Sentimen
Informasi Tambahan
Grup Musik: APRIL
Kab/Kota: Tangki, Tiongkok
Kasus: pembunuhan, Teroris
Tokoh Terkait
Jenazah Bergelimpangan dalam Serangan Terbaru AS di Hodeidah Yaman, Israel Cegat Rudal Houthi - Halaman all
Tribunnews.com
Jenis Media: Internasional

Jenazah Bergelimpangan dalam Serangan AS di Yaman, Israel Cegat Rudal Houthi
TRIBUNNNEWS.COM - Serangan udara AS yang menargetkan pelabuhan minyak Ras Isa di provinsi Hodeidah Yaman Kamis malam dilaporkan menewaskan sedikitnya 58 orang, termasuk lima pekerja kesehatan, saluran TV Al-Masirah milik kelompok Houthi melaporkan Jumat (18/4/2025).
TV Al-Masirah melaporkan kalau 126 orang lainnya terluka dalam serangan udara AS tersebut.
Laporan juga menyatakan kalau angka tersebut masih awal karena operasi penyelamatan masih terus berlanjut di lokasi tersebut.
Laporan TV Al-Masirah mengatakan, "Musuh, Amerika melancarkan empat serangan udara di wilayah Ras Isa," tanpa menyebutkan target pasti atau akibat dari serangan tersebut.
Saluran TV Al Masirah yang berafiliasi dengan Houthi menyiarkan rekaman akibat serangan udara AS tersebut, yang memperlihatkan jenazah-jenazah korban bom bergelimpangan di lokasi.
DIBOM AMERIKA - Tangkapan layar dari video yang dirilis oleh TV al-Masirah yang dikelola Houthi menunjukkan api dan asap mengepul dari pelabuhan bahan bakar Ras Isa setelah serangan udara AS, di provinsi pelabuhan Hodeidah, Yaman, 18 April 2025. AS Sebut Serangan Targetkan Tangki Bahan Bakar
Komando Pusat AS (CENTCOM) mengatakan dalam sebuah pernyataan kalau mereka telah menghancurkan pelabuhan bahan bakar yang menyuplai kegiatan kelompok yang mereka labeli sebagai organisasi teroris tersebut.
"Hari ini, pasukan AS mengambil tindakan untuk menghilangkan sumber bahan bakar bagi Houthi yang didukung Iran dan merampas pendapatan ilegal yang telah mendanai upaya Houthi untuk meneror seluruh wilayah selama lebih dari 10 tahun," tulis pernyataan CENTCOM di platform X.
Operasi tersebut, kata AS, bertujuan untuk melemahkan kekuatan ekonomi Houthi dan bukan untuk merugikan rakyat Yaman.
"Kelompok Houthi yang didukung Iran menggunakan bahan bakar untuk mendukung operasi militer mereka, sebagai senjata kendali, dan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi dari penggelapan keuntungan impor. Bahan bakar ini harus dipasok secara sah kepada rakyat Yaman," katanya.
Tim pertahanan sipil dan penyelamatan terus berupaya memadamkan api di pelabuhan dan menyelamatkan yang terluka setelah serangan.
Presiden AS Donald Trump mengatakan bulan lalu bahwa ia telah memerintahkan "tindakan militer yang tegas dan kuat" terhadap kelompok Houthi dan kemudian mengancam akan "memusnahkan mereka sepenuhnya."
Kelompok Houthi telah menargetkan kapal-kapal yang melewati Laut Merah dan Laut Arab, Selat Bab al-Mandab, dan Teluk Aden sejak November 2023 sebagai bentuk solidaritas dengan warga Palestina di Jalur Gaza, tempat lebih dari 51.000 orang tewas dalam serangan brutal Israel selama lebih dari 18 bulan.
Kelompok tersebut menghentikan serangan ketika gencatan senjata di Gaza diumumkan pada bulan Januari antara Israel dan kelompok perlawanan Palestina Hamas tetapi melanjutkannya setelah Israel memperbarui serangan udara di daerah kantong itu bulan lalu.
Adapun Houthi sebelumnya mengumumkan kalau sembilan serangan udara AS menargetkan Kegubernuran Al Bayda di Yaman tengah dan Kegubernuran Sana'a di utara.
Serangan udara ini merupakan bagian dari serangkaian serangan harian intensif yang dilancarkan oleh pesawat AS terhadap wilayah kekuasaan Houthi selama lebih dari sebulan.
