Sentimen
Negatif (100%)
23 Apr 2025 : 05.30
Informasi Tambahan

BUMN: PT Jasa Marga

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: Papanggo, Warakas

Kasus: kebakaran

Tokoh Terkait

Derita Warga Kolong Tol Dekat JIS, Tinggal Dekat Gunungan Sampah dan Kena TBC Megapolitan 23 April 2025

23 Apr 2025 : 05.30 Views 5

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Metropolitan

Derita Warga Kolong Tol Dekat JIS, Tinggal Dekat Gunungan Sampah dan Kena TBC
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        23 April 2025

Derita Warga Kolong Tol Dekat JIS, Tinggal Dekat Gunungan Sampah dan Kena TBC Tim Redaksi JAKARTA, KOMPAS.com - Nasib pahit harus dialami warga kolong tol dekat Jakarta International Stadium (JIS) di RT 10, RW 08, Papanggo, Jakarta Utara , karena harus hidup berdampingan dengan sampah hingga mengalami penyakit tuberkulosis (TBC). "Pernah kena penyakit TBC , dari bau sampah, asap pembakaran, asap rokok juga, padahal saya enggak merokok," jelas salah satu warga RT 10 bernama Dede Alamsyah (65) saat diwawancarai Kompas.com di lokasi, Selasa (22/4/2025). Pasalnya, rumah Dede sendiri hanya berjarak 100 meter dari tumpukan sampah yang ada di kolong tol itu. Aroma sampah yang menyengat, serta asap pembakarannya yang menjadi salah satu penyebab Dede mengalami TBC. Padahal, Dede sendiri tidak merokok. Namun, karena aroma sampah yang tajam membuat Dede mengidap TBC. Beruntungnya, Dede sudah berhasil sembuh dari penyakitnya tersebut, setelah menjalani pengobatan panjang. Kolong tol dekat JIS tersebut mulai dipenuhi sampah sejak tahun 2016 silam. Sejak sembilan tahun yang lalu, banyak orang dari luar wilayah Papanggo membuang sampah di kolong tol. Bahkan, kata Dede, banyak tukang gerobak yang sengaja membawa sampah dari wilayah Warakas, lalu dibuang di kolong tol tersebut. Akhirnya, lama-lama sampah di kolong tol tersebut terus menggunung. Bahkan, hampir seluruh kolong tol sepanjang 500 meter dipenuhi dengan sampah. Ketinggian sampah yang menumpuk juga bisa mencapai tiga meter. "Sampah menumpuk ada kali tiga meter," jelas Dede. Berbagai cara untuk mencegah orang untuk tidak lagi membuang sampah di kolong tol sudah dilakukan pengurus RT setempat. Berbagai imbauan, baik itu tertulis atau lisan, sudah dilakukan pengurus RT kepada masyarakat agar tidak membuang sampah di kolong tol. Tapi, imbauan pengurus RT itu justru diabaikan begitu saja, bahkan orang-orang tak bertanggung jawab itu tetap gemar membuang sampah di kolong tol. Selain imbauan, pengurus RT juga sempat menggembok akses jalan kolong tol agar tidak lagi dijadikan tempat pembuangan sampah. Tapi, lagi-lagi gembok tersebut justru dijebol oleh oknum tak bertanggung jawab. Usai bertahun-tahun menjadi tempat sampah, beberapa waktu lalu, kolong tol tersebut justru mendadak terbakar, Rabu (16/4/2025). Penyebab kebakaran di kolong tol itu diduga akibat anak-anak membakar sampah. Warga mengetahui saat api sudah membesar dan asap hitamnya membubung tinggi ke atas. Tapi di balik musibah kebakaran, membuat Dede bersyukur karena saat ini sampah-sampah di kolong tol itu mulai diperhatikan. "Bersyukur, Alhamdulillah. Jadi, ada kegiatan dari petugas yang menjaga kebersihan. Dari Jasa Marga peduli," ucap Dede. Pasalnya, sebelum adanya insiden kebakaran, selama bertahun-tahun sampah di kolong tol tersebut tak pernah diangkat. "Belum ada pengangkatan, paling terakhir satu tahun lalu. Itu tapi enggak ada artinya sih karena enggak sepenuhnya bersih 100 persen," ujar Dede. Usai mengalami kebakaran, kini tumpukan sampah di kolong tol itu mulai dibersihkan. Pengamatan Kompas.com di lokasi, proses pembersihan sampah di kolong tol tersebut masih dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup (LH) dan pihak tol. Kini tumpukan sampah itu diangkut dengan menggunakan alat berat berupa beko. Alhasil, tumpukan sampah di kolong tol tersebut pun berangsur-angsur berkurang. Tinggal tak jauh dari tumpukan sampah, Dede berharap, agar kolong tol tersebut diubah menjadi lapangan hijau. "Harapan saya tolong lah kalau nanti ini sudah dibersihkan, dibikin penghijauan atau lapangan futsal," terang Dede. Dengan dijadikan sebagai lapangan terbuka hijau, kata Dede, bisa membuat kolong tol itu terlihat tak kumuh lagi. Di sisi lain, ruang terbuka hijau bisa menjadi tempat anak-anak bermain dan berolahraga. Lalu, dengan menjadi lapangan hijau, membuat kolong tol tersebut tidak lagi dijadikan sebagai tempat sampah. Copyright 2008 - 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: negatif (100%)