Sentimen
Negatif (100%)
17 Apr 2025 : 19.30
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: Bekasi, Manado

Keluarga Korban Tewas Disiksa Ungkap Perusahaan "Scamming" di Kamboja Milik WNI Megapolitan 17 April 2025

17 Apr 2025 : 19.30 Views 78

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Metropolitan

Keluarga Korban Tewas Disiksa Ungkap Perusahaan "Scamming" di Kamboja Milik WNI
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        17 April 2025

Keluarga Korban Tewas Disiksa Ungkap Perusahaan "Scamming" di Kamboja Milik WNI Tim Redaksi BEKASI, KOMPAS.com - Keluarga mendiang Ihwan Sahab (28) mengungkapkan perusahaan scamming tempat korban tewas disiksa di Kamboja milik warga negara Indonesia. Adik korban, Subiyantoro (23) mengatakan, pemilik perusahaan berasal dari Manado, Sulawesi Utara. "Saya nanya, 'bosnya orang Indonesia?', 'iya, orang Indonesia'. Orang Manado, dia bilang. Bos Alam, biasanya dipanggil satu perusahaan itu Bos Alam," ungkap Subiyantoro saat ditemui di kediamannya, Perumahan Villa Gading Harapan, RT 2/RW 22, Kebalen, Babelan, Kamis (17/4/2025). Subiyantoro mengatakan bahwa kakaknya meninggal setelah disiksa oleh 15 anak Bos Alam karena tak memenuhi target yang ditentukan perusahaan. Ironisnya, salah satu penyiksa asal Indonesia mengenali korban. Akan tetapi, ia tetap menyiksa korban karena tak mencapai target keuntungan yang ditentukan. "Ada yang dia kenal juga. Orang Indonesia itu yang keroyok dia, yang eksekusinya itu," jelasnya. Dalam kasus ini, keluarga merelakan jenazah korban dimakamkan di Kamboja lantaran terkendala biaya pemulangan ke Tanah Air yang mencapai ratusan juta. Keluarga meminta jenazah dimakamkan secara Islam. Selain itu, KBRI Phnom Penh juga diminta mendokumentasikan proses pemakaman. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa jenazah yang dimakamkan adalah Ihwan. "Harus ada bukti, foto, video proses pemandian, pengkafanan, shalat jenazah dan pemakaman secara komplet untuk memastikan bahwa itu jenazah kakak saya," jelasnya. Apabila tak didokumentasikan, keluarga akan menempuh jalur hukum. "Kalau tidak saya minta tanggung jawabnya ke KBRI. Bakal saya proses hukum kalau memang itu tidak ada," imbuh dia. Sebelumnya diberitakan, Ihwan Sahab dinyatakan tewas di Kamboja pada Senin (14/4/2025) pagi. Pihak keluarga menerima kabar korban meninggal setelah dihubungi oleh salah satu staf KBRI di Phnom Penh. Sebelum meninggal, korban sempat dirawat di rumah sakit setempat sejak 28 Maret 2025. Selama perawatan, korban beberapa kali melakukan panggilan video dengan sang adik. Dalam percakapan tersebut, korban mengaku disiksa selama dua hari oleh 15 pekerja asal China dan Indonesia di sebuah ruangan khusus karena tak memenuhi target yang ditentukan perusahaan. Sekujur tubuhnya disetrum hingga menimbulkan bekas luka berwarna hitam di bagian badan, kaki, bokong, dan tangan. Kedua matanya juga mengalami luka lebam. Selain itu, kepalanya turut menjadi sasaran penyiksaan hingga mengalami pendarahan otak karena dihantam benda tumpul oleh para pelaku. Tak kuat menahan siksaan, korban pun pingsan. Para pelaku kemudian membuang korban ke jalan raya tanpa mengenakan pakaian. Polisi setempat yang menemukan korban dalam keadaan sekarat kemudian mengevakuasi ke rumah sakit. Setelah beberapa hari mendapat penanganan medis, kondisi korban mulai membaik. Korban pun mulai bisa berkomunikasi. Akan tetapi, setelah itu kondisi kesehatan korban perlahan menurun hingga akhirnya pihak rumah sakit menyatakan korban meninggal pada Senin pagi. Saat ini, jenazah korban masih berada di rumah sakit Kamboja. Pihak keluarga memutuskan jenazah dimakamkan di Kamboja. Pasalnya, biaya pemulangan jenazah sangat besar, bisa mencapai ratusan juta. Copyright 2008 - 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: negatif (100%)