Sentimen
Undefined (0%)
25 Mar 2025 : 15.32
Informasi Tambahan

Agama: Hindu, Islam

Event: Hari Raya Nyepi

Kab/Kota: Boyolali, Solo

Jelang Nyepi, Umat Hindu Gelar Upacara Melasti Tanpa Kirab di Banyudono Boyolali

25 Mar 2025 : 15.32 Views 11

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Jelang Nyepi, Umat Hindu Gelar Upacara Melasti Tanpa Kirab di Banyudono Boyolali

Esposin, BOYOLALI--Menjelang Hari Raya Nyepi, ratusan umat Hindu dari Boyolali dan Solo menggelar ritual Melasti atau Mendak Tirta Tahun 1947 Saka di Umbul Siti Inggil, Desa Bendan, Kecamatan Banyudono, Boyolali, Selasa (25/3/2025).

Pada Upacara Melasti 2024 ini, tak ada arak-arakan seperti perayaan tahun kemarin. Umat Hindu langsung menuju lokasi kemudian melakukan doa bersama dan mengambil air suci atau mendak tirta di Umbul Siti Inggil.

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Banyudono, Boyolali, Heru Kuncoro, menjelaskan Mendak Tirta adalah upacara penyucian atau membersihkan benda-benda keramat di tempat suci atau pura.

Setelah itu terdapat proses pengambilan tirta atau air yang bakal digunakan untuk upacara Tawur Agung saat di Prambanan maupun saat sembahyang di pura masing-masing.

Dalam Mendak Tirta, umat Hindu mengambil air dari sumber mata air. Terlihat air di umbul tersebut berasal dari dalam tanah dan terlihat membentuk gelembung-gelembung yang menguak ke permukaan.

“Kegiatan Melasti adalah salah satu rangkaian Upacara Nyepi. Melasti dilaksanakan awal sebelum Nyepi. Biasanya dilaksanakan tiga hari sebelum Nyepi,” ungkap Heru kepada wartawan seusai acara.

Ia menjelaskan kegiatan Mendak Tirta dilaksanakan di Umbul Siti Inggil karena dipercaya sebagai sumber air tertinggi di wilayah Banyudono.

“Bahwa sumber mata air di sini dianggap paling sesuai, paling cocok, dan dikatakan Siti Inggil karena yang paling atas. Di atas sini sudah enggak ada, ada pun jauh atau sangat dalam. Di sini yang paling atas,” kata dia.

Ia berharap dengan rangkaian upacara menyambut hingga perayaan Nyepi dapat membuat umat Hindu di seluruh dunia, khususnya di Banyudono, dapat diberikan keselamatan.

“Nyepi adalah satu bentuk upacara menghilangkan energi negatif baik di alam atau makrokosmos, atau di dalam ada mikrokosmos,” kata dia.

Ditanya soal alasan tidak memakai kirab seperti tahun sebelumnya, Heru mengatakan hal tersebut sebagai wujud penghormatan kepada umat Islam yang melakukan puasa Ramadan. Sehingga, pelaksanaan Mendak Tirta dilaksanakan lebih sederhana.

“Takutnya mengganggu kekhusyukan mereka dalam ibadah puasa. Akhirnya disepakati tidak memakai arak-arakan tapi langsung ke lokasi. Mungkin untuk tahun depan bisa jadi memakai [arak-arakan],” kata dia.

Selanjutnya, ia mengatakan akan ada pula arak-arakan ogoh-ogoh pada Jumat (28/3/2025) malam. Ogoh-ogoh diarak seusai pelaksanaan mecaru setelah magrib.

“Biasanya ada muda-mudi umat lain yang turut berpartisipasi, minta mau ikut, akhirnya nanti pelaksanaannya tidak seperti tahun kemarin rencananya diundur sehabis tarawih,” kata dia.

Sementara itu, Sekretaris Desa Bendan, Robi Pramono, dalam sambutannya mengatakan Upacara Mendak Tirta sebagai wujud kebhinekaan yang luar biasa, toleransi, dan keberagaman.

“Upacara ini mengangkat Boyolali sebagai tempat seni dan budaya. Acara hari ini sangat luar biasa untuk membangun komunikasi yang baik. Guyub rukun antara pemerintah daerah dan umat Hindu serta tokoh di wilayah Boyolali,” kata dia. 

Sentimen: neutral (0%)