Sentimen
Negatif (100%)
18 Apr 2025 : 19.30
Informasi Tambahan

Grup Musik: IZ*ONE

Kasus: pencurian, penganiayaan

Kronologi Dokter Spesialis Kulit Aniaya Sesama Dokter di Medan, Diduga Hendak Hapus Pengakuan Dosa - Halaman all

18 Apr 2025 : 19.30 Views 26

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Regional

Kronologi Dokter Spesialis Kulit Aniaya Sesama Dokter di Medan, Diduga Hendak Hapus Pengakuan Dosa - Halaman all

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - RI, seorang dokter spesialis kulit dan kelamin di Kota Medan, Sumatera Utara menjadi tersangka kasus penganiayaan terhadap sesama dokter.

RI diduga menganiaya dokter Dewiyana Simbolon hingga korban mengalami pecah bibir dan mengalami luka lebam di sejumlah bagian tubuh.

Dokter Dewiyana Simbolon merupakan bawahan dokter RI.

Penetapan tersangka terhadap dokter RI dilakukan setelah polisi menerima laporan dari dokter Dewiyana Simbolon.

Kasat Reskrim Polrestabes Medan AKBP Bayu Putro Wijayanto mengatakan penetapan tersangka terhadap dokter RI dilakukan usai pihaknya melakukan penyelidikan dan menemukan bukti permulaan yang cukup.

"Dokter sudah naik penyidikan dan penetapan tersangka, beberapa waktu lalu," kata AKBP Bayu Putro Wijayanto, Jumat (18/4/2025).

Bayu menjelaskan, setelah penetapan tersangka, penyidik sudah melayangkan surat panggilan pertama terhadap dokter RI untuk pemeriksaan.

"Ini sudah panggilan tersangka. Kalau keterangan sesuai fakta, temuan, tindak pidana, nanti akan melakukan langkah lebih lanjut," ucapnya.

Kuasa Hukum korban, Redyanto Sidi, mengatakan pihaknya sedang menunggu Surat Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP) dari Polrestabes Medan.

Informasi yang didapatnya, dr RI sudah ditetapkan sebagai tersangka.

"Mereka sudah melakukan gelar dan menetapkan tersangka atas dugaan pencurian dengan kekerasan yang dilakukan oknum dokter kepada stafnya. Kita masih menunggu surat resmi SP2HP-nya dan kita berharap Polres bisa mengatensi perkara ini," kata Redyanto.

Kronologi Kejadian Versi Korban

Dokter Dewiyana Simbolon mengaku dirinya bekerja di klinik milik dokter RI yang berlokasi di Kampung Lalang, Kecamatan Medan Sunggal.

Peristiwa penganiayaan yang menimpa dirinya terjadi pada Senin 4 November 2024 malam.

Awalnya Dewiyana sedang membahas pekerjaan dengan dokter RI.

Tiba-tiba handphonenya berdering karena ibunya menelpon dan ia pun mengangkatnya.

Ia sempat meminta izin untuk mengangkat telepon.

Namun dokter RI malah mencoba merampas dan memeriksa handphonenya.

Menurut dugaan Dewiyana, dokter RI curiga ada percakapan antara mereka berdua yang direkam.

Sehingga dokter RI emosi, langsung menganiaya Dewiyana secara membabi-buta.

"Jadi di situ dia curiga percakapan malam itu saya rekam, makanya dia minta handphone saya secara paksa meski saya bilang itu bukan kapasitas dia memeriksa," kata Dewiyana Simbolon, Jumat (18/4/2025).

Tanpa basa-basi, dokter RI bangun dari tempat duduknya dan langsung menghantam Dewiyana.

"Dipukul sampai bibir atas saya pecah, robek, rahang juga lebam. saya jatuh tersungkur. Di situ saya dihajar membabi buta, seolah dia lagi menghajar binatang," ujarnya.

Saat kejadian, di dalam ruangan hanya ada Dewiyana dan dr RI.

Sedangkan beberapa orang lainnya berada di luar ruangan, seolah-olah menunggu dan mengawasi.

Menurut dugaan Dewiyana, dr RI menganiaya dirinya dilatarbelakangi adanya isi pesan sekaligus pengakuan dosa dr RI, telah melakukan penganiayaan kepada kekasihnya 2 pekan sebelumnya.

"(Ketakutan dia apa) Dia ngirim WA ancaman ke handphone saya, terus ada percakapan dia seperti pengakuan dosa yang mana dia menceritakan awal mula dia memukul teman saya. Jadi dua minggu sebelum kejadian saya, dia ada mukul perempuan juga. jadi kemungkinan itu yang mau dia hapus," lanjut dia.

Setelah kejadian tersebut, korban pun melaporkan dokter RI ke Polrestabes Medan.

"Saya sudah buat laporan polisi, visum, dan bukti kita sudah serahkan ke polisi," kata Dewiyana Simbolon.

(tribunnews.com/ tribunmedan.com/ Fredy Santoso)

Sebagian dari artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Aniaya Bawahan, Dokter Ternama Spesialis Kulit dan Kelamin di Kota Medan Jadi Tersangka

Sentimen: negatif (100%)