Sentimen
Negatif (100%)
8 Apr 2025 : 08.54
Informasi Tambahan

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: Kebon Jeruk, Palu

Kasus: mayat

Tokoh Terkait
Ade Ary Syam

Ade Ary Syam

Kombes Ade Ary Syam Indradi

Kombes Ade Ary Syam Indradi

Kepingan "Puzzle" Kematian Wartawan di Hotel Jakbar: Infeksi Paru dan Obat-obatan Megapolitan 8 April 2025

8 Apr 2025 : 08.54 Views 29

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Metropolitan

Kepingan "Puzzle" Kematian Wartawan di Hotel Jakbar: Infeksi Paru dan Obat-obatan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 April 2025

Kepingan "Puzzle" Kematian Wartawan di Hotel Jakbar: Infeksi Paru dan Obat-obatan Tim Redaksi   JAKARTA, KOMPAS.com - Wartawan asal Palu, Sulawesi Tengah, bernama Situr Wijaya (32), ditemukan tewas di dalam kamar hotel D’Paragon Kebon Jeruk, Jalan Perjuangan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (4/4/2025) malam. Polisi yang mendapatkan informasi penemuan jasad korban ini langsung mendatangi lokasi tempat kejadian perkara (TKP). Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Arfan Zulkan Sipayung mengungkapkan, pihaknya mengumpulkan barang bukti terkait kematian Situr tersebut. “Saksi sudah kami periksa, tiga orang. Dari pihak hotel dan RT,” ungkap Arfan saat dikonfirmasi, Sabtu (5/4/2025). Saat itu, penyidik belum bisa menyimpulkan penyebab kematian Situr. Sebab, penyidik menunggu hasil otopsi dari Rumah Sakit (RS) Polri Kramatjati, Jakarta Timur. Meski begitu, terdapat lebam berwarna biru pada jasad bagian badan korban. Hanya saja, Arkan menilai itu merupakan lebam mayat, bukan benda tumpul atau tindak kekerasan. “Hasil visum sementara ya, itu luka lebam pada tubuh korban adalah lebam normal jenazah. Belum ditemukan adanya akibat benda tumpul atau semacamnya,” tegas dia. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengungkapkan, polisi menemukan sejumlah obat-obatan saat olah TKP di kamar hotel D’Paragon Kebon Jeruk. “Promag tablet, mycoral ketoconazole (obat jamur), rifampicin (antibiotik - mencegah dan mengobati penyakit akibat infeksi bakteri seperti tuberkulosis,” ungkap Ade Ary dalam keterangannya, Minggu (6/4/2025). Selain itu, polisi juga menemukan produk perawatan wajah Viva White Clean & Mask Berdasarkan hasil otopsi, korban merupakan pria berusia 32 tahun, dengan tinggi badan 156 sentimeter dan bergolongan darah B. “Terdapat indikasi adanya infeksi pada paru-paru, dugaan dokter yaitu penyakit TBC,” ungkap Ade Ary. Namun, untuk memastikan apakah korban menderita penyakit TBC atau tidak, penyidik masih menunggu hasil pemeriksaan toksikologi dan histopatologi. Luka lecet pada bibir korban diduga disebabkan oleh benturan dengan benda tumpul, kemungkinan Situr sempat terjatuh dan membentur lantai. Sementara itu, paru-paru kanan menunjukkan perlengketan hebat pada hampir seluruh permukaannya dengan dinding dada, yang mengindikasikan adanya infeksi paru-paru. “Terdapat massa dugaan infeksi pada paru kanan bagian atas. Lalu, adanya perbendungan pada hampir seluruh organ-organ tubuh,” urai dia. Sedangkan Terhadap nasi dan sayuran setengah tercerna pada isi lambung korban. "Perkiraan waktu kematian diperkirakan antara 8 hingga 24 jam sebelum pemeriksaan luar, yaitu antara 4 April 2025 pukul 04.00 WIB hingga 20.00 WIB,” tegas dia. Hasil otopsi juga menunjukkan tidak ada tanda kekerasan, baik luka jeratan maupun luka sayatan. “Adanya memar pada bagian tubuh akibat lebam mayat. Sebab pasti kematian, menunggu hasil pemeriksaan toksikologi dan histopatologi,” pungkas dia. Sebelum Situr ditemukan tewas, diketahui ada seorang perempuan yang memesan ambulans untuk mengantarkan korban. Hal itu diungkapkan oleh Subadria Nuka, kuasa hukum dua saksi berinisial SF dan AS. Keduanya merupakan pemilik dan sopir ambulans yang datang ke tempat kejadian perkara (TKP) sesuai pesanan dari perempuan tersebut. “Kehadiran klien kami di hotel tersebut atas adanya orderan dari seorang wanita yang mengaku teman dekatnya korban,” kata Subadria kepada wartawan, Senin (7/4/2025). Dalam percakapan melalui WhatsApp saat memesan ambulans, perempuan itu menyebut korban sedang sakit dan meminta agar Situr diantar ke rumah sakit terdekat. Usai menerima orderan tersebut, SF dan AS bergegas menunju titik penjemputan. Keduanya juga sempat bertemu dengan perempuan yang memesan ambulans. Mereka langsung diarahkan oleh perempuan ke dalam kamar hotel. “Setelah di dalam hotel, ternyata almarhum ini sudah tergeletak, tanpa menggunakan baju, hanya celana pendek,” ujar dia. “Dilihat, ‘ini mah sudah lewat, meninggal, mohon maaf, sudah lama ini meninggalnya, sudah berjam-jam, sudah membiru’,” kata Subadria melanjutkan. Pada saat yang sama, pengurus RT setempat dan pihak hotel turut menyaksikan kejadian tersebut. “Jadi, bukan klien saya sendiri. Ada perempuan ini. Perempuan ini mengaku sebagai teman dekat atau teman intinya. Alasan dia, nanti keluarganya akan datang langsung ke rumah sakit,” ungkap dia. Ketika itu, perempuan yang mengaku teman dekat korban sempat ditawarkan agar melaporkan ke pihak berwajib. “Tapi kata dia, ‘Nanti keluarganya akan langsung datang ke RS’. Ya sudah, ikut saja ke RS,” ujar dia. Walau begitu, menurut pengakuan kliennya, mereka tidak melihat ada luka sayatan pada tubuh korban. Copyright 2008 - 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: negatif (100%)