Sentimen
Negatif (64%)
20 Apr 2025 : 16.59
Informasi Tambahan

Brand/Merek: Toyota

Indonesia Bisa Lebih Cepat Adopsi Mobil Hidrogen

20 Apr 2025 : 16.59 Views 7

Detik.com Detik.com Jenis Media: Otomotif

Indonesia Bisa Lebih Cepat Adopsi Mobil Hidrogen

Jakarta -

PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) menilai adopsi mobil hidrogen di Indonesia bisa lebih cepat dari Jepang. Pasalnya Indonesia tidak memulai teknologi hidrogen dari nol.

"Sekali lagi butuh studi, menurut Prof Eniya minimal 10 tahun. Mudah-mudahan bisa lebih cepat," kata Presiden Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Nandi Julyanto, belum lama ini.

Dia melanjutkan kunci percepatan adopsi teknologi mobil hidrogen di Indonesia terletak pada dukungan kebijakan pemerintah, ketersediaan bahan baku, dan pembangunan ekosistem yang mendukung.

"Karena kita nggak dari nol kan. Kalau di Jepang dari nol. Sekarang produknya sudah ada. Infra-nya tinggal copy. Tinggal sekarang kebijakan, kemudian ketersediaan bahan baku, kalau itu tersedia ekosistem ada, otomatis akan jalan," tambah dia.

Toyota sudah membangun Hydrogen Refueling Station dengan modal Rp 34 miliar, meski kala itu belum muncul roadmap soal hidrogen. Satu dekade yang lalu, Toyota mulai mendatangkan mobil hidrogen (Toyota Mirai) ke Indonesia. Kemudian muncul Mirai FCEV generasi kedua pada 2024, dan paling anyar adalah Crown FCEV pada 2025.

"Kita sangat menghargai. Dengan adanya roadmap itu sekarang punya arah yang jelas," kata Nandi.

"Tapi kita sudah mendahului walaupun belum ada roadmap, kita sudah bangun infrastruktur, sudah ada studi car, edukasi. Sekarang roadmap sudah jelas, nanti kita lihat dulu roadmap seperti apa, kita akan follow roadmap tersebut," tambah dia.

Kini, pemerintah lewat Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral menerbitkan roadmap hidrogen dan amonia nasional (RHAN).

Dalam RHAN, proyeksi pertumbuhan pemanfaatan hidrogen khusus sektor transportasi dibagi tiga fase:

Fase Inisiasi (2025-2034), sektor transportasi memulai dengan proyek percontohan dan komersialisasi stasiun pengisian bahan bakar hidrogen serta kendaraan bus dan truk beban berat berbasis hidrogenPengembangan dan Integrasi (2035-2045), penggunaan hidrogen dalam transportasi semakin meningkat dengan proyek pilot untuk mobil fuel cell dan transportasi laut berbasis fuel cell.Akselerasi dan Berkelanjutan (2051-2060), teknologi fuel cell terus dioptimalkan dan diperbaiki untuk kendaraan listrik. Penggunaan hidrogen dalam transportasi diharapkan mencapai skala besar, dengan peningkatan jumlah kendaraan berbasis hidrogen
Peta jalan itu juga membagi membagi transportasi berbahan bakar hidrogen menjadi tiga, FCEV (Fuel Cell Electric Vehicles), kapal laut, dan kereta api dari tahun 2030 hingga 2060.

Lebih lanjut, pemanfaatan hidrogen diproyeksikan mencapai 438 ton per tahun pada 2030 yang digunakan oleh 3 ribu unit mobil. Pemanfaatan tersebut diproyeksikan akan meningkat mencapai 530 ribu ton per tahun dengan 3,6 juta unit mobil FCEV pada tahun 2060.

"Tentu kalau kita bicara komersialisasi ujungnya adalah konsumen. Konsumen ini pasti mau biaya yang paling tidak sama biaya yang sekarang," kata Nandi.


(riar/lua)

Sentimen: negatif (64%)