Sentimen
Negatif (99%)
24 Apr 2025 : 19.49
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Beijing, Tiongkok

China Ancam Tutup Pintu Negosiasi, Desak AS Cabut Tarif Impor jika Ingin Akhiri Perang Dagang - Halaman all

24 Apr 2025 : 19.49 Views 26

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Internasional

China Ancam Tutup Pintu Negosiasi, Desak AS Cabut Tarif Impor jika Ingin Akhiri Perang Dagang - Halaman all

TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah China di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping mendesak Amerika Serikat (AS) untuk segera mencabut tarif sepihak sebesar 145 persen yang ditetapkan atas semua barang impor asal Tiongkok.

Desakan ini diungkap langsung oleh juru bicara Kementerian Perdagangan China He Yadong.

Dalam kesempatan tersebut Yadong mengancam akan menutup semua pintu negosiasi atau perundingan meskipun ada indikasi dari Gedung Putih memangkas bea impor Beijing.

"AS harus menanggapi suara-suara rasional di komunitas internasional dan di dalam perbatasannya sendiri dan secara menyeluruh menghapus semua tarif sepihak yang dikenakan pada China," kata He Yadong dikutip dari CNBC International.

 “Jika AS benar-benar ingin menyelesaikan masalah ini mereka harus membatalkan semua tindakan sepihak terhadap Tiongkok,” imbuhnya.

Tiongkok memandang bahwa tarif yang diberlakukan oleh AS adalah tindakan sepihak dan tidak sesuai dengan prinsip perdagangan bebas yang diatur oleh Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Terlebih tarif tersebut tidak hanya mengganggu perekonomian Tiongkok, tetapi juga merugikan konsumen dan perusahaan dunia.

Tarif itu memperparah ketidakpastian global lantaran keduanya merupakan kekuatan ekonomi terbesar dunia.

Oleh karena itu, pembatalan tarif dianggap sebagai prasyarat penting untuk memulai kembali dialog konstruktif antara kedua negara.

“Tiongkok jelas ingin melihat perang dagang mereda, karena hal itu merugikan kedua ekonomi,” kata Yue Su, kepala ekonom Tiongkok, di The Economist Intelligence Institute.

“Permintaan mereka agar AS membatalkan tarif ‘sepihak’ mencerminkan pergeseran itu.” tambahnya.

China Tolak Tunduk

Aksi saling lempar tarif impor antara China dan AS bermula dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengumumkan tarif resiprokal atau tarif timbal balik sebesar 34 persen.

Sebagai bentuk balasan, Komite Tarif Dewan Negara China turut menerapkan tarif 34 persen atas produk-produk asal AS.

Ketegangan yang semakin berlanjut akhirnya mendorong AS untuk menjatuhkan tarif 145 persen ke China.

Kendati AS memberikan isyarat terkait adanya pemangkasan tarif impor barang-barang China, turun dari level saat ini sebesar 145 persen menjadi antara 50 persen dan 65 persen.

Namun, hal tersebut membuat kemarahan China mereda. Pemerintah Xi menegaskan bahwa negaranya tak akan tunduk.

China Ultimatum Negara-Negara Yang Ajukan Negosiasi

Tak sampai di situ, belakangan China turut menebar ancaman kepada negara-negara yang melakukan negosiasi terhadap kenaikan tarif impor Amerika Serikat (AS).

Tak dijelaskan secara rinci sanksi apa yang akan diterapkan pemerintahan Xi Jinping kepada negara-negara yang nekat melakukan negosiasi mengenai kenaikan tarif Trump.

Namun, Kementerian Perdagangan China menegaskan bahwa Tiongkok akan mengambil tindakan balasan dan timbal balik yang tegas.

Ancaman ini dilontarkan Xi setelah munculnya laporan bahwa AS berencana menggunakan negosiasi tarif untuk menekan puluhan negara agar memberlakukan hambatan baru pada perdagangan dengan China.

“China dengan tegas menentang pihak mana pun yang mencapai kesepakatan dengan mengorbankan kepentingan China. Jika ini terjadi, China tidak akan pernah menerimanya dan akan dengan tegas mengambil tindakan balasan,” kata juru bicara Kementerian Perdagangan China.

(Tribunnews.com / Namira)

Sentimen: negatif (99.8%)