Sentimen
Negatif (100%)
20 Apr 2025 : 17.10
Informasi Tambahan

Hewan: Sapi

Kab/Kota: Jabodetabek, Lombok

Kasus: Kemacetan

200 Truk Tertahan di Pelabuhan NTB, Belasan Sapi Kurban Mati Kelelahan

20 Apr 2025 : 17.10 Views 14

Beritasatu.com Beritasatu.com Jenis Media: Regional

200 Truk Tertahan di Pelabuhan NTB, Belasan Sapi Kurban Mati Kelelahan

Lombok Barat, Beritasatu.com – Sebanyak 12 ekor sapi untuk kebutuhan kurban Hari Raya Iduladha 1446 Hijriah mati diduga kelelahan terjebak dalam sejumlah truk yang tertahan berhari-hari Pelabuhan Gili Mas, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Lebih dari 200 truk pengangkut sapi dari Bima, Dompu, dan daerah lain di NTB tertahan di Pelabuhan Gili Mas karena minimnya kapal. Sapi-sapi tersebut rencananya akan dibawa ke berbagai daerah termasuk Jabodetabek untuk memenuhi kebutuhan hewan kurban Iduladha.

Ratusan sapi lainnya kini dalam kondisi kritis karena kelamaan di dalam truk. Hal itu membuat pemilik sapi khawatir. Jika tidak ada tambahan kapal, bisa saja truk akan tertahan lebih lama dan sapi-sapi itu bisa mati seketika.

Saat ini hanya tersedia satu kapal besar di Pelabuhan Gili Mas dengan kapasitas sekitar 50 truk dan jadwal keberangkatan tidak menentu. Kapal kecil dengan kapasitas 17 truk pun tak mampu mengurai kemacetan logistik ternak yang kian parah dari waktu ke waktu.

Truk berisi sapi harus berjibaku dengan penumpang, bus, dan truk logistik lain yang lebih diprioritaskan naik ke kapal yang tersedia di Gili Mas.

Di bawah terik matahari yang menyengat dan dinginnya angin malam, para petani dari berbagai pelosok NTB terpaksa tidur di Pelabuhan Gili Mas dengan alas seadanya. Mereka setia menjaga hewan ternak yang telah mereka besarkan selama berbulan-bulan.

"Sapi-sapi ini bukan sekadar hewan bagi kami, ini harapan hidup. Kami rawat dengan susah payah, kadang lebih pentingkan beli pakan daripada makan sendiri. Sekarang semuanya seperti sia-sia," kata Ketua Gabungan Kelompok Petani dan Nelayan Hibrida Indonesia (Gapehani) Kabupaten Bima Muziburrahman, Minggu (20/4/2025).

Ketua Asosiasi Peternak dan Pedagang Sapi Bima Indonesia Furkan Sangiang mendesak Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal segera turun tangan mengatasi krisis kapal pengangkut sapi kurban ke berbagai daerah.

"Kami tidak minta uang, kami hanya minta kapal. Kami mohon kepada pemerintah, khususnya Pak Gubernur, tolong bantu. Ini Iduladha tinggal hitungan minggu, ini waktu paling krusial," katanya.

Kondisi memilukan ini tidak hanya meninggalkan luka mendalam bagi para petani, tetapi juga mengancam keberlangsungan ekonomi peternakan rakyat di NTB.

Sapi-sapi yang seharusnya menjadi komoditas kurban untuk memenuhi kebutuhan di Jabodetabek dan kota-kota besar lainnya di Indonesia kini terancam gagal berangkat.

Jika hal ini terus terjadi, maka kerugian yang dialami petani bisa mencapai ratusan juta rupiah.

"Bayangkan, banyak dari kami punya cicilan bank. Sapi-sapi inilah harapan untuk bayar utang, belikan beras, seragam sekolah anak-anak. Sekarang kami hanya bisa menatap sapi-sapi yang lemas, dan sebagian sudah mati," ujar Muziburrahman dengan nada sedih.

Sopir memberi minum sapi dalam truknya yang tertahan di Pelabuhan Gili Mas, Lembar, Lombok Barat, NTB akibat minimnya kapal, Sabtu (19/4/2025). - (Beritasatu.com/Muhammad Awaludin)

Furkan Sangiang mengatakan NTB selama ini dikenal sebagai salah satu datang penyokong utama kebutuhan sapi kurban nasional. Namun, ironinya permasalahan klasik berupa keterbatasan kapal untuk angkut sapi terus berulang setiap tahun menjelang Iduladha.

"Kalau ini terus dibiarkan, tahun depan mungkin tidak ada lagi petani sapi di Bima dan Dompu. Ini bukan soal bisnis, ini soal hidup atau mati petani kecil," tegas Furkan.

Para pemilik sapi-sapi kurban yang tertahan di Pelabuhan Gili Mas kini hanya bisa kapal pengangkut hewan ternak mereka segera tiba sebelum kondisi semakin memburuk. Mereka meminta ada kapal khusus jelang Iduladha untuk membawa sapi kebutuhan kurban dari NTT ke berbagai daerah.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) NTB Muhammad Riadi memutuskan menghentikan sementara penerbitan rekomendasi pengiriman ternak. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk mengurangi kepadatan truk dan mencegah penumpukan sapi yang lebih parah di Pelabuhan Gili Mas.

"Sudah ada kesepakatan, maksimal pengangkutan 55 truk tronton, tetapi kenyataannya semua bergerak tanpa kendali. Makanya saya stop dahulu sampai 8.000 ekor sapi ini terkirim," jelas Riadi.

Riadi juga menyoroti ketidakdisiplinan dalam pengiriman ternak dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Menurut dia, seharusnya jumlah truk dari Bima dibatasi maksimal 40 unit, ditambah 15 unit dari Dompu, dan Sumbawa, dengan jadwal pengiriman yang diatur setiap dua hari sesuai dengan jadwal kedatangan kapal.

Sentimen: negatif (100%)