yang sudah kami mulai, dan kami terbuka untuk berkolaborasi dengan seluruh pihak yang memiliki semangat yang sama dalam mempercepat penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia," ucap Edwin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id
(ANN)
Sentimen: positif (100%)