Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Garut
Kasus: pelecehan seksual
Simak Prosedur untuk USG Kehamilan Ini agar Tak Jadi Korban Pelecehan
Beritasatu.com
Jenis Media: Nasional

Jakarta, Beritasatu.com - Kasus dugaan pelecehan seksual oleh seorang dokter kandungan di Garut, Jawa Barat, menyita perhatian publik dan memunculkan pertanyaan mengenai bagaimana sebenarnya prosedur dari pemeriksaan USG kehamilan.
Publik dihebohkan dengan kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang dokter kandungan terhadap pasien ibu hamil yang melakukan USG di sebuah klinik di Garut, Jawa Barat.
Dokter berinisial MSF telah resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh pihak kepolisian dan saat ini sedang menjalani pemeriksaan intensif. Kasus ini menyoroti pentingnya pemahaman masyarakat tentang bagaimana seharusnya prosedur pemeriksaan kehamilan dilakukan, khususnya melalui ultrasonografi (USG).
Dengan mengetahui langkah-langkah pemeriksaan yang benar, diharapkan kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. Lalu, seperti apa sebenarnya prosedur USG kehamilan yang sesuai standar medis? Berikut lengkapnya!
Apa Itu USG Kehamilan?
Ultrasonografi (USG) adalah metode pemeriksaan medis yang menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk menghasilkan gambar dari bagian dalam tubuh. Dalam kehamilan, USG digunakan untuk memantau perkembangan janin serta mendeteksi adanya kelainan atau masalah kesehatan lainnya.
Prosedur ini sangat membantu dokter dalam mengambil keputusan terkait penanganan atau pengobatan yang dibutuhkan selama masa kehamilan.
Prosedur Pemeriksaan USG Kehamilan
Pemeriksaan USG dilakukan dengan menggunakan alat bernama transduser, yang ditempelkan pada kulit atau dimasukkan ke dalam vagina, tergantung kebutuhan medis. Berikut adalah tahapan pemeriksaannya:
Pasien diminta berbaring di tempat pemeriksaan.Dokter akan mengoleskan gel khusus pada area perut atau vagina agar gelombang suara dapat dipantulkan dengan baik.Transduser kemudian ditempelkan dan digerakkan pada area tersebut.Gelombang suara yang dipancarkan oleh transduser akan diproses menjadi gambar yang ditampilkan pada monitor.Setelah pemeriksaan selesai, gel dibersihkan dari tubuh pasien.Waktu pemeriksaan biasanya berkisar antara 30 hingga 60 menit.
Dalam beberapa kasus, terutama pada awal kehamilan, pemeriksaan dapat dilakukan secara transvaginal dengan memasukkan transduser ke dalam vagina untuk mendapatkan gambar yang lebih jelas.
Lokasi Pemeriksaan
Pemeriksaan USG sebaiknya dilakukan di fasilitas kesehatan yang memiliki peralatan memadai dan ditangani oleh tenaga medis profesional seperti rumah sakit, klinik bersertifikasi, atau puskesmas.
Tujuan Dilakukannya USG Kehamilan
USG dilakukan untuk berbagai tujuan penting, antara lain:
Mengonfirmasi adanya kehamilan dan menentukan usia kehamilan.Mengetahui jumlah janin dalam kandungan (kehamilan tunggal atau ganda).Mendeteksi detak jantung bayi.Menilai kondisi plasenta, rahim, dan ovarium.Mengidentifikasi potensi masalah seperti kehamilan ektopik atau risiko keguguran.
Selain itu, pemeriksaan USG juga dapat membantu mendeteksi gangguan genetik seperti sindrom down melalui tes skrining khusus seperti nuchal translucency scan, yang umumnya dilakukan antara usia kehamilan 9 hingga 13 minggu dan sering dikombinasikan dengan tes darah untuk hasil yang lebih akurat.
Pada trimester kedua dan ketiga, USG digunakan untuk:
Menilai pertumbuhan dan posisi janin.Mendeteksi adanya kelainan perkembangan.Mengetahui jenis kelamin bayi (jika diperlukan).Memantau kondisi cairan ketuban, plasenta, dan panggul ibu.
Jumlah pemeriksaan USG dapat berbeda-beda tergantung kondisi kehamilan dan hasil tes sebelumnya. Jika ada indikasi medis tertentu, pemeriksaan lanjutan mungkin diperlukan.
Memahami prosedur USG kehamilan tidak hanya penting bagi calon ibu, tetapi juga menjadi langkah pencegahan terhadap potensi pelanggaran etika medis. Pemeriksaan harus dilakukan sesuai standar medis, dengan penghormatan terhadap privasi dan kenyamanan pasien.
Sentimen: positif (98.8%)