Sentimen
Informasi Tambahan
Grup Musik: APRIL
Kab/Kota: Depok
Janggalnya Jalur Sepeda di Atas Trotoar Margonda Depok Megapolitan 25 April 2025
Kompas.com
Jenis Media: Metropolitan
/data/photo/2025/04/17/6800d17d08e4c.jpeg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
Janggalnya Jalur Sepeda di Atas Trotoar Margonda Depok Tim Redaksi DEPOK, KOMPAS.com - Jalur sepeda di atas trotoar Jalan Margonda Raya, Kota Depok, menjadi sorotan publik lantaran keberadaannya tampak tak wajar. Hal itu sempat disampaikan pesepeda dalam sebuah video yang memperlihatkan jalur sepeda tersebut dan viral di media sosial. Berdasarkan video yang dilihat Kompas.com, seorang pria yang tengah bersepeda mencoba jalur sepeda di Jalan Margonda Raya ini. Ia membicarakan kondisi jalur sepeda yang tidak nyaman untuk dilintasinya. Dalam video itu, pesepeda itu juga menyoroti penanda jalur sepeda yang hanya berupa simbol persegi warna hijau dengan gambar sepeda. Pengamatan Kompas.com di lokasi pada Kamis (17/4/2025), jalur sepeda di atas trotoar mulai terlihat setelah underpass Dewi Sartika menuju ke arah Jakarta. Hal itu ditandai dengan cat berwarna hijau dan bergambarkan sepeda di atas trotoar pejalan kaki. Lambang ini terus terlihat di sepanjang trotoar hingga terputus tepat di depan Balai Kota atau Depok Open Space. Di tengah jalur itu, ada 3-4 bollard atau pembatas jalan untuk mencegah motor melintas, yang juga menghalangi sepeda untuk lewat. Setelah terputus, jejak cat hijau tidak lagi terlihat, baik di atas trotoar atau lajur kiri Jalan Margonda Raya. Ketua Umum Komunitas Sepeda D’Margo, Nadih Saputra mengaku selalu khawatir setiap bersepeda menggunakan jalur tersebut. Kekhawatiran terbesarnya karena bisa kapan saja terbentur dengan pejalan kaki yang juga menggunakan trotoar itu. "Terus terang ya cuma bisa gowes santai (di jalur itu) karena ngeri ada orang keluar dari toko di Margonda, terus kena kita, ngeri,” kata Nadih saat dihubungi Kompas.com, Kamis (24/4/2025). Para pesepeda selalu mengakalinya dengan gowes santai yang diperkirakan hanya berkisar 10 km/jam, maksimalnya. Selain itu, Nadih juga mengeluhkan kondisi trotoar yang dipasang tiang besi untuk mencegah motor masuk. Tiang itu membuat para pesepeda tidak cukup leluasa, bahkan khawatir celaka mengenai setang sepedanya. Apalagi, tiang besi yang dipasang setiap beberapa meter itu seolah tak ada fungsinya karena pengendara motor tetap naik ke trotoar di kala macet. “Itu hambatan buat pesepeda karena khawatir kebentur sama tiang itu,” ujar Nadih. Meski demikian, ia menyarankan agar adanya marking warna utuh di lajur sepeda untuk mempertegas batasnya. Menurut dia, hal itu mungkin mampu membuat pengguna trotoar lain jadi lebih sadar. Saran ini berdasar pada penanda jalur sepeda sekarang yang terasa ambigu lantaran hanya berupa persegi hijau dengan logo sepeda di dalamnya. “Pada dasarnya memang lebih baik jalur sepeda dibuat tersendiri (di bahu jalan) kayak di Dewi Sartika,” kata Nadih. Copyright 2008 - 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Sentimen: negatif (99.9%)