Sentimen
Positif (100%)
14 Apr 2025 : 18.46
Informasi Tambahan

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: Bukit Duri

Tokoh Terkait
Abdul Haris

Abdul Haris

Di Balik Etalase Emas Almas Tersimpan Cerita Pertengkaran dan Kesabaran Megapolitan 14 April 2025

14 Apr 2025 : 18.46 Views 5

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Metropolitan

Di Balik Etalase Emas Almas Tersimpan Cerita Pertengkaran dan Kesabaran
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        14 April 2025

Di Balik Etalase Emas Almas Tersimpan Cerita Pertengkaran dan Kesabaran Editor JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah gemerlap etalase emas yang memantulkan cahaya sore, Almas (60), seorang pedagang emas di Pasar Bukit Duri , Jakarta Selatan, menyimpan cerita getir di balik lonjakan harga emas belakangan ini. Di balik senyum ramahnya, Almas mengaku tak jarang harus bersitegang dengan pelanggan, terutama mereka yang datang ingin menjual kembali emas lama mereka. “Banyak yang nawar juga, cuma jadi pedagang harus sabar juga. Kadang juga ada yang bikin berantem,” ujar Almas saat ditemui Kompas.com di tokonya, Minggu (13/4/2025). Pertengkaran itu, sering kali berawal dari ekspektasi pelanggan yang ingin emas mereka dibeli kembali dengan harga tinggi, bahkan sesuai dengan harga pasaran yang mereka lihat dari televisi. Almas mengenang, ada pelanggan yang dahulu membeli emas seharga Rp 800.000 per gram. Kini, saat harga emas meroket hingga Rp 1,8 juta per gram untuk emas 24 karat , mereka datang berharap bisa menjual dengan harga penuh. Sebagai pedagang, Almas hanya bisa menyesuaikan sebisanya. Ia tak sanggup membeli kembali dengan harga puncak pasar. “Misal dulu beli harga emas Rp 800.000, sekarang emas Rp 1,8 juta, paling saya bisa beli Rp 1,5 juta mendekati harga pasar,” jelasnya. Meski harga itu sudah memberinya ruang tipis untuk bertahan, banyak pelanggan tetap bersikukuh agar emas mereka dihargai penuh. “Mereka jual paling penginnya dipotong ongkos aja kaya Rp 30.000,” ucapnya pelan. Kondisi seperti itu membuat Almas kerap merasa terpojok. Ia harus mengalah dan menanggung risiko rugi, terutama saat harga naik dan emas lama masuk kembali ke tokonya. “Masalahnya, kalau dagang emas tuh, kalau naik sekarang, terus ada yang jual emas lama, ya, kita nombokin,” tutur Almas. Namun, dengan kesabaran yang terasah dari waktu ke waktu, Almas tak pernah menolak. Emas-emas yang dibeli akan dicuci ulang, dikembalikan kilauannya, lalu kembali menghiasi etalase toko—menanti pemilik baru yang datang di hari esok. (Reporter: Shinta Dwi Ayu : Editor: Abdul Haris Maulana) Copyright 2008 - 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: positif (100%)