RUDAL HOUTHI YAMAN - Foto ini diambil dari Telegram Houthi pada Kamis (20/3/2025), memperlihatkan dua rudal hipersonik Palestine 2 diluncurkan ke dua target militer musuh Zionis di Jaffa yang diduduki pada 19 Desember 2024. Pada Selasa (19/3/2025), Houthi kembali meluncurkan rudal balistik Palestine 2 ke Jaffa. (Telegram Houthi) Israel Cegat Rudal dari Yaman
Serangan AS ini tampaknya langsung dibalas Houthi dengan meluncurkan rudal mereka ke wilayah pendudukan Israel.
Tentara Israel (IDF) pada Jumat (18/4/2025) pagi mengumumkan kalau mereka telah mencegat rudal yang ditembakkan dari Yaman setelah sirene serangan udara diaktifkan di sebagian besar wilayah Israel tengah.
Serangan balasan Houthi langsung ke Israel ini kembali menjadi bukti lemahnya efektivitas bombardemen AS ke Yaman dalam melemahkan kelompok tersebut.
Sebagai catatan, operasi pengeboman militer AS di Yaman telah menghabiskan biaya hampir 1 miliar dolar AS atau setara Rp 16,5 triliun dalam waktu kurang dari tiga minggu, menurut narasumber yang diwawancarai CNN.
Narasumber itu mengatakan, bombardemen AS ke Yaman tersebut hanya menyebabkan 'dampak terbatas' pada kemampuan Angkatan Bersenjata Yaman (YAF) yang dipimpin kelompok Ansarallah (Houthi).
Diluncurkan pada 15 Maret, serangan-serangan AS ke Yaman tersebut mengandalkan amunisi presisi mahal seperti rudal Tomahawk, JASSM, JSOW, pesawat pengebom B-2 dari Diego Garcia, dan sejumlah kapal induk serta jet tempur tambahan.
Meski demikian, YAF terus mampu meluncurkan rudal balistik dan jelajah serta pesawat nirawak, termasuk menjatuhkan sedikitnya 17 pesawat nirawak canggih MQ-9 AS – yang masing-masing seharga 30 juta dolar AS.
Pejabat Pentagon mengakui, meskipun beberapa lokasi militer dan kepemimpinan Yaman menjadi sasaran pengeboman, negara tersebut masih memiliki persediaan senjata yang signifikan dan bunker yang dibentengi.
Satu sumber mencatat kemampuan Yaman yang berkelanjutan untuk menyerang kapal-kapal di Laut Merah dan menghindari kerusakan.
"Mereka (militer AS0 telah merebut beberapa lokasi, tetapi itu tidak memengaruhi kemampuan Houthi untuk terus menembaki kapal-kapal di Laut Merah atau menembak jatuh pesawat nirawak AS," kata salah satu sumber yang diberi pengarahan tentang operasi tersebut.
"Sementara itu, kami sedang mempersiapkan diri—amunisi, bahan bakar, dan waktu pengerahan."
Angkatan bersenjata Yaman mulai menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel di Laut Merah pada November 2023 sebagai respons atas genosida Israel terhadap warga Palestina di Gaza.
AS dan Inggris kemudian melancarkan operasi militer terhadap Yaman atas nama Israel.
Biaya Operasi Militer Membengkak, Amunisi Menipis
Biaya operasi yang tinggi telah menimbulkan kekhawatiran di Kongres AS.
Pentagon mungkin akan segera meminta dana tambahan untuk melanjutkan operasi tersebut.
Perubahan dalam otorisasi serangan—beralih dari model era Biden yang mengharuskan persetujuan Gedung Putih—telah memberi para komandan lebih banyak fleksibilitas, yang menggemakan kebijakan dari masa jabatan pertama Donald Trump.
Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz merujuk pada pembunuhan seorang operator pesawat nirawak senior Yaman, yang menunjukkan pendekatan serangan yang lebih luas.
Sementara itu, para pejabat di Komando Indo-Pasifik AS telah menyatakan kekhawatirannya atas menipisnya amunisi jarak jauh seperti JASSM, yang mereka anggap penting untuk potensi konflik di Pasifik, termasuk melawan Tiongkok.
Seorang pejabat pertahanan menepis kekhawatiran ini, dan menekankan kesiapan dan ketepatan sasaran yang berkelanjutan.
Operasi ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga serangan Yaman terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel di Laut Merah berhenti.
LEPAS LANDAS - Tangkap Layar Khaberni, Minggu (23/3/2025) yang menunjukkan jet tempur Amerika Serikat (AS) lepas landas dari Kapal Induk USS Harry S Truman yang berada di Laut Merah. AS dibantu Inggris, melancarkan serangan udara besar-besaran ke Yaman dengan dalih menghancurkan infrastruktur Houthi yang memblokade Laut Merah sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina atas agresi Israel. (khaberni/tangkap layar)
(oln/khbrn/anews/*)
Sentimen: negatif (100%)