Sentimen
Negatif (91%)
12 Apr 2025 : 05.47
Tokoh Terkait

RI Ekspor 53 Persen Mebel ke AS, Pengusaha Waspadai Tarif Trump

12 Apr 2025 : 05.47 Views 7

Beritasatu.com Beritasatu.com Jenis Media: Ekonomi

RI Ekspor 53 Persen Mebel ke AS, Pengusaha Waspadai Tarif Trump

Jakarta, Beritasatu.com - Pengusaha mebel dan produk kerajinan khas Indonesia mengaku mengkhawatirkan adanya kebijakan tarif resiprokal Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap Indonesia. Hal ini akan mengganggu kinerja sektor industri tersebut.

Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur mengungkapkan, AS merupakan pasar ekspor utama bagi Indonesia denga 53% produk mebel dan produk kerajinan di Tanah Air, dikirim ke Negeri Paman Sam.

Diketahui, AS menetapkan tarif untuk Indonesia sebesar 32%. Namun, kebijakan yang awalnya akan diberlakukan pada Rabu (9/4/2025) ini, akan ditunda hingga beberapa bulan ke depan.

"Sekarang ini, industri mebel dan kerajinan nasional ekspor ke AS sangat besar, 53,8% tepatnya. Itu kan sangat signifikan," ungkap Abdul Sobur dalam acara bincang Corporate Insight, Jumat (11/4/2025).

"Kalau terjadi pemberlakuan tarif masuk sampai 32%, pasti akan ada gangguan yang cukup besar," sambungnya.

Meski kebijakan tarif 32% dari AS ditunda, tetapi hal tersebut telah memberikan dampak pada kegiatan bisnis pelaku usaha mebel dan produk kerajinan.

Abdul Sobur mengungkapkan, para pembeli di AS memilih untuk menunda pembelian produk-produk asal Indonesia. Imbasnya, barang-barang tersebut menumpuk di gudang. Dan kas keuangan para pengusaha tentunya tersendat.

Mengingat kebijakan tarif resiprokal AS ditunda hingga beberapa waktu ke depan, para produsen ini telah mendesak para pembeli yang sudah memesan, untuk secepatnya menerima produk mebel dan kerajinan.

"Dampak dari pengumuman itu terjadi eskalasi yang tidak kita harapkan. Karena ada sejumlah penundaan pengiriman dan penumpukan di pabrik," bebernya.

"Ada pertimbangan dari para buyer kami di AS untuk menunda pengiriman, karena situasinya masih belum stabil di lapangan," pungkas Abdul Sobur terkait tarif Trump.

Sentimen: negatif (91.4%)