Sentimen
Informasi Tambahan
Grup Musik: APRIL
Kab/Kota: Sungai Bambu, Tanjung Priok
Kasus: Kemacetan
Macet Horor buat Sopir Truk di Tanjung Priok: Jalan 500 Meter Butuh 6 Jam Megapolitan 18 April 2025
Kompas.com
Jenis Media: Metropolitan
/data/photo/2025/04/18/6801d13f994dd.jpg?w=400&resize=400,225&ssl=1)
Macet Horor buat Sopir Truk di Tanjung Priok: Jalan 500 Meter Butuh 6 Jam Tim Redaksi JAKARTA, KOMPAS.com - Sopir truk kontainer, Jaya (61), menceritakan pengalamannya terjebak macet di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (17/4/2025). Dari grup WhatsApp yang beranggotakan para sopir truk kontainer, Jaya mendapatkan kabar bahwa wilayah Pelabuhan Tanjung Priok macet total akibat aktivitas bongkar muatan. Namun, karena memiliki tanggung jawab pekerjaan, Jaya tetap bertolak ke arah New Priok Container Terminal One (NPCT1) pada Kamis dini hari untuk melakukan bongkar muat. Jaya pun mengaku terkejut saat tiba di Jalan Yos Sudarso arah Pelabuhan Tanjung Priok pada pukul 05.00 WIB. Ia mendapati kepadatan lalu lintas terjadi di depan mata. Bahkan, laju kendaraan sempat berhenti total selama beberapa waktu. “Sampai NPCT 1 itu jam 11.00 WIB. Kan berarti 6 jam. Padahal, paling 500 meter doang,” kata Jaya sambil menggelengkan kepala ketika ditemui di wilayah Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (18/4/2025). Jaya hanya bisa pasrah untuk menunggu giliran hingga akhirnya tiba di NPCT 1. Selama enam jam, dia cuma bisa menahan rasa pegal akibat terus-menerus menginjak kopling dan rem. Jaya sempat memesan makanan di sebuah warung nasi di pinggir Jalan Yos Sudarso. Padahal, saat itu ia mengemudi tanpa didampingi kondektur. “Ya ada yang jualan kemarin. (Saya) tanpa kondektur. Kalau ada kondektur, harus bayar kan. Lebih boros, komisi cuma Rp 140.000 untuk satu hari satu malam,” ujar Jaya. Kini, Jaya kembali harus mengantar muatan ke NPCT 1. Ia mengatakan, kepadatan lalu lintas pada Kamis kemarin jauh lebih parah dibandingkan dengan Jumat pagi ini. Pantauan Kompas.com di lokasi pada Jumat pukul 09.05 WIB, kepadatan arus lalu lintas mulai terlihat sejak memasuki wilayah Kelurahan Sungai Bambu hingga menjelang gerbang masuk Pelabuhan Tanjung Priok. Volume kendaraan sangat padat, didominasi oleh truk-truk kontainer yang antre untuk melakukan aktivitas bongkar muat di pelabuhan. Arus kendaraan bergerak lambat, bahkan kerap kali terhenti total. Beberapa sopir kontainer tampak kelelahan. Ada yang menyandarkan kepala ke kursi sambil mengangkat kaki ke atas kemudi saat menunggu antrean. Namun, begitu arus kembali bergerak, para sopir sigap menyalakan mesin kendaraan dan kembali melaju. Kemacetan tidak hanya disebabkan oleh truk kontainer. Mobil pribadi dan sepeda motor turut memadati ruas jalan. Para pemotor yang tidak sabar bahkan nekat melintas di trotoar demi mempercepat perjalanan. Sementara itu, pengendara roda dua yang tetap berada di jalur arteri pun mencoba mencari celah sekecil apa pun untuk menyelinap di antara kendaraan besar. Klakson panjang yang bersahut-sahutan menjadi pemandangan dan suara yang tak terhindarkan di tengah kemacetan tersebut. Terkait kemacetan yang terjadi, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) telah buka suara. Executive General Manager Pelindo Regional 2 Tanjung Priok, Adi Sugiri mengatakan, kemacetan terjadi karena padatnya kendaraan di sekitar pelabuhan dan meningkatnya aktivitas bongkar muat. Adapun aktivitas bongkar muat meningkat karena proses penerimaan dan pengiriman barang di terminal dilakukan secara bersamaan pasca-pembatasan operasional angkutan Lebaran. Ditambah lagi, perusahaan mengejar waktu sebelum libur panjang yang jatuh pada Jumat (18/4/2024) hingga Minggu (20/4/2025). Copyright 2008 - 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Sentimen: negatif (100%)