Sentimen
Positif (84%)
21 Apr 2025 : 23.00
Informasi Tambahan

Agama: Katolik

Kab/Kota: Roma

Tokoh Terkait

Tradisi dan Proses Menuju Pemilihan sang Pengganti

21 Apr 2025 : 23.00 Views 56

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Internasional

Tradisi dan Proses Menuju Pemilihan sang Pengganti

PIKIRAN RAKYAT - Setelah pengumuman wafatnya Paus Fransiskus pada Senin pagi oleh Vatikan, Gereja Katolik Roma memasuki periode transisi yang disebut sede vacante, atau "takhta kosong".

Ini adalah masa duka dan refleksi, sekaligus masa persiapan untuk menyambut pemimpin baru umat Katolik sedunia. Serangkaian ritual suci pun dijalankan untuk menandai akhir dari satu kepausan dan awal dari yang berikutnya.

1. Pengesahan Kematian dan Penutupan Kepausan

Tugas pertama dipegang oleh Camerlengo (Chamberlain), yang saat ini dijabat oleh Kardinal Kevin Farrell. Ia secara resmi mengonfirmasi kematian Paus dan mengambil langkah simbolis dengan menyegel apartemen pribadi mendiang pemimpin tertinggi Gereja.

Selain itu, dua simbol penting juga harus dimusnahkan:

Cincin Nelayan, yang sebelumnya digunakan Paus untuk memeteraikan dokumen resmi, dihancurkan. Segel timah resmi Paus juga dihancurkan, untuk mencegah penyalahgunaan.

Tidak dilakukan otopsi, sesuai dengan tradisi kepausan.

2. Persiapan dan Rangkaian Pemakaman

Camerlengo bersama tiga asistennya akan memutuskan kapan jenazah Paus Fransiskus akan dipindahkan ke Basilika Santo Petrus agar umat dapat memberikan penghormatan terakhir.

Sesuai permintaan pribadi Paus, ia tidak akan dimakamkan di ruang bawah tanah Basilika Santo Petrus, melainkan di Basilika Santa Maria Mayor Roma, tempat yang memiliki makna spiritual khusus bagi Fransiskus. Ia juga meminta untuk dimakamkan dalam peti kayu sederhana, sebuah simbol kerendahan hati yang melekat selama masa kepemimpinannya.

Upacara berkabung akan berlangsung selama sembilan hari, dan pemakaman biasanya dilaksanakan antara hari keempat hingga keenam setelah wafat.

3. Masa Sede Vacante dan Tugas College of Cardinals

Selama masa sede vacante, College of Cardinals (Dewan Kardinal) mengambil alih sebagian fungsi administratif Gereja. Namun, kewenangan mereka sangat terbatas, dan sebagian besar aktivitas Vatikan berhenti sementara.

Fokus utama mereka adalah mempersiapkan konklaf, yaitu sidang rahasia untuk memilih Paus baru.

4. Konklaf di Kapel Sistina

Konklaf diadakan antara hari ke-15 hingga ke-20 setelah wafatnya Paus. Lokasinya adalah Kapel Sistina yang terkenal dengan lukisan langit-langit Michelangelo. Kardinal peserta akan "dikurung" secara simbolis di dalam Vatikan hingga terpilih paus baru.

Hanya kardinal berusia di bawah 80 tahun yang berhak memilih. Saat ini, sekitar 80% dari kardinal pemilih ditunjuk oleh Paus Fransiskus, sebuah fakta yang meningkatkan peluang kebijakan progresifnya tetap diteruskan.

Pemilihan dilakukan melalui pemungutan suara rahasia, dengan syarat dua pertiga suara ditambah satu untuk menyepakati calon Paus baru. Proses ini bisa berlangsung dalam beberapa putaran.

5. Tanda Asap dan Pengumuman 'Habemus Papam'

Setelah suara disepakati:

Asap putih akan keluar dari cerobong Kapel Sistina sebagai simbol telah terpilihnya Paus baru. Jika belum ada hasil, asap hitam akan terlihat.

Setelah pemilihan berhasil, Dekan Dewan Kardinal akan muncul di balkon tengah Basilika Santo Petrus untuk menyatakan kalimat ikonik:

"Habemus Papam" (Kami memiliki Paus)

Paus baru akan tampil di hadapan umat dan memberikan berkat apostolik pertamanya.***

Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

Sentimen: positif (84.2%)