Sentimen
Negatif (100%)
17 Apr 2025 : 07.03
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Beijing, Moskow, Washington

Populer Internasional: China Batalkan Kontrak dengan Boeing - Kembalinya Kendaraan Lapis Baja Rusia - Halaman all

17 Apr 2025 : 07.03 Views 28

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Internasional

Populer Internasional: China Batalkan Kontrak dengan Boeing - Kembalinya Kendaraan Lapis Baja Rusia - Halaman all

TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer internasional dapat disimak di sini.

China membatalkan kontrak dengan Boeing, membuat perang dagang dengan AS semakin memanas.

Sementara itu, AS mengeluarkan ultimatum kepada Iran untuk pengayaan uranium.

Soal perang Rusia-Ukraina, kendaraan lapis baja Rusia kini mulai terlihat.

Berikut berita selengkapnya.

1. China Batalkan Kontrak dengan Boeing di Tengah Perang Dagang, Trump Tanggapi Sikap Beijing

Ketegangan antara Amerika Serikat dan China kembali memanas setelah Presiden Donald Trump menyatakan bahwa keputusan untuk melanjutkan perundingan dagang berada sepenuhnya di tangan Beijing.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt pada Selasa (15/4/2025) di tengah meningkatnya friksi antara dua ekonomi terbesar dunia.

“Bola ada di tangan China. China perlu membuat kesepakatan dengan kami. Kami tidak harus membuat kesepakatan dengan mereka,” ujar Leavitt saat membacakan pernyataan Trump, dikutip dari CNA.

Meskipun Trump disebut terbuka untuk kembali bernegosiasi, Leavitt menegaskan bahwa inisiatif harus datang dari pihak China.

Pernyataan Trump ini menyusul keputusan China untuk membatalkan kesepakatan besar dengan Boeing.

Trump mengungkapkan di media sosial bahwa Beijing telah memerintahkan maskapai penerbangannya untuk tidak menerima pengiriman pesawat dari produsen jet asal AS tersebut.

“Menariknya, mereka baru saja mengingkari kesepakatan besar dengan Boeing, dengan mengatakan bahwa mereka ‘tidak akan mengambil alih’ pesawat yang telah sepenuhnya dikomitmenkan,” tulis Trump dalam platform Truth Social.

Laporan dari Bloomberg News menguatkan pernyataan Trump, menyebut bahwa China tidak hanya menolak pengiriman jet Boeing, tetapi juga menghentikan pembelian peralatan dan suku cadang pesawat dari perusahaan-perusahaan Amerika.

BACA SELENGKAPNYA >>>

2. AS Ultimatum Iran: Stop Total Pengayaan Uranium atau Bersiap Perang

Amerika Serikat kembali mengeluarkan peringatan keras terhadap Iran.

Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, menyatakan Teheran harus "menghentikan dan menghilangkan" seluruh program pengayaan nuklirnya jika ingin mencapai kesepakatan dengan Washington.

“Setiap pengaturan akhir harus menetapkan kerangka kerja untuk perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan di Timur Tengah – yang berarti bahwa Iran harus menghentikan dan menghilangkan program pengayaan dan persenjataan nuklirnya,” kata Witkoff, Selasa (15/4/2025), dikutip dari Fox News dan Middle East Eye.

Pernyataan ini tampak berbalik arah dari komentarnya sehari sebelumnya, yang menyiratkan AS bisa menerima pengayaan uranium dalam tingkat rendah untuk energi sipil.

BACA SELENGKAPNYA >>>

3. Kendaraan Lapis Baja Rusia Telah Kembali, Ukraina Rilis Video Pergerakan MT-LB di Sekitar Zaporizhia

Setelah sebelumnya mengandalkan serangan infanteri ringan pada akhir tahun 2024 dan awal 2025, kepemimpinan militer Rusia di Moskow tampaknya kembali ke strategi awal, yakni mengerahkan tank, sepeda motor, bahkan kendaraan sipil untuk mengangkut pasukan penyerang ke garis depan.

Temuan tersebut dilaporkan Institut Studi Perang (Institute for the Study of War/ISW), seperti dikutip Kyiv Post.

ISW menilai Rusia beralih dari kendaraan berat ke infanteri ringan karena masifnya pergerakan pesawat nirawak milik Ukraina dalam menargetkan tank dan pengangkut personel lapis baja Rusia.

Juru Bicara Kelompok Pasukan Luhansk, Letnan Kolonel Dmytro Zaporozhets, mengatakan pada akhir pekan lalu bahwa Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU) berhasil menangkis serangan mekanis berskala kompi dari pasukan Rusia terhadap Stupochky (selatan Chasiv Yar) dan Klishchiivka (tenggara Chasiv Yar) pada hari Minggu (13/4/2025), di wilayah Donetsk yang diduduki.

BACA SELENGKAPNYA >>>

4. Hamas: Menyerah Bukan Pilihan, Netanyahu Lakukan Kejahatan Perang demi Masa Depan Politiknya Sendiri

Seorang pejabat senior Hamas menegaskan kembali bahwa menyerah bukanlah pilihan bagi kelompoknya.

Ia juga mengecam keras agresi Israel yang disebutnya sebagai perang genosida di Jalur Gaza, serta mengecam Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, melakukan kejahatan perang demi kelangsungan karier politiknya sendiri.

Mengutip PressTV, Sami Abu Zuhri, Kepala Biro Politik Hamas di luar negeri, menyatakan pada Selasa (15/4/2025) bahwa Hamas tidak akan pernah menyerah dan akan terus berjuang untuk memenuhi tuntutan rakyat Palestina.

Zuhri menegaskan komitmen Hamas untuk menggunakan segala bentuk tekanan dalam menghadapi rezim pendudukan.

Ia juga menyatakan bahwa Hamas telah merespons secara positif semua inisiatif gencatan senjata yang bertujuan memenuhi kebutuhan sah rakyat Palestina.

BACA SELENGKAPNYA >>>

5. 2 Dugaan Penyebab Jet Tempur F-16 Ukraina Bisa Dijatuhkan Rusia, Salah Satunya Terkait MEZ

Penyebab jet tempur F-16 milik Angkatan Udara Ukraina (AUF) bisa ditembak jatuh oleh militer Rusia masih menjadi teka-teki,

Jet tempur itu jatuh pada hari Sabtu, (12/4/2025), dan menewaskan pilotnya, yakni Pavlo Ivanov. AUF mengonfirmasi peristiwa itu pada hari yang sama.

“Kami menyampaikan dukacita mendalam kepada keluarga Paul. Dia gugur dalam pertempuran untuk membela tanah airnya dari para penyerbu,” kata UAF dikutip dari Kyiv Post.

Ukraina belum mengonfirmasi lokasi jatuhnya jet tersebut. Para blogger militer Rusia dan Ukraina mengklaim jet itu ditembak jatuh oleh rudal darat ke udara (surface to air missile).

Sehari kemudian Kementerian Rusia menyebut jet itu ditembak oleh sistem pertahananan udara.

“Sistem pertahanan udara menembak jatuh satu jet F-16 Ukraina, delapan bom udara berpemandu JDAM, tujuh rudal HIMARS buatan AS, dan 207 drone dengan sayap tetap,” kata kementerian itu dikutip dari Eurasian Times.

BACA SELENGKAPNYA >>>

(Tribunnews.com)

Sentimen: negatif (100%)