Sentimen
Undefined (0%)
25 Mar 2025 : 19.06
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Dukuh, Sragen

Kasus: kebakaran, mayat

Kronologi Bocah 7 Tahun di Sragen Hilang hingga Ditemukan Meninggal di Sungai

25 Mar 2025 : 19.06 Views 10

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Kronologi Bocah 7 Tahun di Sragen Hilang hingga Ditemukan Meninggal di Sungai

Esposin, SRAGEN -- Kisah tragis dialami bocah berusia tujuh tahun di Masaran, Sragen, Jawa Tengah. Bocah berkebutuhan khusus bernama Alfa Rizqi itu hilang selama dua hari sebelum akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di aliran sungai kecil area Permakaman Umum Prampalan, Masaran, Sragen, Selasa (25/3/2025) sekitar pukul 12.06 WIB.

Kisah tragis ini berawal saat warga Dukuh  Ngasinan Wetan, Desa Gebang, Kecamatan Masaran, Sragen, diketahui menghilang lantaran meninggalkan rumah sejak Senin (24/3/2025) pukul 14.00 WIB hingga Selasa (25/3/2025) siang belum kembali. 

Alfa Rizqi adalah anak bungsu dari anggota Kodim 0725/Sragen, Serma Edi Susilo, yang kini menjabat Bintara Tinggi Tata Usaha dan Urusan Dalam Koramil Masaran.

Menurut sang ayah, bocah itu biasanya tidak pernah pergi jauh dari rumah. Dia tidak tahu penyebab anak itu keluar.

Sementara itu, Komandan Kodim 0725/Sragen Letkol (Inf) Ricky Julianto Wuwung melalui Kasdim 0725/Sragen Mayor (Inf) Kamalita saat ditemui wartawan, Selasa siang, menerangkan informasi dari keluarga pada Senin, pukul 14.00 WIB, anak itu keluar rumah tanpa diketahui kedua orang tuanya. 

Setelah ditunggu-tunggu, kata dia, tidak kembali dan akhirnya orang tua dan dibantu warga setempat mencari bocah itu hingga Senin malam ternyata belum ketemu.

"Kemudian kejadian itu dilaporkan ke Kodim. Kemudian semua prajurit yang siaga dan warga bersama tim SAR melakukan pencairan. Bocah itu memang anak bungsu dari tiga bersaudara dari anggota Kodim yang kini menjadi Bati Tuud Koramil Masaran. Total ada 45 personel TNI yang diterjunkan mencari bocah itu," jelas Kasdim.

Penemuan Mayat 

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen, R. Triyono Putro, kepada Espos, Selasa (25/3/2025), menerangkan awalnya BPBD mendapat laporan resmi dari Camat Masaran tentang seorang bocah meninggalkan rumah atas nama Alfa Rizqi, 7, warga Dukuh Ngasinan Wetan, Desa Gebang, Masaran, Sragen. 

Berdasarkan laporan itu, Triyono langsung berkoordinasi dengan relawan SAR gabungan untuk membuka operasi SAR.

“Dalam pencarian korban, tim dibagi menjadi tiga kelompok yakni dua tim penyisiran di darat dengan menggunakan drone dan menyusuri areal persawahan dan serta tim penyisiran di sungai kecil yang alirannya sekitar 200 meter dari rumah korban. Pencarian pertama dilakukan dengan radius 1 km belum ditemukan. Kemudian penyisiran diperluas sampai radius 2 km dari lokasi awal sampai jembatan perbatasan Dukuh Ngunut dan Ngasinan dan ternyata masih nihil,” jelas Triyono.

Untuk mencari bocah hilang itu tim kelompok air, jelas dia, menyusuri sungai kecil sampai bawah jembatan perbatasan Ngunut dan Ngasinan hingga ke wilayah Pilang Payung. 

Di bawah jembatan itu, jelas dia, ada kedung dan tim SAR semua fokus pencarian di kedung itu. Dia mengatakan tim menyusuri sampai ke Jembatan Pilang Payung hingga ke Jembatan Prampalan. 

“Akhirnya korban ditemukan meninggal dunia oleh tim SAR di aliran sungai kecil areal permakaman umum Prampalan, Masaran, Sragen. Korban dievakuasi menuju ke rumah duka. Sesampainya di rumah duka, korban diperiksa oleh tim paramedis PMI Sragen. Korban diserahkan kepada pihak-pihak berwajib. Dengan demikian operasi SAR ditutup dan seluruh unsur yang bergabung supaya kembali ke organisasi mereka masing-masing,” jelas dia.

Triyono menerangkan korban ditemukan pada jarak 1,89 km dari lokasi awal korban. Dia menerangkan lokasi awal di Dukuh Ngasinan Wetan, Desa Gebang, Masaran. 

Dia mengatakan korban ditemukan sesuai dengan ciri-ciri korban, pakai baju putih, celana kolor warna cokelat; laki-laki, rambut lurus dan berkebutuhan khusus. Korban meninggalkan rumah pada Senin (24/3/2025) pukul 14.00 WIB dan ditemukan Rabu pukul 12.06 WIB atau selama 22 jam berhasil ditemukan.

“Anaknya memang suka hujan-hujanan. Kalau pergi anak itu tidak pernah jauh dari rumah dan suka bermain sendiri. Musibah itu membuat keluarga syok. Dalam pencarian itu dilakukan tim gabungan dari BPBD, Relawan, PMI, dan Pemadam Kebakaran [Damkar] Satuan Polisi Pamong Praa [Satpol PP], TNI, Polri, dan pemangku wilayah Gebang serta ditambah relawan SAR lainnya,” jelas dia.

 

Sentimen: neutral (0%)