Sentimen
Negatif (88%)
10 Apr 2025 : 14.04
Informasi Tambahan

Grup Musik: APRIL

BEI Uji Kebijakan ARB 15% dan Trading Halt Bertingkat

10 Apr 2025 : 14.04 Views 7

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Ekonomi

BEI Uji Kebijakan ARB 15% dan Trading Halt Bertingkat

PIKIRAN RAKYAT - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi menerapkan kebijakan baru yang memengaruhi sistem perdagangan saham di Indonesia.

Kebijakan ini mengatur ulang batas Auto Rejection Bawah (ARB) dan mekanisme penghentian sementara perdagangan (trading halt), yang kini juga diikuti dengan simulasi transaksi saham terbaru agar pelaku pasar dapat menyesuaikan diri secara optimal.

“Penyesuaian ini dilakukan dalam rangka menjaga perdagangan efek yang teratur, wajar, dan efisien,” ucap Kautsar Primadi Nurahmad, Sekretaris Perusahaan BEI dalam siaran pers resmi, Selasa 8 April 2025.

“Kami juga memberikan ruang bagi investor untuk menyesuaikan strategi dengan kebijakan baru," ucapnya menambahkan.

Kebijakan Baru: ARB 15% dan Trading Halt Bertingkat

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi BEI:

ARB disesuaikan menjadi maksimal 15% untuk: Saham di Papan Utama, Papan Pengembangan, dan Papan Ekonomi Baru Exchange-Traded Fund (ETF) Dana Investasi Real Estat (DIRE) Mekanisme trading halt berdasarkan penurunan IHSG: >8%: Trading halt 30 menit >15%: Tambahan trading halt 30 menit >20%: Trading suspend hingga akhir sesi atau lebih dari satu sesi atas persetujuan OJK Simulasi Transaksi Saham

Untuk memahami dampak nyata kebijakan ini, BEI telah merancang simulasi transaksi saham terbaru yang menggambarkan situasi pasar dengan ARB 15%. Berikut adalah ilustrasinya:

Simulasi 1: Penurunan Harga Saham Hingga Batas ARB

Saham PT ABCD Tbk ditutup kemarin di harga Rp1.000. Hari ini, pasar sedang dilanda sentimen negatif, dan saham ABCD mulai turun. Dengan kebijakan baru, harga hanya bisa turun maksimal 15% dalam satu sesi perdagangan, yakni:

Rp1.000 - (15% x Rp1.000) = Rp850

Jika harga turun sampai Rp850, sistem akan otomatis menolak order jual di bawah harga tersebut (auto reject bawah). Implikasi: Investor tidak bisa menjual saham di bawah Rp850. Mencegah panic selling ekstrem. Memberi waktu kepada investor untuk mengevaluasi informasi pasar.

Simulasi 2: Trading Halt karena IHSG Anjlok

IHSG dibuka di 6.800. Di tengah sesi pagi, IHSG turun drastis hingga 6.200, atau sekitar 8,8%. Sistem BEI otomatis melakukan trading halt 30 menit. Setelah perdagangan dibuka kembali, IHSG kembali anjlok ke 5.700 (penurunan 16,1%). Trading halt kedua dilakukan selama 30 menit. Jika IHSG turun lagi ke 5.400 (turun 20,6%), maka trading suspend diberlakukan.

Tujuan simulasi ini adalah:

Melatih pelaku pasar menghadapi krisis. Mengedukasi investor agar tidak panik. Menjaga kestabilan pasar secara sistemik. BEI: Edukasi Investor Jadi Prioritas

BEI menekankan bahwa implementasi kebijakan ini bukan hanya soal teknis perdagangan, tetapi juga menyangkut literasi dan kesiapan investor.

“Dalam penerapan kebijakan ini, BEI juga telah mempertimbangkan best practice pada Bursa-bursa di dunia serta memperhatikan masukan pelaku pasar,” tutur Kautsar.

BEI juga telah menyediakan berbagai sarana edukasi, termasuk simulasi daring, modul pelatihan, hingga workshop digital trading bagi investor ritel dan institusi.

Apa yang Harus Dilakukan Investor?

Dengan kebijakan baru ini, investor disarankan untuk:

Memonitor pergerakan pasar secara aktif Memahami batas risiko portofolio masing-masing Tidak terburu-buru menjual saat pasar bergejolak Menggunakan fitur-fitur proteksi seperti stop loss atau limit order

Simulasi transaksi saham yang dilakukan BEI dapat dijadikan referensi penting untuk mempersiapkan langkah strategis di tengah volatilitas pasar yang tinggi.***

Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

Sentimen: negatif (88.9%)