Sentimen
Positif (94%)
12 Apr 2025 : 06.23
Informasi Tambahan

Event: Perang Dunia II

Tokoh Terkait

Hadiri Antalya Diplomacy Forum, Prabowo Sampaikan Kekecewaan terhadap Dinamika Diplomasi Global - Halaman all

12 Apr 2025 : 06.23 Views 7

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Internasional

Hadiri Antalya Diplomacy Forum, Prabowo Sampaikan Kekecewaan terhadap Dinamika Diplomasi Global - Halaman all

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto menghadiri Antalya Diplomacy Forum (ADF) di Turkiye, Jumat (11/4/2025).

Dalam sesi tanya jawab, Presiden menyampaikan kekecewaan terhadap dinamika diplomasi global sekarang ini.

Presiden mengaku pesimis terhadap keberhasilan cara diplomasi dalam menyelesaikan masalah global.

"Terus terang, saya sekarang agak pesimis terhadap keberhasilan diplomasi. Tapi saya sadar, kita tidak bisa menyerah pada diplomasi," kata Prabowo.

Prabowo mengaku pesimis setelah melihat kenyataan yang terjadi sekarang ini.

Bagaimana realita di lapangan menunjukkan kelompok yang kuat bebas melakukan apapun terhadap kelompok yang lemah.

Kondisi sekarang kata Presiden Prabowo seperti pengulangan yang terjadi di masa lampau sebagaimana yang dituliskan sejarawan Yunani kuno, Thukidides.

"Kenapa saya pesimis? Karena apa yang kita lihat sekarang di dunia nyata, di realitas yang sedang terjadi, adalah pengulangan dari filosofi lama dari Thukidides seorang sejarawan Yunani kuno, yang mengatakan bahwa yang kuat akan melakukan apa pun yang mereka bisa, dan yang lemah harus menanggung apa yang harus mereka tanggung," kata Presiden.

Kondisi tersebut kata Prabowo sangat menyedihkan bagi sistem yang berdasarkan aturan (rules-based order) sebagaimana yang diciptakan negara-negara Barat setelah perang Dunia II.

"Jadi pepatah ini benar-benar sedang dimainkan di depan mata kita. Karena yang terjadi sekarang adalah, yang kuat yang benar. Siapa yang punya kekuatan, punya kemampuan, akan melakukan apa yang mereka inginkan. Dan ini sangat menyedihkan," kata Presiden.

Bagi Indonesia dan negara-negara berkembang di kawasan selatan (Global South) yang memiliki cita-cita menjadi seperti negara-negara Barat, kata Prabowo sangat menaruh harapan kepada sistem demokrasi.

PRABOWO TIBA DI ANTALYA - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto tiba disambut Diaspora Indonesia di Turkiye begitu tiba di Antalya, Turkiye, Jumat (11/4/2025). Mereka sengaja datang ke depan hotel tempat Prabowo singgah meski harus menempuh jarak yang tidak dekat. (Sekretariat Presiden)

Indonesia percaya pemisahan kekuasaan (trias politica), pada kebebasan berekspresi dan kebebasan berpendapat.

Prabowo kemudian mencontohkan sikap kepercayaan terhadap sistem demokrasi.

Ia pernah mencalonkan diri pada pemilihan Presiden dan Wakil Presiden selama empat kali, tiga di antaranya kalah.

"Jadi, apa yang ingin saya sampaikan adalah, saya percaya pada demokrasi," katanya.

Selain itu saat menjadi tentara, dirinya percaya dan patuh pada sistem pemerintahan yang berjalan.

Saat diminta Presiden untuk mundur dari militer atau dipecat, ia patuh melakukannya.

Padahal saat itu Prabowo mengaku memimpin pasukan militer terkuat di Indonesia.

"Saya pernah menjadi tentara. Seorang jenderal. Pernah memimpin pasukan militer terkuat di Indonesia. Tapi kemudian saya diminta untuk mundur. Secara langsung, saya dipecat. Tapi saya pernah bersumpah untuk menjunjung tinggi konstitusi. Dan konstitusi mengatakan dengan tegas bahwa presiden memiliki kekuasaan tertinggi atas angkatan bersenjata," katanya.

"Jadi ketika presiden saya meminta saya untuk mundur, saya langsung berkata: Siap, Pak. Tanpa ragu," kata Prabowo.

Tindakan-tindakan tersebut kata Prabowo menunjukkan bahwa dirinya percaya kepada sistem berbasis aturan.

Dirinya percaya pada demokrasi. Ia percaya diplomasi merupakan satu-satunya jalan dalam menyelesaikan masalah geopolitik global.

"Kami percaya pada sistem berbasis aturan. Tapi sekarang, kita menyaksikan sendiri--seperti yang disampaikan oleh Presiden Erdogan--anak-anak yang tidak bersalah, perempuan, dan pria tak bersenjata dibantai di depan mata dunia," katanya.

"Inilah yang saya maksud. Saya tetap percaya bahwa diplomasi adalah satu-satunya jalan, jalan terbaik," katanya.

Namun Presiden mengatakan bahwa sekarang ini setiap negara harus bersiap-siap menghadapi kemungkinan kondisi terburuk.

Kondisi dimana sumber daya yang dimiliki setiap negara akan tersita untuk pertahanan, padahal seharusnya sumber daya tersebut digunakan untuk mengentaskan kemiskinan dan kelaparan.

"Sekarang malah harus dialokasikan untuk pertahanan. Karena kita tidak tahu, bulan depan, minggu depan, apa yang akan terjadi. Jadi, ini menyedihkan. Tapi, ya, kalau Anda tanya, saya tetap bilang: diplomasi adalah jalan yang harus kita tempuh," pungkasnya.

Sentimen: positif (94.1%)