Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: bandung, Semarang
Kasus: teror
Tokoh Terkait
Geger di Tahun 1930-an, Isu Teror 'King Kong' Berawal dari Film
Detik.com
Jenis Media: News

Jakarta -
Hoax yang meresahkan masyarakat ternyata sudah ada sejak zaman Hindia Belanda. Dulu, masyarakat pernah dibuat geger dengan isu teror hantu 'King Kong'. Bagaimana kisahnya?
Cerita soal teror hantu King Kong ini bermula pada tahun 1934. Saat itu, masyarakat pribumi di Hindia Belanda masih memiliki kehidupan yang sederhana, bahkan kekurangan. Oleh karena itu, mereka tak memiliki banyak pilihan hiburan.
Oleh karena itu, masyarakat pribumi gembira ketika banyak film barat masuk ke Indonesia.
Namun, seperti dicatat M Abduh Aziz dalam bukunya, 'Di Balik Layar Perak: Film di Hindia Belanda 1926-1942', film ini juga membawa pengaruh buruk kepada masyarakat. Pasalnya, masyarakat pribumi saat itu masih banyak yang buta huruf.
Salah satu film yang cukup menarik minat masyarakat yakni film asal Amerika Serikat yang berjudul King Kong (1933). Seperti dilaporkan koran De locomotief edisi 27 Maret 1934, film ini tayang perdana di Indonesia pada 28 Maret 1934. Film ini ditayangkan di beberapa daerah, seperti Bandung hingga Semarang. Masyarakat berbondong-bondong menonton film ini di bioskop.
Diisukan bahwa King Kong ini mengganggu para wanita pribumi. Dalam isu beredar itu, King Kong ini menculik wanita yang sedang duduk di balai-balai saat malam hari. Suasana kampung-kampung di Medan menjadi semakin mencekam.
Saat teror sudah merebak, muncul seorang wanita yang sengaja menjual jimat untuk menangkal hantu King Kong ini. Satu buah jimat dihargai empat puluh sen per buah. Jimat ini diklaim bisa melindungi warga dari serangan King Kong.
Belakangan diketahui, seperti ditulis koran-koran Melayu, bahwa King Kong tersebut adalah pria yang menyamar dengan kain. Warga benar-benar merasa diteror hantu King Kong karena mereka terbayang-bayang sosok King Kong yang ada dalam film.
(rdp/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Sentimen: positif (88.9%)